Apa tujuan burung hantu keluar di malam hari brainly?

Apa tujuan burung hantu keluar di malam hari brainly?

oleh : Rifqi Ilman Sanjaya

Tanaman pangan merupakan segala jenis tanaman yang dibudidayakan dengan tujuan sebagai sumber makanan pokok. Tanaman pangan biasanya merupakan tanaman yang dapat menghasilkan karbohidrat dan protein. Di Indonesia, tanaman pangan yang sering dibudidayakan adalah padi, jagung, singkong dan sagu. Oleh sebab itu, hasil produksi tanaman pangan sangat penting untuk pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat di Indonesia baik pemenuhan secara kuantitas maupun kualitas (Minarni dkk, 2017). 

Tikus merupukan salah satu hama yang sering mengganggu petani dalam kegiatan budidaya tanaman pangan. Hama tikus sering dijumpai pada budidaya tanaman padi. Serangan hama tikus pada persawahan dapat menimbulkan kerusakan fatal. Pada kasus yang paling fatal dapat mengakibatkan gagal panen sehingga perlu dilakukan pengendalian OPT pada kegiatan usah atani (Surachman dan Suryanto, 2007).

Pengendalian OPT pada kegiatan usaha tani merupakan hal yang penting. Pengendalian OPT berguna agar hasil produksi pertanian baik kualitas maupun kuantitas tetap terjaga. Salah satu pengendalian OPT yang dapat digunakan adalah pengendalian hayati (biological control). Pengendalian OPT ini memanfaatkan musuh alami hama tanaman. Meskipun begitu, diperlukan campur tangan manusia dalam melakukan pengendalian agen hayati (Sopialena, 2018).

Burung hantu merupakan salah satu musuh alami dari tikus sawah sehingga dapat dikategorikan sebagai agen hayati. Burung hantu termasuk hewan nokturnal yang biasa beraktivitas mencari makan dimalam hari. Pemanfaatan burung hantu sebagai pengendali hama tikus di persawahan tergolong lebih ramah lingkungan jika dibandingkan dengan pengendalian hama secara konvensional yang masih menggunakan bahan kimia. Burung hantu mampu memangsa 2 hingga 5 ekor tikus setiap harinya. Pemanfaatan burung hantu sebagai pengendali hama tikus sawah memberikan benefit yang sangat bagus jika dilakukan secara benar. Harapannya dengan pemanfaatan burung hantu sebagai pengendali hama tikus sawah dapat membantu petani dalam mengatasi permasalahan hama tikus serta dapat mengurangi penggunaan bahan kimia sebagai pengendali hama tikus dalam kegiatan budidaya tanaman pangan di Indonesia.  (Kaliky dkk, 2018). 

Tikus sawah merupakan salah satu hama jenis mamalia. Hama jenis ini biasanya merupakan hewan herbivora atau pemakan tumbuhan. Hama tikus memiliki kemampuan berkembang biak secara cepat serta mampu beradaptasi dengan berbagai kondisi agroekosistem yang ada. Jika populasi hama tikus tidak dapat terkontrol maka mengakibat kerusakan pada tanaman budidaya, bahkan akan meningkatkan resiko gagal panen.

Burung hantu dapat digunakan sebagai agen hayati dalam pengendalian hama tikus di persawahan. Burung hantu memiliki kemampuan memangsa 2 hingga 5 ekor tikus dalam semalam. Penggunaan agen hayati burung hantu tergolong aman bagi lingkungan sekitar sehingga akan mengurangi residu racun tikus pada daerah persawahan yang dapat beresiko mengganggu agroekosistem.

Pemanfaatan burung hantu sebagai pengendali hama tikus tergolong murah. Petani hanya perlu mengeluarkan modal untuk membeli burung hantu dan sangkar burung. Selain itu, burung hantu juga merupakan burung yang dapat dilatih sehingga resiko untuk kabur dapat diminimalisir.

Burung hantu yang biasa dimanfaatkan sebagai pengendali hama tikus adalah jenis barn owl (Tyto alba). Alasan memilih burung hantu jenis ini karena barn owl memiliki karakteristik mudah beradaptasi pada lingkungan perkotaan maupun persawahan. Selain itu, barn owl memilki ciri khas lebih rakus jika dibandingkan dengan burung hantu jenis lain.

Burung hantu memiliki kemampuan untuk mendengar suara tikus dalam radius 500 m. Burung hantu memiliki jangkauan terbang hingga 12 km. Barn owl dapat memangsa lebih dari 100 ekor tikus dalam sebulan dengan perkiraan dapat memangsa tikus sawah sebanyak 3600 ekor dalam setahun.

Pemanfaatan burung hantu sebagai pengendali hama tikus sudah banyak diterapkan di Indonesia. Salah satu penerapannya yaitu ada di Kecamatan Semboro Kabupaten Jember pada tahun 2015. Pemanfaatan burung hantu sebagai pengendali hama tikus di Kecamatan Semboro Kabupaten Jember tergolong berhasil. Petani disana sudah mampu untuk melatih burung hantu, mengerti cara pembuatan rumah burung hantu (rubuha), mengerti teknik pelepasan burung hantu serta teknik perawatan burung hantu (Haryadi dkk, 2016).

Kunci sukses dalam pengendalian hama tikus menggunakan agen hayati burung hantu adalah partisipasi dari semua petani dan dilakukan secara konsisten. Pengendalian hama tikus menggunakan agen hayati burung hantu yang dilakukan secara sendiri-sendiri tidak akan mendapatkan hasil yang optimal. Salah satu kendala dalam pemanfaatan agen hayati burung hantu adalah masyarkat yang masih belum sadar akan pentingnya menjaga kelestarian burung hantu. Banyak masyarakat yang mencoba untuk menembak maupun memburu burung hantu tanpa memikirkan efek keberlanjutan khususunya pada ekosistem persawahan. Sehingga diperlukan dukungan masyarakat banyak agar dapat menjaga kelestarian lingkungan di persawahan.

Pengendalian hama tikus pada budidaya tanaman pangan sangat penting dilakukan agar kegiatan usaha tani mendapatkan hasil yang optimal. Pengendalian OPT dengan menggunakan agen hayati burung hantu merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan oleh petani. Pemanfaatan burung hantu sebagai pengendali hama tikus dinilai memberikan keuntungan baik dari sisi biaya maupun lingkungan. Pengendalian menggunakan agen hayati dinilai dapat mengurangi konsumsi petani terhadap racun kimia yang biasa digunakan untuk mengendalikan hama tikus. Harapannya dengan pemanfaatan burung hantu sebagai pengendali hama tikus sawah dapat membantu petani dalam mengatasi permasalahan hama tikus serta dapat mengurangi penggunaan bahan kimia sebagai pengendali hama tikus dalam kegiatan budidaya tanaman pangan di Indonesia.  

Daftar Pustaka

  • Haryadi, N. T., M. W. Jadmiko., dan T. Agustina. 2016. Pemanfaatan Burung Hantu untuk Mengendalikan Tikus di Kecamatan Semboro Kabupaten Jember.
  • Kaliky, R., K. Yolanda., dan Sudarmaji. 2018. Peran Keanekaragaman Hayati untuk Mendukung Indonesia sebagai Lumbung Pangan Dunia. Seminar Nasional dalam Rangka Dies Natalis UNS ke 42 Tahun 2018, 2(1): 23-31.
  • , I. Warman., dan W. Handayani., 2017. Case-Based Reasoning (CBR) pada Sistem Pakar Identifikasi Hama dan Penyakit Tanaman Singkong dalam Usaha Meningkatkan Produktivitas Tanaman Pangan. Teknoif, 5(1): 41-47.
  • 2018. Pengendalian Hayati dengan Memberdayakan Potensi Mikroba. Samarinda: Mulawarman University Press.
  • dan W. A. Suryanto. 2007. Hama Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Masalah dan Solusinya. Yogyakarta: Kanisius.

Apa tujuan burung hantu keluar di malam hari brainly?

Apa tujuan burung hantu keluar di malam hari brainly?
Lihat Foto

shutterstock.com

Burung bertengger di kabel listrik

KOMPAS.com - Saat sedang berjalan-jalan ke luar rumah, tentu kita pernah melihat burung-burung kecil bertengger di kabel listrik.

Biasanya, jenis burung yang suka bertengger di kabel listrik adalah burung pengicau atau burung penyanyi.

Burung pengicau atau penyanyi merupakan ordo burung paling banyak yang punya lebih dari 5.700 spesies.

Burung penyanyi pun dapat ditemukan di setiap daratan Bumi, kecuali Antartika dan beberapa pulau samudra.

Baca juga: Serba-serbi Hewan: Kenapa Kucing Suka Menunjukkan Pantat?

Lantas, bagaimana burung bertengger di kabel?

Dilansir Sciencing, burung penyanyi memiliki kaki khusus yang dapat bertengger di cabang atau ranting.

Kaki burung penyanyi tidak memiliki bulu. Tiga jari kakinya mengarah ke depan dan satu jari kaki mengarah ke belakang yang membantu untuk mencengkeram.

Tendon fleksor yang menghubungkan kaki dan jari burung secara otomatis menekuk dan mengencang saat burung mendarat di tempat bertengger.

Dilansir Bobo, ahli biologi alam liar Mark LaBarr mengatakan bahwa burung penyanyi bertengger untuk mengawasi mangsa, bersiap migrasi, makan, tidur, dan istirahat.

Selama bertengger, burung juga dapat tidur di ranting dan kabel listrik tanpa jatuh. Ini karena tendon fleksor yang ada di kakinya dapat mengunci dengan kuat.