Apabila ingin menggambar suatu benda dengan ukuran yang sebenarnya maka dapat menggunakan proyeksi

Penulis : M. Wisnu Jadmika, S.Pd. (Guru Seni Rupa SMAN 1 Bayat)

BAB I.  APRESIASI SENI RUPA  (IPA)

Standar Kompetensi   : 1. Mengapresiasi karya seni rupa

Kompetensi Dasar      :

1.1. Mengidentifikasi  keunikan gagasan teknik dan bahan dalam karya  seni rupa  terapan Nusantara.

1.2.  Menampilkan sikap apresiatif atas keunikan gagasan dan teknik dalam karya seni rupa terapan Nusantara.

Seringkali kita melihat sesuatu di kejauhan kelihatan semakin kecil, dan semakin kabur. Padahal benda tersebut besarnya sama tetapi setelah kita letakkan di tempat yang jauh maka kelihatan semakin kelihatan kecil.  Juga kita sering melihat gambar konstruksi bangunan yang kelihatan dari berbagai arah. Seandainya kita perhatikan semakin lama semakin membingungkan.  Tahukah kalian bahwa semua permasalahan di atas adalah merupakan suatu kejadian perspektif penglihatan mata kita?

Untuk mempelajari beberapa permasalahan di atas mari kita pelajari tentang gambar proyeksi dan gambar perspektif.

I.    GAMBAR PROYEKSI

 Menggambar proyeksi adalah menggambar suatu objek nyata atau imajiner  terhadap suatu bidang datar dengan metode yang sistematis. Objek tersebut dapat berupa titik-titik, garis-garis, bidang-bidang, benda-benda atau perpaduan dari beberapa diantaranya yang ada di dalam ruangan. Hasilnya akan memberikan pengertian atau informasi tentang bentuk, ukuran dan posisi objek benda tersebut dalam bentuk dua dimensi.

Menggambar proyeksi pada dasarnya menggunakan garis atau sinar sebagai alat memproyeksikan objek benda, secara garis besar dibagi menjadi dua yaitu system paralel proyeksi dan system central proyeksi.

Di bawah ini adalah bagan proyeksi dan cabang-cabangnya.

Apabila ingin menggambar suatu benda dengan ukuran yang sebenarnya maka dapat menggunakan proyeksi

A.  PROYEKSI PARALEL

Proyeksi Paralel adalah apabila cara memproyeksikan objek dengan bantuan garis sejajar atau sinar sejajar, dengan demikian hasil gambarnya akan sama besar dengan bendanya.

Apabila ingin menggambar suatu benda dengan ukuran yang sebenarnya maka dapat menggunakan proyeksi

Proyeksi paralel dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu :

1.   Proyeksi Orthogonal

Proyeksi Orthogonal adalah gambar suatu objek dengan skala yang tepat, sedangkan ukuran yang dicantumkan adalah ukuran yang nyata atau sebenarnya. Proyeksi Orthogonal juga disebut proyeksi tegak lurus, sebab cara memproyeksikan benda dengan menarik garis tegak lurus terhadap bidang proyeksi melalui setiap titik sudut benda.  Pandangan mata kita juga satu arah tegak lurus terhadap benda tersebut . Kadang tidak jarang hanya disebut dengan proyeksi saja.

Apabila ingin menggambar suatu benda dengan ukuran yang sebenarnya maka dapat menggunakan proyeksi

Di dalam proyeksi orthogonal sistem Eropa, kedudukan bidang proyeksi terletak di belakang benda. Apabila arah pandang mata yaitu :

  1. Dari atas, gambar terletak di bidang proyeksi bawah
  2. Dari depan, gambar terletak di bidang proyeksi belakang
  3. Dari samping kiri, gambar terletak di bidang proyeksi kanan
  4. Dari samping kanan, gambar terletak di bidang proyeksi kiri

Sedangkan proyeksi orthogonal sistem Amerika kedudukan bidang proyeksi terletak di depan benda, sehingga hasil gambar akan selalu tampak sesuai dengan arah pandang mata. apabila arah pandang mata dari atas, gambarnya terletak di bidang proyeksi atas, dan seterusnya.

Arah pandang mata di dalam proyeksi orthogonal system Eropa cukup tiga dan hasil gambarnya pun tiga (3) buah sudut pandang yaitu ;

  • Tampak  atas,
  • Tampak  depan
  • Tampak  samping (kiri atau kanan saja).

Hasil gambarnya disebut gambar Proyeksi I (tampak atas), gambar Proyeksi II (tampak depan), gambar Proyeksi III (tampak samping).

Sedangkan di dalam proyeksi orthogonal system Amerika dihasilkan enam (6) buah sudut pandang, yaitu :

  • Tampak depan
  • Tampak atas
  • Tampak bawah
  • Tampak kanan
  • Tampak kiri
  • Tampak belakang

a.   Bidang Proyeksi

Bidang proyeksi atau bidang gambar adalah bidang datar tempat menggambar benda-benda atau penampang-penampang benda dari berbagai pandangan. Di dalam proyeksi Eropa menggunakan tiga bidang gambar, yaitu bidang mendatar (bidang proyeksi I), bidang tegak lurus dengan bidang I (bidang proyeksi II), dan bidang yang tegak lurus dengan bidang proyeksi I dan bidang proyeksi II ( bidang proyeksi III).

Apabila ingin menggambar suatu benda dengan ukuran yang sebenarnya maka dapat menggunakan proyeksi

b.    Proyeksi Titik

Kedudukan titik dalam ruang harus kita perhatikan sebelum kita menggambar proyeksi orthogonal titik. Kedudukan titik dalam ruang dapat dikatakan sebagai berikut :

Titik A terletak :

X satuan dari bidang III (bidang samping)

Y satuan dari bidang II (bidang tegak)

Z satuan dari bidang I (bidang datar)

Dengan demikian titik A berada pada koordinat (X, Y, Z) , sehingga X dapat diukur pada sumbu OX, Y dapat diukur pada sumbu OY, dan Z dapat diukur pada sumbu OZ.

Apabila ingin menggambar suatu benda dengan ukuran yang sebenarnya maka dapat menggunakan proyeksi

Gambar 10. Kedudukan Titik A dalam ruang

Sebuah titik A berkedudukan (5,3,2) carilah gambar proyeksi I, II, dan III. Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dikatakan bahwa kedudukan titik A adalah :

5 cm dari bidang III ( 5 cm pada sumbu ox )

3 cm dari bidang II ( 3 cm pada sumbu oy )

2 cm dari bidang I ( 2 cm pada sumbu oz )     ………gambar 11

Apabila ingin menggambar suatu benda dengan ukuran yang sebenarnya maka dapat menggunakan proyeksi

Sebuah titik A berkoordinat (1,3,2) dan titik B (4,3,2). Carilah   proyeksi titik A dan titik B dalam satu gambar  (dalam bidang proyeksi yang sama) ……..gambar 12

c.   Proyeksi Garis

Membuat proyeksi suatu garis  (lurus), dengan teknik menghubungkan kedua titik pada ujung garis tersebut.

Gambar proyeksi pada bidang I, II dan III. Jika diketahui sebuah garis KL panjang 6 cm tegak lurus bidang III. Koordinat K (1,2,4) …………(Gambar 13)

Apabila ingin menggambar suatu benda dengan ukuran yang sebenarnya maka dapat menggunakan proyeksi

Sebuah garis PQ panjang 7 cm sejajar bidang II dan membentuk sudut 300  terhadap bidang I. Koordinat P (0,2,1).   Gambar  proyeksi I, II, III    (Gambar 14)

Sebuah garis RS panjang 5 cm melekat pada bidang II dan membentuk sudut 450 terhadap bidang I. Koordinat R ( 2,0,1 ). Gambar  proyeksinya (gambar 15)

Apabila ingin menggambar suatu benda dengan ukuran yang sebenarnya maka dapat menggunakan proyeksi

d.   Proyeksi Bidang

Dalam proyeksi titik dan garis, sudut sudah dapat digambar dengan demikian proyeksi bidang dapat digambar apabila diketahui ukuran, bnetuk dan kedudukannya. Proyeksi bidang ini sudah dibatasi oleh garis-garis lurus yang tiap ujungnya mempunyai titik dan tiap titik membentuk sudut.

Bidang ABCD  sejajar bidang II

Apabila ingin menggambar suatu benda dengan ukuran yang sebenarnya maka dapat menggunakan proyeksi

e.   Proyeksi Benda

Benda dalam gambar proyeksi meliputi benda tunggal dan benda bersusun. Sebuah benda sering merupakan gabungan dari beberapa bentuk , missal sebuah balok dengan silinder atau sebuah prisma dengan sebuah kerucut dan bahkan bukan hanya terdiri dari dua benda, tetapi terdiri dari beberapa benda. Benda disini meliputi : kubus, piramida (limas), prisma, kerucut, balok dan benda geometris lainnya.

Suatu susunan benda yang tidak sama besarnya mengakibatkan ada bagian benda yang tidak nampak dari suatu arah pandang mata. Demikian pula semua rusuk benda mungkin tidak nampak dari suatu arah pandang mata, dan ada sebagian rusuk benda yang tidak nampak. Dalam hal ini rusuk benda yang tidak nampak atau tertutup oleh bagian benda yang lain dinyatakan dengan garis maya (hidden line).

Memproyeksikan benda suatu benda sama dengan proyeksi titik yaitu memproyeksikan titik-titik sudut benda tersebut, baru kemudian dihubungkan sesuai dengan garis benda.

Di dalam gambar proyeksi dengan tinta ada beberapa ketentuan tentang besar garis :

a. Garis sumbu proyeksi   0,6 mm

b. Garis benda untuk membatasi bidang 0,8 mm

c. Garis maya (hidden line) putus-putus 0,4 mm

d. Garis untuk memproyeksikan benda 0,2 mm

Contoh benda geometris;

Apabila ingin menggambar suatu benda dengan ukuran yang sebenarnya maka dapat menggunakan proyeksi

Beberapa contoh gambar proyeksi benda, di bawah ini :

a.   Diketahui sebuah limas segi empat T.ABCD. Dengan panjang sisi AB = CD = 8 cm, BC = DA = 10 cm. Tinggi limas   ( T dari pusat alas ABCD ) = 14 cm.

Koordinat A (2,2,1).

Bidang  alas sejajar bidang I dan sisi AB sejajar sumbu X ke kanan.

(gambar 20.)

Apabila ingin menggambar suatu benda dengan ukuran yang sebenarnya maka dapat menggunakan proyeksi

Gambar 20. Proyeksi limas segi empat

b.   Sebuah prisma alas segi lima beraturan terletak di atas sebuah silinder. Pusat lingkaran prisma dan silinder berimpit terletak pada bidang I berjarak 6 cm dari bidang III dan 7 cm dari bidang II.

Jari-jari lingkaran prisma 4 cm dan tingginya 9 cm. Salah satu sisi prisma yang terdekat dengan bidang III sejajar dengannya. Sedangkan jari-jari silinder 5 cm dan tingginya 4 cm. Silinder terletak 1 cm di atas bidang I. (gambar 21)

Apabila ingin menggambar suatu benda dengan ukuran yang sebenarnya maka dapat menggunakan proyeksi

2.   Proyeksi Oblique (Miring)

Proyeksi Oblique  atau Proyeksi Miring, posisi benda terhadap bidang proyeksi sama dengan proyeksi orthogonal, hanya arah pandang mata berpindah kesamping atau miring.

Apabila ingin menggambar suatu benda dengan ukuran yang sebenarnya maka dapat menggunakan proyeksi

Gambar 3.  Proyeksi Miring

 3.    Proyeksi Axonometri

Proyeksi  Axonometri merupakan kebalikan dari proyeksi oblique, yaitu arah pandang mata tetap seperti pada proyeksi orthogonal, namun yang berubah adalah kedudukan bendanya dengan cara memutar atau menggeser benda tersebut dengan sumbu putar pada salah satu rusuknya, yang berkedudukan tetap pada posisi semula. Sehingga bidang belakang benda membentuk suatu sudut terhadap bidang proyeksi.

Apabila ingin menggambar suatu benda dengan ukuran yang sebenarnya maka dapat menggunakan proyeksi

Gambar 4 dan 5. Benda sebelum dan setelah di putar

B.  CENTRAL PROYEKSI

Central Proyeksi atau proyeksi pusat atau lebih dikenal dengan istilah perspektif, adalah apabila cara memproyeksikan objek menggunakan bantuan garis atau sinar memusat atau mengumpul pada satu titik. Sehingga hasil gambarnya akan lebih kecil dari ukuran sebenarnya.

Apabila ingin menggambar suatu benda dengan ukuran yang sebenarnya maka dapat menggunakan proyeksi

Gambar proyeksi terpusat

Gambar perspektif adalah gambar benda atau ruang berkesan tiga dimensi. Gambar perspektif pada dasarnya terdiri dari tiga unsur utama yaitu panjang, lebar dan isi atau volume.  Untuk penampilan agar gambar perspektif lebih menarik atau lebih hidup dapat diberi bayangan, warna atau texture suatu permukaan benda.

Gambar perspektif ini juga merupakan gambar teknik untuk menggambar objek benda , ruang, dan lingkungan seperti yang terlihat oleh mata manusia ke dalam bidang datar. Teknik perspektif menunjukkan keterbatasan penglihatan manusia dalam melihat objek secara akurat. Semakin dekat dengan kita enda kelihatan semakin besar, sedangkan semakin jauh benda kelihatan semakin kecil dan menghilang.

Apabila ingin menggambar suatu benda dengan ukuran yang sebenarnya maka dapat menggunakan proyeksi

Apabila ingin menggambar suatu benda dengan ukuran yang sebenarnya maka dapat menggunakan proyeksi

Manfaat gambar perspektif adalah agar benda yang digambar dapat dengan mudah dipahami orang lain, serta dapat menciptakan kesan yang mendalam terhadap gambar tersebut. Pemandangan akan berkesan seperti aslinya kalau menggambarnya menggunakan teknik perspektif. Gambar bangunan akan kelihatan lebih hidup dan menarik apabila digambar dengan teknik perspektif.

Pandangan mata mempunyai batas pandangan yang sejajar bidang datar sehingga membentuk garis khayal, atau seolah-olah batas pandang kita yang memandang jauh dibatasi antara langit dan bumi bertemu pada garis yang mendatar. Garis khayal yang mendatar tersebut disebut Garis Horison (GH).

Gambar perspektif merupakan gambar yang mengesankan gambar yang mengansumsikan mata penggambar bertemu dalam satu titik. Contoh : apabila kita melihat rel kereta api yang membentang di depan mata kita, maka seolah-olah rel kereta itu pada ujung yang jauh seperti bertemu pada satu titik. Pertemuan titik tersebut disebut dengan Titik Hilang (TH)

Garis horizon pada gambar perspektif dikenal ada 3 macam, yaitu garis horizon normal (level angle) yaitu pandangan mata manusia secara normal baik pada waktu duduk ataupun berdiri ; horizon burung (high angle) yaitu garis horizon yang terletak seperti kalau kita melihat dari tempat ketinggian ; horizon katak (low angle) yaitu garis horizon yang terletak seolah kalau benda tersebut yang melihat seekor katak atau seolah kita memandang dari tempat yang lebih rendah.

Apabila ingin menggambar suatu benda dengan ukuran yang sebenarnya maka dapat menggunakan proyeksi

  1.   Perspektif Satu Titik Hilang

Perspektif ini terjadi jika kita melihat sebuah benda dengan garis pusat pandangan tegak lurus (frontal) terhadap salah satu permukaan benda tersebut dan garis-garis vertical dan horizontal yang sejajar dengan bidang gambar tetap vertical dan horizontal. Garis benda apabila kita tarik ke garis horizon akan bertemu pada satu titik pada garis horizon.

Apabila ingin menggambar suatu benda dengan ukuran yang sebenarnya maka dapat menggunakan proyeksi

Gambar  Perspektif 1 Titik Hilang

2. Perspektif Dua Titik Hilang

Gambar perspektif dua titik hilang pada dasarnya hampir sama dengan gambar perspektif satu titik hilang. Pada gambar perspektif dua titik hilang mempunyai dua titik hilang pada garis horizon. Gambar bidang pada perspektif ini tidak ada yang menghadap tegak lurus (frontal) dengan kita, tetapi semua garis bidang menuju ke dua  titik hilang (TH 1 dan TH 2).

Gambar perspektif dua titik hilang ini apabila kita berpindah sudut pandang sehingga objek yang sama dilihat agak menyamping tetapi tetap mempertahankan garis pusat pandangan secara horizontal, garis-garis vertical akan tetap vertical. Garis yang tadinya sejajar dengan garis horizontal (pada perspektif 1 titik hilang) pada perspektif dua titik hilang tidak ada lagi garis yang sejajar dengan garis horizon, tetapi semua garis menuju kea rah titik hilang.

  3.    Perspektif Tiga Titik Hilang

Perspektif tiga titik hilang adalah gambar perspektif dengan menggunakan 3 titik hilang. Gambar dengan menggunakan tiga titik hilang, apabila kita berdiri pada tempat yang lebih tinggi dari benda tersebut atau lebih rendah dari benda tersebut. Gambar dengan menggunakan tiga titik hilang akan memperjelas objek gambar dan lebih akurat.

Perspektif dengan menggunakan tiga titik hilang, letak dua titik hilang biasanya terdapat pada garis horizon dan satu titik hilang berada  di atas atau di bawah.

4.    Perspektif Titik Hilang di Luar Bidang Gambar

Gambar perspektif di luar bidang gambar adalah menggambar perspektif dengan memperkirakan letak titik hilangnya di luar bidang gambar. Hal ini dilakukan oleh orang yang sudah mahir membuat gambar perspektif. Gambar ini biasanya untuk membuat gambar pemandangan ataupun sketsa bangunan. Objek yang digambar akan kelihatan lebih fokus, sesuai yang dikendaki oleh si pembuat.

5.    Perspektif Titik Hilang Bebas

Objek gambar dibuat seolah-olah berkesan seperti gambar perspektif isometric. Dengan titik hilangnya dikhayalkan jauh di luar bidang gambar.

II.   SEGI BANYAK BERATURAN

Menggambar segi banyak beraturan adalah merupakan rangkaian dari menggambar proyeksi maupun menggambar perspektif dan juga untuk membuat gambar ragam hias. Karena pentingnya membuat segi dasar ini, maka di dalam materi ini kami tampilkan bagaimana caranya membuat gambar segi banyak beraturan. Dengan demikian apabila kita membuat gambar yang membutuhkan segi banyak beraturan kita dapat membuatnya. Terutama di dalam membuat gambar ragam hias gambar segi banyak beraturan ini harus kita kuasai. Menggambar segi banyak beraturan harus benar-benar teliti, karena kita harus mengutamakan ketepatan konstruksi. Dalam menggambar segi banyak beraturan kita memerlukan peralatan antara lain : jangka, pensil, penggaris, penghapus,  rapido, trekpen, dll.

Di bawah ini beberapa contoh pembuatan segi banyak beraturan :

1.   Segi Tiga dan Segi Enam Beraturan

Apabila ingin menggambar suatu benda dengan ukuran yang sebenarnya maka dapat menggunakan proyeksi

2.   Segi Empat dan Segi Delapan Beraturan

Apabila ingin menggambar suatu benda dengan ukuran yang sebenarnya maka dapat menggunakan proyeksi

3.  Segi Lima Beraturan

Di dalam pembuatan segi lima beraturan ini apabila tiap-tiap garis kita bagi dua dengan cara menarik menggunakan jangga, maka akan kita dapatkan segi sepuluh beraturan.

Cara  1 :

–          Bagilah salah satu jari-jari (PR) menjadi dua sama panjang

–          S adalah titik bagi garis PR

–          Lingkaran TQ dengan S sebagai titik pusat

–          QB adalah sisi segi lima beraturan ABCDE

Apabila ingin menggambar suatu benda dengan ukuran yang sebenarnya maka dapat menggunakan proyeksi

Cara 2 :

–          Bagilah salah satu jari-jari (PR) menjadi dua sama panjang, diperoleh S sebagai titik bagi

–          Buatlah lingkaran kecil dengan SR sbg jari-jari.

–          Buatlah grs lengkung ED dari T smp menyinggung lingkaran kecil

–          ED adalah sisi segi lima ABCDE

Apabila ingin menggambar suatu benda dengan ukuran yang sebenarnya maka dapat menggunakan proyeksi

4.   Segi Tujuh Beraturan

Dari gambar segi tujuh beraturan ini dapat kita peroleh segi empat belas beraturan dengan cara membagi tiap garis segi dibagi 2 sama panjang dengan menggunakan jangka.

Segi tujuh beraturan :

–          Bagilah salah satu jari-jari (PR) menjadi dua bagian sama panjang, diperoleh S sebagai titik bagi PR

–          ST tegak lurus PR

–          ST adalah sisi segi tujuh beraturan

Apabila ingin menggambar suatu benda dengan ukuran yang sebenarnya maka dapat menggunakan proyeksi

5.   Segi Sembilan Beraturan

Dari segi sembilan beraturan ini dapat kita buat segi delapan belas beraturan dengan cara membagi dua sama panjang.

Apabila ingin menggambar suatu benda dengan ukuran yang sebenarnya maka dapat menggunakan proyeksi

Segi sembilan beraturan

–          Buatlah garis lengkung PR sebagai pusat

–          Buatlah garis lengkung BC, A sebagai titik pusat

Tarik garis SD, garis tersebut merupakan sisi segi sembilan beraturan

6.   Segi Banyak Ganjil Beraturan

Pembuatan segi banyak ganjil beraturan, teknik pembuatannya berbeda dengan membuat sudut banyak genap beraturan.

Cara membuat :

–       Buatlah garis OM dgn sudut lancip, bagi menjadi 11 bagian sama panjang.

–       Tarik garis MP, kemudian tarik garis dari titik-2 tersebut ( 1 – 10 ) sejajar dengan MP.

–       Lingkaran OP sebagai jari-jari berpusat di O dan di P, sehingga berpotongan di N.

–       Tariklah garis dari N melalui titik ke-2 dari O pada garis OP hingga memotong limgkaran di Q.

–       OQ adalah sisi segi sebelas beraturan.

Apabila ingin menggambar suatu benda dengan ukuran yang sebenarnya maka dapat menggunakan proyeksi

BAB II. BERKARYA SENI RUPA

I.   GAMBAR MISTAR

Gambar mistar adalah gambar yang menggunakan alat bantu, seperti penggaris, jangka, pensil, dan alat bantu lainnya. Dalam gambar mistar terbagi dalam beberapa gambar mistar, seperti :

A.  Gambar Teknik

Gambar teknik atau gambar multiview atau yangs erring disebut dengan gambar tampak adalah gambar yang dikembangkan dari proyeksi Eropa dan proyeksi Amerika. Gambar ini menunjukkan posisi objek gambar baik tampak samping kanan-kiri, tampak atas, tampak belakang, tampak depan, dan tampak bawah secara terukur berskala.

B.  Gambar Perspektif

Gambar perspektif adalah gambar yang menggunakan cara menggambar objek menggunakan bantuan garis atau sinar memusat atau mengumpul pada satu titik.

1.    Perspektif 1 Titik Hilang

Gambar perspektif satu titik hilang adalah gambar yang menggunakan objek yang dilihat seolah berada di depan kita secara frontal kemudian garis-garis benda tersebut terfokus ke satu titik hilang di garis khayal atau garis horizon, baik di dalam atau di luar bidang gambar.

Contoh gambar perspektif dengan menggunakan satu titik hilang :

Diketahui sebuah peti segi lima dengan panjang peti 10 cm. Pusat lingkaran segi lima terletak pada posisi 7 cm dari garis tepi bawah, dan 10 cm dari garis tepi kiri. Jari-jari lingkaran 4 cm. Garis Horison berada pada 6 cm dari garis tepi atas. Titik Hilang (TH) berada 5 cm dari garis tepi kanan. Gambarlah peti tersebut dengan teknik persfektif!

Apabila ingin menggambar suatu benda dengan ukuran yang sebenarnya maka dapat menggunakan proyeksi

Sebuah kubus  ABCD.EFGH  dengan panjang sisi 6 cm adalah alas balok IJKL.MNOP lebar 4 cm  dan tingginya 6 cm. Gambarlah perspektif tersebut dengan 1 TH. TH terdapat di sebelah kanan 2 cm  dari tepi kanan. Benda terdapat di bawah  garis Horison. Garis Horison 4 cm dari tepi atas. Titik A berada 8 cm dari tepi kiri dan 4 cm dari tepi bawah.

Apabila ingin menggambar suatu benda dengan ukuran yang sebenarnya maka dapat menggunakan proyeksi

Diketahui sebuah benda berada pada satu titik hilang 5 cm dari garis tepi kanan. Garis horison berada pada 7 cm dari garis tepi atas. Titik A berada pada 8 cm dari garis tepi kiri dan 5 cm dari garis tepi bawah.

Apabila ingin menggambar suatu benda dengan ukuran yang sebenarnya maka dapat menggunakan proyeksi

2.    Perspektif 2 Titik Hilang

Gambar perspektif dua titik hilang adalah gambar perspektif yang mempunyai sisi yang tegak lurus pada salah satu sudut objek gambar dengan menggunakan dua titik hilang pada sebelah kanan dan kiri dari garis horizon.

Contoh gambar perspektif dengan dua titik hilang :

Diketahui sebuah benda mempunyai 2 TH. TH1 berada 5 cm dari garis tepi kanan dan TH2 berada 2 cm dari garis tepi kiri. Garis Horison terletak pada 6 cm dari garis tepi atas. Titik A berada 12 cm dari tepi kiri dan 2 cm dari garis tepi bawah.

Apabila ingin menggambar suatu benda dengan ukuran yang sebenarnya maka dapat menggunakan proyeksi

Trimakasih atas kesempatan kalian dalam mengunjungi halaman ini. Halaman ini kami buat khusus untuk kelas XI IPA.

Tentang Penulis :

Apabila ingin menggambar suatu benda dengan ukuran yang sebenarnya maka dapat menggunakan proyeksi

Penulis : M. Wisnu Jadmika, S.Pd. merupakan penulis modul Seni Budaya untuk  SD, SMP, SMA, dan SMK