Apakah fungsi dari sel ameboid pada tubuh porifera?

Struktur dan fungsi tubuh porifera – tubuhnya ini tanpa susunan dari jaringan sejati, namun dapat dibentuk oleh sekelompok beberapa sel yang menyusun longgar. Beberapa sel ini cenderung belum dapat terspesialiasasi. Dalam pembahasan kali ini akan dikupas tentang Struktur dan fungsi tubuh porifera.
Porifera tanpa memiliki sistem saraf serta otot, namun masing-masingnya sel bisa bereaksi dari perubahan lingkungan.

Apakah fungsi dari sel ameboid pada tubuh porifera?

Tubuh porifera ini terdiri dari 3 lapian sel, yakni antara lain :

  1. Pinakosit (pinakoderm) yaitu beberapa sel lapisan tubuh yang berada paling luar. Beberapa sel ini membentuk pipih, tersusun secara rapat dan fungsinya untuk melindungai tubuh dibagian dalam. Pinakosit bsia berkontraksi jadi tubuh bisa membesar ataupun mengecil. Selain pinakosit juga ada pori-pori (ostium) yang terbentuk saluran air untuk menuju ke spongosol.
  2. Mesohil atau mesoglea, letaknya ad adiantara lapisan luar (pinakosit) serta lapisan dalam (koanosit). Mesohil bentuknya adalah protein bergelatin yang di dalamnya terkandungan bahan tulang serta sejumlah sel ameboid yang dikenal dengan nama amebosit.
    Ada sejumlah jenis amebosit yang fungsinya ini berbeda-beda, yakni sebagai pengedar sari maknaan serta oksigen untuk menuju ke sejumlah sel tubuh lain, membuang partikel dari sisa metabolisme, membuat spikula (serat spons) serta membentuk sel reproduktif.
  3. Koanosit yakni beberapa sel lapisan tubuh terdalam yang melapisi rongga spongosol atau atrium. Koanosit atau sel berleher ini membentuk agak lonjong, dan salah satunya dibagian ujung melekat di mesohil, untuk ujung lain ada di spongosol, berflagea serta dikelilingi oleh sekelompok penjuluran yang terlapisi dengan mukus. Koanosit fungsinya untuk mencerna maknaan dengan intraseluler.

Baca Juga :   Hewan Annelida - Pengertian, Ciri-Ciri Beserta Penjelasannya

Tubuh porifera yang lunak ini dapat berdiri tegak di substrat sebab ditunjang oleh beberapa spikula serta serat organik yang fungsinya menjadi rangka. serat organik terdiri dari skieroprotein yang mempunyai kandungan belerang. Spikula asalnya dari zat kapur (CaCO3) atau bernama zat silikat (H2SiO7). Jenis Dan Bentuknya Spikula Ini Berbagai Jenis Dan Dipakai Menjadi Dasar Pengelompokan.

Tubuh porifera ini mempunyai daya regenerasi yang tinggi. Untuk bagian tubuh yang rusak maupun sudah terpotong akan terjadi regenerasi menjadi utuh kembali, dengan syarat potongan dari tubuh ini tak terlalu kecil dan masih dapat mempunyai koanosit.

Fisiologi porifera

Proses fisiologi porifera ini bergantung dengan aliran air. Air yang sudah masuk lewat ostium akan emmbawa partikel oksigen dan makanan. Getaran flagela di koanosit akan menyapu air menuju ke arah oskulum. Partikel makanan akan dijerat di dalam mukus yang ada di penjuluran, lalu akan ditelan dengan fagositosis dan akan dicerna dengan intraseluler di dalam koanosit. Sari makanan hasil dari pencernaan ini masuk di dallam amebosit yang letaknya bersebelahan dengan koanosit, lalu akan diedarkan menuju kesemua sel sel yang lain. Pertukaran gas ini mengalami difusi.

Fakta singkat mengenai posifera

Berikut ini merupakan beberapa fakta menarik mengenai salah satu hewan yang unik, yakni :

  1. Catatan fosil akan menunjukkan bahhwa spons suah dihuni oleh bumi kurang lebih 600 juta tahun lalu. Itu merupakan waktu yang panjang sekali serta perkasa untuk hewan yang tidak kompleks saraf, pencernaan maupun sistem peredaran darahnya.
  2. Sejumlah spons di dalam air bisa hidup hingga lebih dari 200 tahun.
  3. Mereka bisa menyaring beberapa air 100.000 kali lebih dibanding ukuran mereka setiap hari. Ini artinya dengan ukuran sebesar bola basket dapat menyaring semua kolam renang rumah kalian dalam satu hari.
  4. Spons kerap memakai bahan kimia guna mencegah predator agar tidak makan mereka. Para ilmuan kerap memakai bahan kimia guna mencegah predator agar tidak memaakan mereka. Para ilmua sudah menjumpai beberapa bahan kimia yang kemungkinan mempunyai potensi guna mengobati kanker serta HIV.

Cara hidup dan habitat

Porifera hidupnya bersama dengan heterotof. Makanannya yakni bakteri serta plankton. Makanan yang masuk di dalam tubuhnya ini berbentuk cairan. Pencernaan ini dijalankan dengan intraseluler di dalam koanosit serta amoebosit. Habitat porifera secara umum di laut, mulai dari tepi pantai sampai dengan laut yang kedalamannya mencapai 5 km. Kurang lebih ada 150 jenis porifera yang hidup di air tawar, misalny seperti haliciona terhadap kelas demospongia. Porifera ini yang suah dewasa tidak bisa berpinah tempat (sesi), hidupnya bisa menempel di batu/ benda lain di dasar lautan. Sebab porifera yang cirinya tidak bisa berpindah tempat, bisanya porifera dianggap menjadi tumbuhan.

Reproduksi

Porifera menjalankan reproduksi dengan vegetatif atau generatif. Reproduksi dengan vegetatif mengalami dengan pembentukan tunas serta gemmule. Gemmule dikenal dengan tunas internal. Gemmule hasil dari menjelang musim dingin di dalam tubuh porifera yang hidup di air tawar. Porifera bisa membentuk sebagai individu baru dengan cara meregenerasi. Reproduksi ini dijalankan dengan membentuk gamet (ovum dan sel sperma). Ovum serta sperma dihasilkan dari koanosit. Sebagian besarnya porifera menghasilkan ovum dan sperma di individu sama jadi porifera sifatnya hemafrodit.

Sistem pencernaan makanan

Porifera hidup dengan heterotrof. Makanan porifera ini diantaranya protozoa kecil, bakteri serta partikel organik yang mengendap di pemukaan air. Makanan ini dicerna dengan intraseluler dalam vakuola.
Spons mendapatkan makanan dengan meyaring sejumlahh partikel makanan yang terbawa arus lewat tubuhnya.

Makanan didapatkan dengan mengalurkan air lewat ostia (ostium) di dalam spongiosel. Air digerakkan flafelata yang ada di koanosit. Kemdian dialirkan menuju dalam vakuola yang ada d pangkal koanosit guna dicerna. Kemudian bahan yang dicerna diedarkan disemua tubuh. Sisanya dikeluarkan dan dibuang lewat ostium.

Baca Juga :   Jamur : Pengertian, Macam - Macam dan Contohnya Lengkap

Nah, itu tadi mengenai Struktur dan fungsi tubuh porifera. Jadi struktur tubuhnya dibagi menjadi 3 lapisan sel, yakni pinakosit, mesohil dan koanosit. Semoga bermanfaat.

Baca juga:

Sistem Pernapasan Pada Hewan Reptil Dan Penjelasannya

Fungsi Organ Tubuh Manusia Bagian Dalam

Home » Kelas X » Struktur dan Fungsi Tubuh Porifera

Porifera atau biasa disebut sebagai hewan berpori berasal dari kata pori yang berarti lubang kecil dan fero yang berarti membawa atau mengandung. Porifera adalah salah satu contoh Avertebrata. Bunga karang merupakan jenis hewan dari kelompok Porifera. Hewan sederhana ini selama hidupnya menetap di karang atau permukaan benda keras lainnya di dasar air. Hewan ini tidak mempunyai alat gerak dan setelah dewasa melekat pada suatu dasar sehingga bersifat sessile. Ada sekitar 5000 species yang telah diketahui dan beberapa di antaranya hidup di air tawar tetapi sebagian besar hidup di laut

1. Reproduksi Porifera

Porifera bereproduksi melalui dua cara, yaitu secara generatif ataupun secara vegetatif. Reproduksi generatif, yaitu dengan sel-sel kelamin yang dihasilkan oleh sel amoeboid. Porifera termasuk hewan monoesius atau hermafrodit karena dalam satu tubuh bisa menghasilkan dua sel kelamin sekaligus. Pembuahan menghasilkan zigot, zigot berkembang menjadi larva berflagel yang kemudian menyebar dari induknya. Jika larva ini menempel pada substrat yang cocok maka akan tumbuh membentuk spons dewasa.


Reproduksi vegetatif dengan pembentukan tunas ataupun kuncup. Ketika kuncup atau tunas-tunas tersebut lepas akan tumbuh menjadi individu baru. Apabila Porifera berada dalam lingkungan yang kering, maka akan membentuk gemmule atau kuncup dalam yang nantinya juga bisa tumbuh menjadi individu baru.


2. Struktur Tubuh Porifera dan Fungsinya

Tubuh Porifera tersusun dari banyak sel dan sel-selnya ini meskipun sangat sederhana tetapi sudah memiliki tugas sendiri-sendiri, yaitu ada yang bertindak sebagai kulit, penangkap makanan, pengedar makanan, dan penyusun rangka. Susunan tubuhnya ada dua lapisan/diplobastik, yaitu sebagai berikut.

  • Lapisan luar, tersusun oleh sel-sel epidermis berbentuk pipih yang disebut pinakosit dan sebagai kulit luar. Pinakosit dapat berkontraksi sehingga tubuh dapat membesar atau mengecil. 
  • Lapisan dalam yang tersusun oleh sel-sel leher/koanosit berbentuk seperti corong yang memiliki flagel, vakuola, dan nukleus.

Pada tubuh Porifera terdapat pori-pori sebagai jalan masuknya air yang membawa makanan, kemudian oleh flagela yang ada pada koanosit, zat-zat makanan tadi akan ditangkap dan akan dicerna oleh koanosit atau sel leher. Setelah makanan tercerna, oleh sel amoebosit, maka sari-sari makanan akan diedarkan ke seluruh tubuh. Air yang sudah tidak mengandung zat-zat yang sudah tidak dibutuhkan oleh tubuh akan dikeluarkan melalui oskulum.

Apakah fungsi dari sel ameboid pada tubuh porifera?

Di antara lapisan ektoderm dan endoderm terdapat rongga yang disebut mesenkim atau mesoglea. Megoglea merupakan tempat dari sel amoeboid yang berfungsi mengangkut zat makanan dan sisa metabolisme dari sel satu ke sel lainnya dan skleroblast yang merupakan penyusun rangka atau spikula. Spikula merupakan duri-duri sebagai penguat dinding sel yang lunak. Spikula yang memiliki bermacam-macam bentuk ini tersusun dari zat kapur, zat kersik dan ada yang terasusun dari protein yang disebut spongin

Porifera tidak mempunyai sel saraf. Sel-sel pada Porifera sensitif terhadap rangsang antara lain choanocyt dan myocyt, karena itu gerakan dari flagellum pada choanocyt tergantung pada keadaan lingkungan. Kemampuan myocyt terhadap stimulus adalah gerakan mengkerut/ mengendurnya sel tubuh sehingga porocyt ataupun osculum bisa menutup dan membuka.


3. Ciri-ciri Porifera
  1. Porifera merupakan hewan multiselluler (multi = banyak, selluler = sel).
  2. Memiliki pori yang disebut osteum untuk keluar masuk air.
  3. Hampir semua porifera hidup di laut, hanya sebagian kecil saja yang hidup di air tawar
  4. Tubuhnya tersusun atas jaringan diploblastik (terdiri atas 2 lapisan jaringan). Lapisan ektoderm yang terdiri atas selapis sel yang pipih yang berfungsi sebagai kulit yang disebut pinakosit. Lapisan endoderm yang terdiri atas sel leher atau koanosit.
  5. Memiliki tubuh yang berbentuk seperti piala atau botol dan hidupnya bersifat sessil atau menetap atau menempel pada substrat tertentu.
  6. Reproduksi dilakukan secara aseksual dengan membentuk tunas dan gemula (dilakukan saat kondisi lingkungan buruk) dan seksual yaitu peleburan ovum dan spermatozoid
  7. Respirasi dilakukan melalui permukaan tubuh yang dilakukan oleh tiap-tiap sel dengan cara absorpsi oksigen dari air yang melalui sel-sel tersebut.
4. Klasifikasi Porifera

Di dalam tubuh porifera terdapat juga spikula atau sporogin, yaitu merupakan duri-duri penguat dinding yang lunak dan dapat tersusun dari zat kapur, zat kersik (silikat), atau protein. Berdasarkan bahan penyusun rangka tubuh, Porifera diklasifikasikan menjadi:

Apakah fungsi dari sel ameboid pada tubuh porifera?

  1. Calcarea. Merupakan kelas Porifera yang rangka tubuhnya terdiri dari spikula yang spongin (dari senyawa protein) tersusun atas zat kapur, contohnya adalah Scypha gelatinosa, Grantia, Leucosolenia.
  2. Hexactinellida. Merupakan Porifera yang rangka tubuhnya terdiri dari spikula, contohnya adalah Eupectella, Pheronema sp., dan Regadrella sp.
  3. Demospongia. Merupakan Porifera yang spikulanya berasal dari campuran zat kapur atau silikat.  Tubuhnya lunak dan tidak mempunyai skeleton. Hidup di laut yang dangkal, mempunyai jumlah anggota yang paling banyak, misalnya Euspongia officinalis (spons mandi), Spongilla, Haliclona, Microciona, Corticium.

5. Tipe-tipe Saluran Air pada Porifera

Berdasarkan sistem saluran air yang terdapat pada Porifera, hewan ini dibedakan atas tiga tipe tubuh, yaitu tipa Ascon, tipe Sycon, dan tipe Rhagon.

  1. Asconoid. Tipe asconoid adalah tipe yang paling sederhana pada Porifera. Air akan masuk ke ostium, lalu menuju ke atrium atau rongga tubuh dan akan keluar lewat oskulum.
  2. Syconoid. Dibandingkan dengan tipe asconoid, jenis ini lebih rumit. Air yang masuk melalui pori-pori atau ostium akan menuju saluran radial, lalu ke atrium atau rongga dan keluar melalui oskulum.
  3. Leuconoid atau Rhagon. Merupakan tipe yang paling kompleks pada Porifera. Air masuk melalui pori-pori atau ostium, kemudian menuju saluran radial yang bercabang-cabang, kemudian masuk ke bagian atrium dan akan keluar melalui oskulum.

6. Peranan Porifera bagi Kehidupan Hewan Porifera tidak ada yang merugikan bagi kehidupan kita, tetapi ada yang dapat berguna untuk

kehidupan kita, yaitu dari golongan Demospongiae, khususnya Euspongia officinalis. Bila dikeringkan, Euspongia officinalis dapat digunakan sebagai spons untuk alat penggosok badan sewaktu mandi atau dapat digunakan sebagai pembersih kaca. Ada juga yang memanfaatkannya untuk hiasan, yaitu dari Porifera yang sudah mati.

Posted by Nanang_Ajim

Mikirbae.com Updated at: 1:35 PM