Apakah masyarakat perlu mewariskan budaya dan nilai-nilai secara turun-menurun jelaskan

Ilustrasi pewarisan budaya. Foto: Unsplash.com

Budaya merupakan aspek yang tak bisa dilepaskan dalam kehidupan manusia. Di dalamnya, terdapat proses pewarisan budaya yang berfungsi untuk menjaga keberlangsungan budaya dari generasi ke generasi.

Dalam kajian antropologi, pewarisan budaya dilkaukan melalui tiga tahapan penting. Di antaranya proses sosialisasi, proses internalisasi, dan proses enkulturasi.

Namun sebelum membahas tahapan pada proses mewariskan budaya, ada baiknya kita memahami konsep pewarisan budaya terlebih dahulu.

Melansir buku Ilmu Sosial dan Budaya Dasar: Berbasis General Education yang disusun oleh Teuku Muttaqin Mansur, dkk., pewarisan budaya adalah proses memindahkan, meneruskan, memiliki, dan memakai kebudayaan dari satu generasi ke generasi secara berkesinambungan.

Umumnya, pewarisan budaya bersifat vertikal. Artinya, budaya diwariskan dari generasi terdahulu kepada generasi yang akan datang.

Namun pada kondisi tertentu, pewarisan budaya kerap menemui berbagai masalah, di antaranya:

  1. Sesuai atau tidaknya budaya yang diwariskan dengan dinamika masyarakat saat ini.

  2. Adanya penolakan generasi terhadap warisan budaya.

  3. Munculnya budaya baru yang tak lagi sesuai dengan budaya yang diwariskan.

Mansur, dkk., menambahkan, pada kasus tertentu, terdapat penolakan pewarisan budaya yang disebabkan oleh asumsi bahwa suatu budaya tak lagi relevan dengan kebutuhan generasi yang diwarisi.

Bahkan, muncul asumsi bahwa budaya yang diwariskan dinilai bertolak belakang dengan kondisi generasi tersebut.

Proses enkulturasi kebudayaan pada anak. Foto: Unsplash.com

Sebuah budaya tidak muncul begitu saja. Terdapat proses menciptakan sekaligus proses mewariskan antar-generasi. Kondisi demikian juga berkaitan dengan sifat budaya yang dinamis.

Inilah mengapa, proses pewarisan budaya selalu terjadi di setiap generasi untuk menjaga kelangsungan sekaligus eksistensinya dalam masyarakat.

Mengutip buku Antropologi Budaya yang ditulis oleh I Gede A.B. Wiranata, pewarisan budaya terbagi menjadi tiga tahap, antara lain:

Proses sosialisasi yakni proses individu dalam menyesuaikan diri dengan nilai kebudayaan yang berlaku di lingkungannya. Umumnya, pada proses ini, individu akan mulai menerima pengaruh dari pihak terdekatnya, dalam hal ini keluarga.

Melalui sosialisasi, seseorang akan mulai memahami nilai budaya yang berlaku di sekitarnya.

Setelah proses sosialisasi berlangsung, proses selanjutnya yakni internalisasi. Pada tahap ini bisa dikatakan sebagai proses menerima sosialisasi yang telah dilakukan.

Dalam proses internalisasi, individu akan memahami nilai-nilai yang telah disosialisasikan terhadapnya. Utamanya yang berkaitan dengan nilai dan makna dari yang dilihat sekaligus didengarnya.

Pada tahapan ini pula, individu tersebut akan mencoba meyakini nilai-nilai budaya hingga pada akhirnya nilai-nilai tersebut menjadi bagian dari hidupnya.

Pada tahap enkulturasi, individu akan mencoba untuk menghayati sekaligus menyesuaikan pikiran dan tindakan mereka terhadap nilai maupun unsur budaya yang diterimanya.

Umumnya, individu tersebut secara sadar mempelajari sekaligus mengembangkan nilai dan unsur budaya di sekitarnya. Selain itu, ia akan mulai menerapkan nilai kebudayaan yang diterima dalam kegiatan sehari-hari.

Pada tahap ini pula, proses transmisi kebudayaan antara satu generasi dengan generasi selanjutnya berlangsung.

Itulah uraian tentang pewarisan budaya dan proses di dalamnya. Melalui proses tersebut, kita dapat mengetahui jika eksistensi budaya memiliki kompleksitas yang cukup tinggi, baik secara penciptaan maupun pewarisannya.