Hindari menyusun jadwal nonton TV mendekati atau menjelang tidur. Menonton TV terlalu dekat dengan jam tidur, dapat menganggu tidur anak-anak. Sebuah fragmen dari pengalaman seorang ibu di negara maju: Seorang ibu dari dua anak hanya mengizinkan anaknya menonton TV selama satu jam setiap malam, pukul 7 hingga 8. Tetapi saat pulang dari kegiatan berkemah dan menginap dalam program kegiatan di sekolahnya, saat sampai di pintu rumah, kedua anaknya langsung bertanya, ”Apakah sekarang pukul 7? Artinya kami bisa menonton TV”. Ternyata selama berkemah dan tidak menonton TV, pikiran mereka terus saja fokus kepada program acara TV. Tentu semua ibu akan bertanya, apakah ini normal atau tidak. Rosenne Tobey, seorang penasehat dan direktur layanan konseling Calm and Sense Therapy mengatakan, memberikan batasan waktu kepada anak untuk menonton TV adalah pilihan yang baik. Namun, Tobey menyarankan untuk menempatkan waktu menonton TV di mana waktu yang terbaik untuk ibu bisa ‘bekerja’. “Artinya: Biarkan mereka menonton saat mereka ingin menonton,” jelas Tobey. Dengan begitu, anak tidak akan merengek lagi sepanjang malam. “Dan tetap gunakan aturan batas waktu satu jam untuk menonton TV,” lanjut Tobey. Berikut ini tips dari Tobey untuk mengatasi balita kecanduan TV:
KOMPAS.com - Menonton TV bagaikan mengonsumsi gula, jika terlalu banyak bisa berbahaya. Para ahli juga merekomendasikan agar anak tidak menonton televisi lebih dari dua jam setiap hari, bahkan anak yang berusia kurang dari dua tahun tidak dianjurkan menonton TV sama sekali. Beberapa penelitian menunjukkan, makin banyak waktu yang dihabiskan di depan TV, makin besar risiko kegemukan. Hal itu bukan hanya berlaku bagi orang dewasa tapi juga anak-anak. Psikolog Ratih Ibrahim bahkan mengatakan terlalu banyak menonton membuat anak jadi pembosan. Hal ini dikarenakan cahaya yang terang dari layar TV membuat kehidupan nyata terlihat lebih suram. Meski begitu, sebenarnya beberapa program di TV bisa dijadikan sumber pelajaran bagi anak. Jadi tidak ada salahnya memberikan izin bagi si kecil untuk menyaksikan acara-acara yang bersifat mendidik. Berikut beberapa kiat untuk memonitor kegiatan menonton TV anak. 1. Batasi waktunya 2. Dampingi 3. Letakkan TV di tempat yang tidak nyaman 4. Pilih tayangan yang tenang 5. Tontonlah tayangannya, bukan TV-nya. Baca berikutnya
Agar anak tidak terpengaruh efek negatif dari televisi, berlakukan aturan menonton televisi yang benar bagi anak-anak. Sebab, kalau pandai-pandai memilih, sebenarnya banyak ,kok, tayangan berguna yang bisa memperkaya wawasan dan imajinasinya.- Gunakan child lock. Fitur ini sudah bisa ditemukan di banyak televisi produksi baru. Dengan mengaktifkannya, Anda bisa mengontrol channel apa saja yang bisa dinikmati oleh anak-anak ketika Anda sedang tidak bisa mengawasi mereka.- Batasi waktu menonton. Menonton televisi adalah kegiatan pasif yang kurang membuat otak terstimulasi. Begitu menurut Prof. Matt Sanders, direktur Parenting and Family Support Centre di University of Queensland. "Jika anak-anak terlalu banyak menghabiskan waktu menonton televisi, mereka akan kehilangan kesempatan untuk belajar melalui kegiatan interaktif," ujarnya. Berapa lama anak-anak boleh nonton televisi dalam sehari? Menurut Sanders, anak di usia 7-11 tahun masih bisa menonton televisi maksimal 21 jam selama seminggu. Itu berarti 3 jam sehari, yang idealnya dipecah menjadi tiga sesi. - Pilih program yang sesuai. Membatasi durasi menonton tidak akan efektif membentengi anak dari pengaruh negatif televisi, apabila dia tetap memilih program yang tidak sesuai dengan usianya. Untuk mengatasinya, Anda bisa memilih channel khusus anak-anak yang disediakan oleh sejumlah penyedia layanan televisi berlangganan. Berbagai program yang ditayangkan dalam channel khusus anak tersebut pada umumnya sudah melewati seleksi yang cukup ketat sehingga bisa menghibur sekaligus mengedukasi anak-anak.- Dampingi anak saat menonton. Meski sudah tersedia program televisi yang sesuai usianya, terkadang anak ikut menonton tayangan yang membutuhkan bimbingan dari orang dewasa. Misalnya ketika ikut menonton tayangan berita bersama orangtuanya. - Beri penjelasan bila anak terlanjur menonton. Ups! Anak Anda kecolongan nonton film horor yang banyak adegan kekerasannya. Jika demikian, berikan penjelasan padanya bahwa itu semata-mata adalah wujud imajinasi pembuat film, dan tidak ada di dunia nyata. Katakan bahwa jika lain kali dia melihat ada adegan kekerasan atau yang menjurus pada adegan ‘orang dewasa’, segera ganti channel ke program yang memang diperuntukkan bagi dirinya. - Buat kesepakatan. Selesai menyusun peraturan, buatlah semacam ‘gentlemen’s agreement’ dengan anak Anda bahwa dia berjanji akan mematuhinya. Jelaskan alasan yang membuat Anda membuat panduan menonton televisi tersebut. Jika tahu bahwa ini Anda lakukan demi kebaikannya, maka lebih besar kemungkinan dia akan menaati peraturan tersebut secara sukarela. Untuk memastikan peraturan telah diterapkan dengan baik, mintalah asisten rumah tangga Anda ikut mengawasi dan melaporkan hasilnya setelah Anda pulang kantor.
Minggu, 14 Mei 2017 | 05:15 WIB Aturan Menonton Televisi di Rumah iDEAonline - Televisi merupakan salah satu "isi" pada ruang di rumah. Selain menjadi tempat pulang dari segala aktivitas, rumah juga menjadi tempat untuk beristirahat dan bersantai. Karena hal tersebut, rumah pun didesain senyaman mungkin dan tidak jarang pula disesuaikan dengan si pemilik rumah. Umumnya, ruang yang digunakan untuk bersantai di rumah selain kamar tidur adalah ruang tamu. Kemudian, televisi merupakan "sasaran"-nya karena fungsinya sebagai media hiburan. Namun, yang patut diperhatikan adalah peletakan tv di ruang dan jarak yang aman untuk menonton TV. Seperti halnya dalam mendesain suatu ruang, Anda harus memperhatikan tata letak antara satu objek dengan lainnya. Begitu dengan jaraknya agar Anda dan keluarga dapat menonton TV dengan nyaman dan tidak mengganggu kesehatan mata ke depannya. Menurut Canadian Association of Opstometrists (CAO), merekomendasikan bahwa seseorang menonton TV dari jarak lima kali lebar layar TV. Ya, senada dengan saran dari para ahli kesehatan, jarak aman ideal menonton TV minimal adalah 5 x diagonal TV. Ukuran diagonal TV adalah jarak dari ujung layar kiri atas ke ujung kanan bawah. Selain itu, ada beberapa hal lagi yang harus diperhatikan agar acara menonton TV Anda menjadi nyaman dan santai. Berikut tipsnya. 1. Berkedip Seperti layar komputer, layar televisi pun dapat membuat mata terasa perih. Jika sudah seperti ini, berkediplah. Berkedip akan membuat mata tetap lembap. Ya, apabila tidak berkedip, mata akan kering dan mudah iritasi. 2. Pencahayaan yang tepat Pencahayaan pun juga akan mempengaruhi mata dalam menonton TV. Cahaya yang tepat akan membuat mata tidak merasa sakit saat menonton TV. 3. Beralih ke yang lain Page 2
Page 3
iDEAonline - Televisi merupakan salah satu "isi" pada ruang di rumah. Selain menjadi tempat pulang dari segala aktivitas, rumah juga menjadi tempat untuk beristirahat dan bersantai. Karena hal tersebut, rumah pun didesain senyaman mungkin dan tidak jarang pula disesuaikan dengan si pemilik rumah. Umumnya, ruang yang digunakan untuk bersantai di rumah selain kamar tidur adalah ruang tamu. Kemudian, televisi merupakan "sasaran"-nya karena fungsinya sebagai media hiburan. Namun, yang patut diperhatikan adalah peletakan tv di ruang dan jarak yang aman untuk menonton TV. Seperti halnya dalam mendesain suatu ruang, Anda harus memperhatikan tata letak antara satu objek dengan lainnya. Begitu dengan jaraknya agar Anda dan keluarga dapat menonton TV dengan nyaman dan tidak mengganggu kesehatan mata ke depannya. Menurut Canadian Association of Opstometrists (CAO), merekomendasikan bahwa seseorang menonton TV dari jarak lima kali lebar layar TV. Ya, senada dengan saran dari para ahli kesehatan, jarak aman ideal menonton TV minimal adalah 5 x diagonal TV. Ukuran diagonal TV adalah jarak dari ujung layar kiri atas ke ujung kanan bawah.
Selain itu, ada beberapa hal lagi yang harus diperhatikan agar acara menonton TV Anda menjadi nyaman dan santai. Berikut tipsnya. 1. Berkedip Seperti layar komputer, layar televisi pun dapat membuat mata terasa perih. Jika sudah seperti ini, berkediplah. Berkedip akan membuat mata tetap lembap. Ya, apabila tidak berkedip, mata akan kering dan mudah iritasi. 2. Pencahayaan yang tepat Pencahayaan pun juga akan mempengaruhi mata dalam menonton TV. Cahaya yang tepat akan membuat mata tidak merasa sakit saat menonton TV. 3. Beralih ke yang lain |