Bagaimana perkembangan bidang arsitektur masyarakat di lembah sungai Eufrat dan tigris

DAFTAR ISI

A. Letak Geografis dan Sejarah awal Mesopotamia

Mesopotamia merupakan salah satu peradaban tertua di dunia. Letak Mesopotamia berada di wilayah perlembahan yang terletak di antara dua sungai Tigris dan Eufrat. Hulu kedua sungai tersebut berasal dari dataran tinggi yang bergunung-gunung di Asia Kecil / Turki Timur yang mengalir ke arah tenggara secara pararel menyisir hamparan terbuka. Hanya kurang dari dua ratus mil, kedua sungai itu saling mendekat dan menuju Teluk Persia. Bila daerah Mesopotamia dihubungkan dengan daerah lembah sungai Jordan maka terbentuklah suatu Tanah Bulan Sabit yang Subur (The Fertile Crescent Moon). Sebutan ini diberikan oleh sejarahwan Amerika, Breasted. Daerah yang dilalui kedua sungai itu pada umumnya subur. Sebab daerah itu merupakan daerah yang berupa tanah hasil endapan air yang dihasilkan dari sungai Tigris dan Eufrat. Hal ini menyebabkan rakyat disekitar sungai Tigris dan Eufrat hidup makmur dan sejahtera. Kesuburan dan kemakmuran itu membuat iri hati pada bangsa-bangsa lain yang tinggal di tepi-tepi lembah sungai. Timbullah serbuan-serbuan dari luar yang ingin memperebutkan air irigasi dan tanah yang baik. Bangsa yang mencapai peradaban yang layak pertama kali itu di lembah sungai Efrat dan Tigris menamai dirinya bangsa Sumeria. Adapun penduduk asli di situ ditakhlukkan menjadi budak yang kemudian dikawini pula. Bangsa Sumeria dating dari gurun dan pegunungan di luar Mesopotamia.

Mereka tentunya mula-mula adalah para peternak yang hidup sebagai nomad. Datang pula kesitu bangsa Semit untuk kemudian bercampur dengan bangsa Sumeria. Sebelum sampai ke lembah Eufrat dan Tigris bangsa Semit sudah mengenal dasar-dasar kehidupan politik dan ekonomi pertanian.

Sejarah Mesopotamia diawali dengan tumbuhnya sebuah peradaban, yang diyakini sebagai pusat peradaban tertua di dunia, oleh bangsa Sumeria. Bangsa Sumeria membangun beberapa kota kuno yang terkenal, yaitu Ur, Ereck, Kish, dll. Kehadiran seorang tokoh imperialistik dari bangsa lain yg juga mendiami kawasan Mesopotamia, bangsa Akkadia, dipimpin Sargon Agung, ternyata melakukan sebuah penaklukan politis, tapi bukan penaklukan kultural. Bahkan dalam berbagai hal budaya Sumer dan Akkad berakulturasi, sehingga era kepemimpinan ini sering disebut Jilid Sumer-Akkad. Campur tangan Sumer tidak dapat diremehkan begitu saja, pada saat Akkad terdesak oleh bangsa Gutti, bangsa Sumer-lah yg mendukung Akkad, sehingga mereka masih dapat berkuasa di “tanah antara dua sungai” itu.

B. Perkembangan Peradaban Mesopotamia di Bidang Ekonomi

Pada dasarnya yang disebut dengan peradaban Mesopotamia adalah peradaban Sumeria itu sendiri. Dikatakan demikian sebab secara umum, sebagaian besar peradaban Mesopotamia dibentuk oleh bangsa Sumeria. Bangsa-bangsa yang lain yang datang sesudahnya hanyalah meneruskan dan mengembangkan peradaban yang dicapai oleh bangsa Sumeria. Pola ekonomi bangsa Sumeria lebih sederhana. Negara memberikan kesempatan yang lebih luas kepada usaha yang bersifat individual. Kekayaan tidak secara eksklusif menjadi milik penguasa baik dalam praktek maupun teori.

Demikian juga dalam bidang perdagangan maupun industri tidak di monopoli pemerintah. Hanya saja karena sebagian besar rakyat berstatus sebagai budak mereka tidak memiliki kesempatan mengembangkan ekonomi secara bebas. Hanya sedikit dari mereka yang memiliki dan mengembangkan ekonomi atas nama mereka sendiri. Aktifitas ekonomi sebagaian besar bertumpu pada produksi pertanian. Karena kondisi tanah yang subur dan pengairan yang sangat baik sekali, serta tersedianya tenaga-tenaga yang terampil dan ahli menjadikan pertanian menjadi sektor utama devisa negara.

Hasil pertanian diangkut dengan kendaraan beroda sehingga memungkinkan mobilisasi yang cepat terhadap hasil pertanian. Meskipun industri bukan tumpuan utama, perekonomian bangsa sumeria bukan berarti tidak berkembang dengan baik. Dengan kendaraan beroda yang berhasil diciptakan. Mereka dengan mudah mengimpor bahan-bahan mentah yang didatangkan dari negara tetangga sebelah Utara, terutama bahan manufaktur, untuk diubah menjadi produk siap pakai dan lalu mengekspor ke daerah-daerah lain yang luas. Barang–barang kerajinan yang terbuat dari logam mulia.diciptakan oleh tenaga-tenaga yang terampil dan ahli. Para saudagar dan pelancong yang datang dari arah utara dan barat melalui daerah “bualan sabit subur” menuju ke Timur Mediterrania dan Mesir, singgah di Mesopotamia untuk membawa produk-produk industry maupun pertanian bangsa Sumeria.

Bukti telah ada hubungan antara Mesir dan Mesopotamia dapat dijelaskan dengan adanya keasamaan pada budaya tertentu antara keduanya. Yakni menggunakan sejenis senjata perang yang berbentuk bnuga yang ditemukan dalam seni dekorasi. Bahkan penemuan terakhir menujukan bahwa Mesopotamia telah mengadakan kontak dagang dengan india.

Di atas itu semua, bangsa Sumeria adalah masyarakat bisnis yang pragmatis. Kredit dan pinjaman diatur secara hati-hati. Segala perjanjian ditulis dan ditandatangani oleh saksi. Alat tukar perdagangan yang sudah digunakan ialah logam mulia seperti emas dan perak.

C. Perkembangan Peradaban Mesopotamia di Bidang Sosial dan Hukum

1. Organisasi sosial masyarakat Mesopotamia terbahagi dua golongan yaitu :

a. Golongan Pemerintah

Terdiri daripada Raja, Ketua pendeta, ketua Tentera dan orang bangsawan.

b. Rakyat

· Terdiri daripada rakyat bebas, petani, artisan, dan pedagang.

· Hamba daripada tawanan perang.

2. Raja dalam sistem pemerintahan Mesopotamia berperanan sebagai:

a. Ketua kerajaan/pemerintah dan dianggap sebagai tuhan atau wakil tuhan dan pemilik negara kota, dikenali teokrasi.

b. Ketua Tentara

c. Ketua pendeta/agama

d. Berkuasa melantik pembesar terutama ahli keluarga dalam memegang jawatan di Zigurat.

e. Berkuasa dalam bidang ekonomi, pengutipan cukai tanah, hasil pertanian dan perniagaan.

f. Ketua pemerintahan dan dibantu golongan bangsawan yang ada ikatan kekeluargaan.

g. Masyarakatnya tidak menyembah raja saebagai Tuhan kecuali dalam zaman Raja Naramsin di Akkad – gelar diri Raja Empat Penjuru Alam.

Sejak awal pemerintahannya, Raja Hammurabi telah memperkenalkan sistem hukuman dalam kehidupan masyarakat yang peraturannya didasarkan atas nilai-nilai tradisional. Dengan peraturan hukum seperti itu, masyarakat akan dapat hidup dengan hidup yang tertib dan menjadikan Raja Hammurabi sebagai raja yang besar, bijaksana, dan termasyhur namanya.

Hukum tersebut berupa prasasti batu yang tingginya delapan kaki atau sekitar 2,5 meter dan ditempatkan di tengah-tengah ibu kota Kerajaan Babylonia. Prasasti itu ditemukan kembali oleh pada ahli Prancis di Kota Susa (Persia) pada abad ke-20. Hukum itu dikenal dengan Hukum atau Undang-Undang Hammurabi (Codex Hammurabi) dan merupakan hukum atau undang-undang tertulis pertama di dunia. Dalam kitab hukum atau undang-undang itu ditulis tentang peraturanperaturan yang menyangkut bidang pertanian, perdagangan, agama, pemerintahan, dan kemasyarakatan. Hukum itu terdiri dari 300 pokok undang-undang. Pada setiap bagian dengan jelas tercantum jenisjenis pelanggaran dan hukumannya. Dalam menjalankan undang-undang itu, Raja Hammurabi bertindak dengan keras dan tegas, sehingga terwujud ketertiban dan keamanan.

Aspek undang-undang ini dapat dicirikan dengan:

· Mengenalkan Kod Undang-Undang Hammurabi

· Berteraskan hak rakyat terhadap keadilan.

· Hukuman adalah setimpal dengan kesalahan, hukuman juga berbeda mengikuti susunan lapisan masyarakat. Contoh:

1. Jika rakyat patah tulang bangsawan juga tulangnya akan dipatahkan.

2. Jika bangsawan cedera atau patahkan tulang rakyat, hukumannya denda satu uang perak.

3. Kod ini mengandungi 282 undang-undang yang dipahat pada tembok.

4. Dasar perundangan tamadun Mesopotamia.

5. Berjaya mengelakkan wujudnya permasalahan di kalangan masyarakat pelbagai kaum dan susun lapis masyarakat.

6. Wujudkan perpaduan dan mengukuhkan organisasi.

D. Perkembangan Peradaban Mesopotamia di Bidang Religi/Kepercayaan

Berkembangnya kepercayaan di Mesopotamia berawal dari kepercayaan bangsa Sumeria. Bangsa Sumeria memuja dewa-dewa yang menguasai alam, seperti Dewa Anu/uruk (Dewa Langit), Dewa Enlil (Dewa Bumi), dan Dewa Ea/eridu (Dewa Air). Ketiga dewa itu mendapat pemujaan tertinggi dari bangsa Sumeria. Bangsa Sumeria juga menyembah Dewa Sin (Dewa Bulan), Dewa Samas (Dewa Matahari), dan Dewa Istar (Dewa Perang dan Asmara). Bangsa Sumeria juga menyembah Tammuz (Dewa Tumbuh-tumbuhan) untuk memajukan pertanian. Lalu setelah bangsa Amorit berkuasa, maka dewa yang memiliki peranan penting adalah dewa yang berhubungan dengan terciptanya dunia, yaitu Dewa Marduk. Dewa Marduk adalah lambang usaha masyarakat di dalam menciptakan daerah pertanian.

Kepercayaan bangsa Sumeria ini terus berkembang dan dianut oleh masyarakat yang tinggal di daerah Mesopotamia. Tetapi ketika bangsa Persia menguasai daerah Mesopotamia, berkembanglah ajaran agama Persia. Kitab Suci Awesta ini merupakan firman-dewa dengan perantara nabi diturunkan kepada bangsa Persia. Pada masyarakat bangsa Sumeria terdapat kepercayaan, bahwa manusia setelah mati akan hilang. Hal ini dijelaskan dalam cerita Gilgamesh. Cerita itu pada hakikatnya mempunyai kesimpulan bahwa hidup abadi di dunia ini tidak ada.

Aspek keagamaan dan kepercayaan masyarakat Mesopotamia dapat dilihat berdasarkan ciri berikut:

a. Mengamalkan kepercayaan banyak tuhan atau politiesme.

b. Raja sebagai wakil tuhan.

c. Pendeta ketuai upacara agama di Zigurat.

d. Tidak percaya kehidupan selepas mati tetapi hanya jatuh ke dalam gua yg penuh debu.

e. Pemerintahan oleh tuhan atau wakil tuhan berasaskan hukum agama dan bersifat ketuhanan/teokrasi.

E. Perkembangan Peradaban Mesopotamia di Bidang Bahasa dan Tulisan

Bahasa Aramaik merupakan bahasa yang digunakan masyarakat Assyria, Kaldynia, Yahudi, dan Syria sejak 900 tahun sebelum Masehi. Istilah Aramaik diambil dari kata Aram, cucu Nabi Nuh dari anak kelimanya, Sam. “Makanya, ada yang menyebut bahasa Aram. Bahasa ini pertama kali berkembang di Padan Aram, lembah di barat daya Mesopotamia, yang dihuni anak-cucu Aram. Dari lembah inilah bahasa Aramaik berkembang menjadi bahasa utama masyarakat Mesopotamia dan menembus Imperium Assyria dan Babylonia. Sebagai bahasa yang terus berkembang, Aramaik mengalami penyesuaian dengan tradisi lokal. Idiom yang digunakan bercampur dengan budaya setempat. Begitu pula dialek, pengucapan, dan penulisannya yang tak berhenti pada satu pakem. Selama 15 abad perjalanannya, bahasa Aramaik terbelah dalam dua aliran besar, Aramaik Barat dan Aramaik Timur. Aliran ini muncul berdasarkan dialek utama masyarakat yang menggunakannya.

Aramaik Barat bersandar pada dialek Yahudi yang berkembang di Yerusalem, Talmud, dan Talgum. Sedangkan Aramaik Timur muncul berdasarkan dialek Syriak di wilayah Assyria, Kaldynia, Babylonia, dan Mundai. Ada beberapa fase perkembangan bahasa Aramaik. Fase keempat, antara abad ke-2 sampai ke-7, yang disebut Aramaik Mutakhir. Fase terakhir inilah yang diyakini sebagai bahasa sehari-hari Yesus selama hidupnya. Fase ini diyakini pula sebagai fase puncak perkembangan. Bahasa Aramaik menjadi bahasa utama spiritual dan intelektual penganut agama samawi alias kaum Semit masa itu. Sebagaimana bahasa Ibrani bagi Yahudi dan bahasa Arab bagi penganut Islam. “Tiga bahasa itu menjadi bahasa spiritual tiga agama Semit karena berasal dari rumpun yang sama,” kata Franz Rosenthal, profesor studi bahasa kuno dalam Journal Near Eastern. Jangan heran jika tiga bahasa tersebut punya kemiripan dari berbagai sisi. Huruf dalam bahasa Aramaik dan Ibrani punya beberapa kemiripan bentuk. Beberapa huruf bisa disambung dengan huruf lain untuk membentuk kata. Hal serupa juga bisa ditemukan dalam bahasa Arab. Kosakata yang dimiliki tiga bahasa ini juga berdekatan. Kata “tidak” dalam bahasa Aramaik disebut “la”. Sama persis dengan kosakata Arab. Beberapa kosakata Arab dan Ibrani juga punya kemiripan. Bangsa Israel dalam bahasa Arab disebut “bany Israil”. Sedangkan Ibrani menyebutnya “benei Yisra’il.” Dalam perkembangan selanjutnya, bahasa Aramaik lambat-laun berkurang. Skala penggunaannya juga menyempit pada ritual peribadatan yang bersumber dari Kitab Perjanjian Baru yang ditulis dalam bahasa Aramaik. Kini bahasa Aramaik “cuma” menjadi wilayah kajian tentang peradaban Mediterania. Namun, bukan berarti ia punah sama sekali. Harian The Christian Science Monitor, 29 Januari 2004, menemukan fakta menarik. Bahasa Aramaik ternyata masih digunakan dalam ritual peribadatan 130 tokoh Katolik Maronit di Kormakiti, Siprus. Mereka tetap mendaras doa sebagaimana bahasa yang digunakan Yesus semasa hidup. Dialek mereka terpengaruh dialek Arab sehingga bahasa Aramaik dari Kormakiti ini disebut gaya Arab Maronit Siprus.

Orang-orang Sumeria sudah mengenal abjad yang berupa huruf paku yang dilukiskan pada tanah liat yang dikeringkan dan dibakar. Isi tulisan bermacam-macam antara lain tentang kehidupan sehari-hari, adat istiadat, perjanjian perdagangan serta pesanan barang-barang. Huruf-huruf paku juga ditemukan pada sebuah prasasti yang berisi tentang hukum dan undang-undang yang berlaku untuk mengatur kerajaan. Undang-undang dan peraturan-peraturan hukum itu disebut dengan Undang-Undang Hammurabi (Codex Hammurabi).

F. Perkembangan Peradaban Mesopotamia di Bidang IPTEK

Peradaban Mesopotamia telah memperlihatkan keunggulan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, sejak didiami oleh bangsa Sumeria (tahun 3000 SM). Keunggulan-keunggulan tersebut tampak dalam bidang-bidang berikut :

· Bidang arsitektur, orang Sumeria membangun kotanya menurut tata aturan kota yang terencana. Bangunan umumnya terbuat dari batu bata dan tanah liat karena sulitnya bahan batu didapat. tinggi bangunan menara kuil (ziggurat) sampai enam tingkat.

· Kemampuan mengolah logam, dari pengolahan logam dihasilkan cermin, tongkat-tongkat, kapak, dan perlengkapan senjata lainnya. Mereka juga pandai membuat pakaian lenan, perkakas dari tembikar dan tembaga, serta perhiasan dari emas.

. Mereka juga menemukan pembuatan roda untuk kereta dan pedati sebagai alat pengangkut.

· Bidang ilmu pengetahuan, Ashurbanipal, pemimpin Assyria, membangun perpustakaan di Niniwe yang merupakan tertua di dunia. perpustakaan tersebut menyimpan lebih kurang 22000 lempeng tulisan paku.

. Bidang matematika, mereka mengenal sistem satuan hitungan 60. matematika digunakan untuk mengukur tanah untuk membangun kuil-kuil.

· Mesopotamia pada zaman Babylonia (Baru) terkenal dengan “taman gantung” yang dibangun oleh raja Khaldea, Nebukadnezar, yang kemudian menjadi salah satu keajaiban dunia

· Kewujudan Sistem Tulisan Sistem pendidikan telah melahirkan juru tulis, Epik Gilgamesh merupakan hasil kesusasteraan yang tertua di dunia serta mengandungi falsafah dan cara hidup orang Mesopotamia.

· Perkembangan ilmu astronomi, Perkembangan ilmu matematik dan geometri, Menggunakan jalan laut.

. Orang-orang Sumeria sudah mengenal sistem penanggaian atau sistem kalender berdasarkan sistem solar, yang dimaksudkan untuk mengenal perputaran waktu dan musim. Pengetahuan tentang perputaran waktu dan musim berguna untuk menentukan saat yang tepat dalam melaksanakan aktivitas kehidupannya, baik untuk bercocok tanam, perdagangan, dan sebagainya. Untuk mempermudah memahami pengetahuan tentang perputaran waktu dan musim,, mereka membagi dan mempersingkat waktu ke dalam jam, menit, dan detik. ~embagian waktu terus dikembangkan ke dalam bentuk yang lebih khusus melalui sistem penanggalan atau sistem kalender, yaitu 24 jam menjadi 1 hari, 30 hari menjadi 1 bulan, dan 12 bulan menjadi 1 tahun.

· Perkembangan ilmu perobatan, Kerajaan Assyria mementingkan kesihatan anggota tenteranya 500 jenis 0bat-0batan termasuk herbal dan ramuan perobatan, serta cara mengobati.

G. Perkembangan Peradaban Mesopotamia di Bidang Budaya

H. Perkembangan Peradaban Mesopotamia di Bidang Kesenian, Arsitektur, Kesusastraan

Peninggalan bangsa Sumeria yang antara lain berupa lukisan – lukisan para penguasa yang terlukis dalam peta, kuil-kuil maupun dalam gundukan-gundukan tanah yang tertutup oleh benda-benda yang tidak berharga. Dan mereka berhasil mengungkapkan karateristik kebudayaan bangsa Sumeria dalam bidang arsitektur Sumeria terletak pada tingkat kerumitannya yang khas. Sebagai contoh ialah istana para raja (3500 SM ) dibangun berdasarkan perencaan yang rumit. Bangunan terdiri dari tangga yang besar dan tembok-temboknya dihiasi dengan relief-relief dengan bentuk binatang dan manusia. Sebenarnya orang-orang Sumeria lebih familiar dengan bangunan-bangunan yang berbentuk kubah. Akan tetapi karna tidak adanya batu besar di Mesopotamia membuat bangunan-bangunan seperti itu kurang berkembang.

Seni pahat bangsa Sumeria terdiri dari relief-relief yang digunakan untuk dekorasi dan isinya berupa cerita-cerita yang berupa bentuk badan manusia ataupun binatang. Manusia yang kekar adalah bentuk khas seni pahat yang paling digemari oleh bangsa Sumeria.

Pintu gerbang kota Assiria dan pintu masuk ke istana dijaga oleh patung lembu bersayap. Patung tersebut berbadan lembu jantan dan berkepala manusia dengan berkaki lima.

Bidang arsitektur, orang Sumeria membangun kotanya menurut tata aturan kota yang terencana. Bangunan umumnya terbuat dari batu bata dan tanah liat. Kemampuan mengolah logam, dari pengolahan logam dihasilkan cermin, tongkat-tongkat, kapak, dan perlengkapan senjata lainnya. Mereka juga pandai membuat pakaian lenan, perkakas dari tembikar dan tembaga, serta perhiasan dari emas. Mesopotamia pada zaman Babylonia (Baru) terkenal dengan “taman gantung”, yang kemudian menjadi salah satu keajaiban dunia

Tradisi kesusasteraan Epik Gilgamesh, berisi tentang penciptaan dunia dan banjir besar, kisah Falsafah dan cara hidup masyarakat Mesopotamia. Tentang kepahlawanan Gilgamesh, ada sifat dua pertiga tuhan, satu pertiga manusia. Wajah tampan, ada kekuatan dan keberanian. Telah memerintah dan memberikan perlindungan kepada Kota Uruk. Menceritakan juga kehidupan yang kekal dan kesaktian.

I. Perkembangan Peradaban Mesopotamia di Bidang Militer dan Administrasi

J. Perkembangan Peradaban Mesopotamia di Bidang Politik

Bentuk bangsa adalah “Negara Kota” yang masing-masing Negara kota dipimpin oleh seorang raja. Sebagaimana telah disinggung di muka, masing-masing raja memilki otoritas penuh baik sebagai pemimpin politik, supervisor irigasi maupun pemimpin keagamaan. Mungkin lebih tepat bangsa Sumeria menganut sistem pemerintahan dan bentuk negara “kondefenderasi terbuka”. Persatuan diperlukan hanya dalam bidang militer ketika mendapatkan serangan dari luar. Namun tidak jarang juga terjadi persaingan dan ingin saling menguasai di antara Negara-negara kota sendiri. Sebagai contoh ialah ketika Dungi berkuasa, bangsa Sumeria berada di bawah kekuasaan tunggalnaya. Sistem pemerintahan bersifat despotik. Sebagian besar penduduknya merupakan budak atau dianggap sebagai budak yang hidup dalam sebuah tirani yang secara terpaksa harus rela menerima setiap kehendak raja. Raja berkedudukan sebagai dewa yang memerintah manusia di bumi. Kebebasan intelektual hanya sedikit diberikan.

Bangsa-Bangsa Pendukung Peradaban Mesopotamia

a. Bangsa Ubaid

Merupakan bangsa pertama yang telah tinggal di Mesopotamia selama bertahun-tahun. Bangsa ini bermata pencaharian sebagai petani. Mereka menanam biji-bijian dengan memanfaatkan air sungai sebagai sarana irigasi pertanian ini dilakukan di daerah yang subur.

b. Bangsa Sumeria (± 3000 SM)

Merupakan bangsa yang ada setelah bangsa Ubaid telah punah. Bangsa ini bermata pencaharian sebagai petani yaitu dengan cara melanjutkan pertanian yang dilakukan oleh bangsa Ubaid. Namun berbeda dengan para pendahulunya bangsa Sumeria memperbaharui sistem irigasi dengan membuat waduk-waduk agar ketika musim kemarau mereka tetap akan bisa melakukan pengairan ke ladang-ladang mereka. Bangsa Sumeria adalah bangsa yang pertama mendiami Mesopotamia. Mula-mula daerah tersebut berupa rawa-rawa. Setelah dikeringkan daerah tersebut menjadi pemukiman yang dihuni oleh kelompok masyarakat yang teratur. Kota yang dihuni tertua adalah Ur dan kemudian Sumer.

Bangsa ini menganut kepercayaan politeisme atau mempercayai adanya banyak dewa. Dewa-dewa tersebut, antara lain, Uruk (Dewa Langit), Nippur (Dewa Bumi), dan Eridu (Dewa Air). Tempat untuk memuja para dewa tersebut adalah ziggurat. Bangsa Sumeria juga sudah mengenal tulisan, yaitu tulisan paku. Kebudayaan bangsa Sumeria akhirnya berakhir setelah pada tahun 2350 SM diserang oleh bangsa Akkad di bawah pimpinan Sargon. Bangsa Akkad adalah rumpun bangsa Semit.

c. Bangsa Akkad (± 2350 SM)

Memasuki tahun 2800 SM, Mesopotamia dikuasai oleh bangsa Akkadia, setelah berhasil mengalahkan bangsa Sumeria. Pemimpin bangsa Akkadia adalah raja Sargon. Memilih Agade sebagai ibukotanya. Dari segi kebudayaan bangsa Akkadia meniru kebudayaan bangsa Sumeria yang sudah maju sehingga berkembanglah budaya baru yang disebut budaya Sumer Akkad berbahasa semit. Bangsa Akkad memuja banyak dewa, dan juga memiliki cerita-cerita dongeng tentang kepahlawanan, seperti cerita tentang Adopa, Etana, dan Gilgamesh.

d. Bangsa Babilonia (±1900 SM)

Kerajaan Babilonia didirikan oleh bangsa Amorit yang disebut juga Babilonia. Kata Babilonia berasal dari kata babilu yang berarti gerbang menuju Tuhan. Babilon terletak ± 97 kilometer di selatan kota Baghdad sekarang, di tepi sungai Eufrat, Irak selatan. Babilon menjadi pemerintahan (ibukota), perdagangan dan keagamaan. Raja Babilonia yang terbesar adalah Hammurabi (1948-1905 SM). Raja Hammurabi terkenal sebagai pembuat Undang-undang. Menurut kepercayaan, undang-undang tersebut berasal dari pemberian Dewa Marduk. Agar dapat dibaca oleh masyarakat, maka undang-undang itu dipahatkan pada tugu batu setinggi 8 kaki yang ditempatkan di tengah ibukota. Inti dari hukum Hammurabi adalah pembalasan, misalnya mata ganti mata, gigi ganti gigi. Penerapan hukum itu sangat keras, contoh: “Jika seseorang melakukan pencurian di sebuah rumah, maka ia harus dibunuh dan dibakar di muka rumah tempat ia melakukan pencurian”. Dengan demikian keteraturan masyarakat tercapai karena ketaatan pada hukum. Setelah Hammurabi meninggal dunia, kira-kira tahun 1900 SM Babilonia ditaklukkan oleh bangsa Hittit dari dataran tinggi di sebelah utara Mesopotamia. Pada masa pemerintahan Hammurabi, kekuasaan Babylonia terbentang dari Teluk Persia sampai seberang wilayah Turki sekarang dan dari Pegunungan Zagros di timur sampai Sungai Khabur di Siria. Tetapi, sepeninggal Hammurabi wilayah Babylonia terpecah-balah dan akhirnya Babylonia (Lama) runtuh karena serangan dari bangsa Hitti (Hittit). Selanjutnya Mesopotamia diduduki dan diperintah oleh bangsa Kassi (Kassit).

e. Bangsa Assyria (±1200 SM)

Bangsa Assyria termasuk rumpun bangsa Semit. Mereka membangun kota Asshur dan Niniveh. Kota Niniveh yang terletak di tepi sungai Tigris dijadikan ibukota. Pemerintahan bangsa Assyria bercorak militer. Bangsa Assyria digelari sebagai bangsa Roma dari Asia. Gelar tersebut di dapat karena seperti bangsa Romawi, bangsa Assyria merupakan penakluk daerah-daerah di sekitarnya sehingga berhasil membentuk imperium yang besar. Wilayah Assyria membentang dari teluk Persia sampai Laut Tengah. Mereka sangat ditakuti oleh bangsa lain karna pasukan infantri, kavaleri dan tentara dengan kereta perangnya sangat kuat.

Wilayah kerajaan dibagi menjadi beberapa propinsi dan setiap propinsi diperintah oleh gubernur yang bertanggungjawab kepada Raja. Untuk memperlancar hubungan antara ibukota dan daerah maka dibangunlah jalan raya yang bagus.

Selain kehidupannya yang bercorak militer, bangsa Assyria juga membangun negerinya menjadi sangat maju antara lain di bidang pendidikan. Salah seorang raja Assyria yang terkenal adalah Assurbanipal. Pada masa pemerintahannya ia meninggalkan 22000 buah lempengan tanah liat yang tersimpan di perpustakaan Niniveh. Lempengan (tablet-tablet) tersebut memuat tulisan tentang masalah keagamaan, sastra, pengobatan, matematika, ilmu pengetahuan alam, kamus dan sejarah. Raja-raja yang pernah berkuasa di Kerajaan Assyria, dan antaranya Raja Sargon I I, Raja Sennacherib, dan Raja Assurbanipal. Lambat laun Kerajaan Assyria semakin lemah. Hal ini diketahui oleh bangsa Chaldea yang berkembang di daerah Mesopotamia Selatan (bekas kekuasaan Kerajaan Babylonia Lama). Bangsa ini menyerang Kerajaan Assyria. Pada tahun 612 SM, Ibu Kota Niniveh berhasil dikuasai sehingga mengakibatkan runtuhnya Kerajaan Assyria.

f.Bangsa Babilonia Baru

Tampilnya suku bangsa Khaldea mengangkat kembali keperkasaan Babilonia yang dulu pernah jaya. Raja bangsa Khaldea yang terkenal adalah Nebukadnezar. Ia membangun kembali kota Babilon dan menjadikan kota tersebut sebagai ibukota sehingga disebut Babilonia Baru. Ada dua hal yang menarik di kota Babilonia yaitu menara Babel dan taman gantung. Menara babel yang tingginya mencapai 90 meter berfungsi sebagai keindahan kota serta mercusuar bagi para pedagang di sekitarnya yang akan menuju ke kota Babilonia. Hal kedua yang menarik adalah pembuatan taman gantung yang dipersembahkan untuk isterinya. Taman itu dibangun di atas bukit buatan. Tingginya 107 meter. Bentuknya berupa podium bertingkat yang ditanami pohon, rumput dan bunga-bungaan. Ada air terjun buatan berasal dari air sungai Eufrat yang dialirkan ke puncak bukit lalu mengalir melalui saluran buatan. Jika dilihat dari jauh seolah-olah taman itu menggantung, suatu pemandangan yang sangat menakjubkan.

Di bidang pengetahuan bangsa Khaldea telah mengembangkan astronomi dan astrologi. Mereka percaya bahwa masa depan dapat diketahui dengan mempelajari bintang-bintang. Selain meramal nasib seseorang juga ramalan tentang gerhana. Mereka membagi minggu dalam tujuh hari, satu hari ke dalam 12 jam ganda (1/2 hari siang/terang dan 1/2 hari malam/gelap). Menghitung lewatnya waktu dengan jam air (water clock) dan jam matahari (sundial). Sebuah catatan penting mengenai Nebukadnezar adalah peristiwa penaklukan kerajaan Yudea dan Palestina. Ibukota Yerusalem direbutnya, kemah raja Sulaiman dibakar dan menjarah tanah Yudea. Bangsa Israel termasuk para pemimpinnya diangkut ke negerinya dijadikan budak dan tawanan. Peristiwa itu disebut masa pembuangan Babilon dari tahun 586-550 SM yang sangat membekas bagi bangsa Israel. Sesudah Nebukadnezar meninggal dunia tak lama yaitu tahun 539 SM, Babilonia Baru ditaklukkan oleh bangsa Persia.

g. Bangsa Persia

Di bawah pimpinan Cyrus berdirilah Kerajaan Persia, berhasil memperluas wilayah kekuasaannya dengan menaklukkan Babylonia Baru dan daerah Asia Kecil. Raja Cyrus menguasai sebagian dari daerah India bagian barat. Namun dalam pertempuran melawan bangsa Tura, Raja Cyrus terbunuh. Ia kemudian digantikan oleh anaknya yang bernama Cambysses.

Raja Cambysses berhasii mengembalikan ketentraman dalam negeri Persia. Bahkan pada tahun 525 SM Cambysses berhasil menaklukkan negeri Mesir. Setelah Raja Cambysses meninggal ia digantikan oleh Raja Darius. Di bawah pemerintahannya, Kerajaan Persia mencapai masa kejayaannya. Pada masa itu dibangun istana yang megah dan indah di Kota Suza. Istana di Persepolis terkenal karena mempunyai tangga raksasa untuk memasuki istana tersebut. Kerajaan Persia hancur ketika mendapat serangan dari Iskandar Zulkarnaen.

sejarah

Peradaban Pertama

Peradaban pertama yang menguasai daerah ini adalah bangsa Sumeria sekitar tahun 3000 SM yang dipimpin Patesi Aannipada. Kota besar bangsa Sumeria adalah Ur dan Raja terkenalnya adalah Patesi Lugal Zagisi. Salah satu warisan peradaban Sumeria adalah Kuil Zigurrat.

Peradaban Kedua

Peradaban kedua adalah bangsa Akkadia yang berhasil mengalahkan bangsa Sumeria tahun 2271 SM. Rajanya yang pertama adalah Raja Sargon. Tahun 2083 SM bangsa Akkadia dikalahkan oleh bangsa Gutian.

Peradaban Ketiga

Peradaban ketiga adalah bangsa Gutian. Tidak banyak terdapat catatan terhadap bangsa ini. Kekuasaan bangsa ini berakhir setelah rajanya yang terakhir Tirigan dikalahkan oleh bangsa Sumeria dari Dinasti Uruk tahun 2055 SM di bawah pimpinan Raja Utu Hengal. Dinasti Uruk kemudian mengalami kemunduran dan digantikan oleh Dinasti Ur tahun 2047 SM. Tahun 2004 SM bangsa Elam mengalahkan Dinasti Ur untuk menguasai Mesopotamia. Raja terakhir Dinasti Ur adalah Ibbi Suen. Bangsa Elam kemudian diusir dari Mesopotamia oleh bangsa Amorit dari Dinasti Isin. Dinasti Isin dimulai oleh raja Ishbi Erra dan raja terakhirnya Damiq-ilishu. Dinasti Isin ini dikalahkan oleh Dinasti Larsa di bawah pimpinan Raja Ram Sin I tahun 1730 SM.

Peradaban Keempat

Peradaban keempat adalah bangsa Amorit. Di bawah Raja Hammurabi dari Dinasti Larsa, bangsa Amorit semakin kuat dan mencapai puncak kejayaan dengan membentuk kerajaan Babilonia tahun 1728 SM. Bangsa Babilonia ini mewariskan Hukum Hammurabi. Bangsa Babilonia ini kemudian dikalahkan oleh bangsa Hittit di bawah Raja Mursili I tahun 1531 SM. Bangsa Hittit kemudian kembali lagi pulang ke daerah asalnya di Alleppo dekat Anatolia.

Kemudian bangsa Kassite-lah yang mengambil alih Mesopotamia sepeninggal bangsa Hittit. Bangsa Kassite ini berakhir pada masa raja Enlil-nadin-ahi tahun 1155 SM setelah diserang bangsa Elam. Bangsa Elam berasal dari daerah sebelah Timur Mesopotamia. Bangsa Elam akhirnya menguasai Mesopotamia namun pusat pemerintahannya tetap di kota Susa. Sepeninggal bangsa Elam, kekuasaan di daerah itu berada di tangan Dinasti Isin. Namun kekuatan pengaruh Dinasti Isin kalah dengan kekuatan bangsa Hittit.

Beberapa tahun kemudian di Mesopotamia dinasti Isin di bawah raja Nebukadnesar I mulai menampakan kekuatannya. Sekali lagi Mesopotamia dikuasai oleh bangsa Amorite dari Dinasti Isin yang mendirikan kerajaan Babilonia. Kerajaan Babilonia ini dimulai dari tahun 1125 SM sampai 729 SM. Kerajaan Babilonia ini kemudian diruntuhkan dan dihancurkan oleh bangsa Assyria. Sebelumnya bangsa Assyria tinggal di kota Assur sebelah Utara kota Babilonia.

Peradaban kelima

Peradaban kelima adalah bangsa Assyria. Tahun 729 SM bangsa Assyria di bawah raja Tiglath-Pileser III menguasai Mesopotamia.

Sebelum mengalahkan bangsa Babilonia, Assyria mengalahkan bangsa Hittit terlebih dahulu yang berdiam di sebelah Utara kota Assur. Assyria kemudian membangun ibukotanya di kota Niniwe. Di bawah raja Sagon II tahun 722 SM, Assyria menyerang bangsa Aoria di Syria, bangsa Funisia di Libanon dan bangsa Israel di Palestina. Tahun 650 SM bangsa Assyria menyerbu Mesir di bawah raja Assurbanipal yang memiliki prajurit-prajurit kejam dan keras di istananya. Tahun 646 SM Assurbanipal menyerang kota Susa, ibukota bangsa Elam dan mengakhiri kejayaan bangsa Elam. Hal ini menyebabkan bangsa-bangsa di sekitar Mesopotamia merasa terancam.

Akhirnya tahun 612, bangsa Media, bangsa Persia dan bangsa Khaldea serta juga dibantu oleh bangsa Mesir menyerang dan menghancurkan bangsa Assyria berserta kota Niniwe.

Peradaban Keenam

Peradaban keenam adalah bangsa Khaldea. Di bawah pimpinan raja Nabopalasar bangsa Khaldea mendirikan kerajaan Babilonia dengan ibukotanya di kota Babel. Bangsa ini menguasai Mesopotamia dan mencapai puncak kejayaan di bawah raja Nebukadnezar II (604-561 SM). Salah satu warisan bangsa ini adalah Ishtar Gate dan Taman Bergantung. Tahun 539 SM kerajaan Babilonia runtuh akibat serangan bangsa Persia dari Timur. Waktu itu kerajaan Babilonia diperintah oleh raja Belsazzar.

Peradaban Ketujuh

Peradaban ketujuh adalah bangsa Persia. Bangsa Persia semula berada di daerah sebelah Timur Mesopotamia. Sebelum bangsa Persia berkuasa, bangsa yang dominan adalah bangsa Media. Di bawah pimpinan Cyrus, bangsa Persia memberontak dan mengalahkan bangsa Media. Cyrus kemudian menyerbu bangsa Lydia di Anatolia tahun 546 SM. Akhirnya tujuan penaklukan selanjutnya adalah kerajaan Babilonia di Mesopotamia.

Tahun 539 SM Babilonia berhasil diruntuhkan. Ibukota Persia adalah Persepolis. Bangsa Persia mencapai puncak Kejayaan pada masa Raja Darius (521-485 SM) yang wilayahnya membentang dari India sampai Laut Tengah. Bangsa Persia juga mencoba menaklukan bangsa Yunani. Raja Xerxes (480 SM) sempat menguasai Athena serta Yunani Tengah. Namun tahun 479 SM Panglima Perang Sparta Themytocles berhasil mengusir Persia dari tanah Yunani. Kerajaan Persia ini kemudian ditaklukan tahun 330 SM oleh Alexander dari Makedonia yang mendirikan wilayahnya sepanjang Yunani sampai India.

Sepeninggal Alexander, dibangunlah kerajaan Seleucid yang mewarisi budaya Makedonia. Kerajaan ini dibangun oleh salah satu Jenderal Alexander yang bernama Seleucos I Nicator. Kerajaan Seleucid tidak bertahan lama. Didirikan tahun 312 SM sampai 248 SM. Di bawah pimpinan Arsaces bangsa Parthia berhasil mengalahkan kerajaan Seleucid dan membangun kerajaan Parthia. Kerajaan ini menguasai Iran dan juga Mesopotamia. Tahun 224 Masehi Kerajaan ini diserang oleh bangsa Persia yang kemudian mendirikan kerajaan Sassanid.

Kerajaan Sassanid ini dipimpin oleh raja Ardashir I. Kerajaan ini kemudian menguasai Iran, Mesopotamia, Turki, Syria, Pakistan, Kaukasus, Asia Tengah dan Arab. Mencapai puncak kejayaan di masa Khosrau II di mana wilayahnya bertambah dengan Mesir, Yordania dan Palestina. Kerajaan Sassanid ini kemudian runtuh akibat serangan bangsa Arab yang menyebarkan agama Islam tahun 651 M di bawah Kalifah Usman.

K. Hubungan Peradaban Mesopotamia dengan Peradaban/Kerajaan Lain

Kerajaan Babilonia (±1900 SM)

Kerajaan Babilonia didirikan oleh bangsa Amorit yang disebut juga Babilonia. Kata Babilonia berasal dari kata babilu yang berarti gerbang menuju Tuhan. Babilon terletak ± 97 kilometer di selatan kota Baghdad sekarang, di tepi sungai Eufrat, Irak selatan. Babilon menjadi pemerintahan (ibukota), perdagangan dan keagamaan. Raja Babilonia yang terbesar adalah Hammurabi (1948-1905 SM). Raja Hammurabi terkenal sebagai pembuat Undang-undang. Menurut kepercayaan, undang-undang tersebut berasal dari pemberian Dewa Marduk. Agar dapat dibaca oleh masyarakat, maka undang-undang itu dipahatkan pada tugu batu setinggi 8 kaki yang ditempatkan di tengah ibukota. Inti dari hukum Hammurabi adalah pembalasan, misalnya mata ganti mata, gigi ganti gigi. Penerapan hukum itu sangat keras, contoh: “Jika seseorang melakukan pencurian di sebuah rumah, maka ia harus dibunuh dan dibakar di muka rumah tempat ia melakukan pencurian”. Dengan demikian keteraturan masyarakat tercapai karena ketaatan pada hukum. Setelah Hammurabi meninggal dunia, kira-kira tahun 1900 SM Babilonia ditaklukkan oleh bangsa Hittit dari dataran tinggi di sebelah utara Mesopotamia. Pada masa pemerintahan Hammurabi, kekuasaan Babylonia terbentang dari Teluk Persia sampai seberang wilayah Turki sekarang dan dari Pegunungan Zagros di timur sampai Sungai Khabur di Siria. Tetapi, sepeninggal Hammurabi wilayah Babylonia terpecah-balah dan akhirnya Babylonia (Lama) runtuh karena serangan dari bangsa Hitti (Hittit). Selanjutnya Mesopotamia diduduki dan diperintah oleh bangsa Kassi (Kassit).