Berapa lamakah proses upacara adat kematian Betawi dilakukan

Menurut tradisi Betawi, Upacara Kematian atau ngurus mayit dilakukan dari perawatan sampai penguburan dan disesuaikan dengan ajaran agama Islam. Setelah dimandikan, dikafani, disalatkan, jenazah dikebumikan di pekuburan yang dilakukan oleh kaum pria.

kak aaku lupa pertanyaannya gak dikasih tau nih kak pertanyaannya Dari judul tersebut tuliskan kata kunci dan informasi apa kira kira yang akan kita peroleh dari teks dengan judul tersebut?

Berapa lamakah proses upacara adat kematian Betawi dilakukan

KimArmySprite KimArmySprite

Jawaban:

Menurut tradisi Betawi, Upacara Kematian atau ngurus mayit dilakukan dari perawatan sampai penguburan dan disesuaikan dengan ajaran agama Islam. Setelah dimandikan, dikafani, disalatkan, jenazah dikebumikan di pekuburan yang dilakukan oleh kaum pria.

Penjelasan:

Semoga membantu ^_^

maaf kalo salah : )

Foto: Upacara Kematian

Jakarta

[2016-11-15 22:10:37, view 15604]

Saat ada orang meninggal, orang Betawi akan menjalankan beberapa prosesi sebelum dan sesudah orang yang meninggal tersebut dimakamkan.Beberapa prosesi tersebut diantaranya  adalah:

Ngelawat atau Nyelawat

Ngelawat atau nyelawat adalah mengunjungi rumah tetangga, sanak keluarga ataupun orang lain yang sedang ditimpa kemalangan seperti kematian. Ngelawat atau nyelawat ini merupakan adat kebiasaan suku bangsa Indonesia yang sering juga dilakukan orang Betawi. Kebiasaan ini terutama dilakukan oleh tetangga dan sanak keluarga terdekat. Orang-orang yang datang ngelawat biasanya membawa sumbangan berupa uang yang disebut "uang selawat" yang jumlahnya tidak ditentukan tergantung kemampuan serta keikhlasannya.

Membantu Mengurus Jenazah Orang yang Meninggal

Selain ngelawat atau ngelayat, biasanya orang-orang Betawi akan membantu dalam mengurusi jenazah orang yang meninggal dari mulai memandikan hingga melaksanakan upacara bagi fidiyah atau pudie bertempat di masjid atau musholla dan dipimpin oleh kyai setempat yang dituakan. Pihak keluarga jenazah menyerahkan perwakilan kepada kyai dengan mengucapkan ijab-kabul.

Tahlilan

Dalam tradisi Betawi, penghormatan kepada orang yang meninggal diwujudkan dalam bentuk tahlilan. Tahlilan ini diselenggarakan oleh para anggota keluarga yang ditinggalkan almarhum atau almarhumah. Mereka mengadakan selamatan atau sedekahan pada waktu yang meninggal telah mencapai 7 hari, 40 hari, 100 hari, dan 1000 hari dari saat meninggalnya. Saat tahlilan mereka mengundang tetangga dan kerabat untuk hadir dan membacakan ayat– ayat Al-Qur’an dan do’a – doa untuk almarhum atau almarhumah.

Ngored

Ngored dalam masyarakat Betawi diartikan sebagai kegiatan berziarah kubur. Biasanya kegiatan ini dilakukan pada waktu-waktu tertentu dan bertujuan untuk mendoakan orang yang meninggal agar diampuni dosa-dosanya selama hidup di dunia.


Page 2

Foto: Upacara Kematian

Jakarta

[2016-11-15 22:10:37, view 15604]

Saat ada orang meninggal, orang Betawi akan menjalankan beberapa prosesi sebelum dan sesudah orang yang meninggal tersebut dimakamkan.Beberapa prosesi tersebut diantaranya  adalah:

Ngelawat atau Nyelawat

Ngelawat atau nyelawat adalah mengunjungi rumah tetangga, sanak keluarga ataupun orang lain yang sedang ditimpa kemalangan seperti kematian. Ngelawat atau nyelawat ini merupakan adat kebiasaan suku bangsa Indonesia yang sering juga dilakukan orang Betawi. Kebiasaan ini terutama dilakukan oleh tetangga dan sanak keluarga terdekat. Orang-orang yang datang ngelawat biasanya membawa sumbangan berupa uang yang disebut "uang selawat" yang jumlahnya tidak ditentukan tergantung kemampuan serta keikhlasannya.

Membantu Mengurus Jenazah Orang yang Meninggal

Selain ngelawat atau ngelayat, biasanya orang-orang Betawi akan membantu dalam mengurusi jenazah orang yang meninggal dari mulai memandikan hingga melaksanakan upacara bagi fidiyah atau pudie bertempat di masjid atau musholla dan dipimpin oleh kyai setempat yang dituakan. Pihak keluarga jenazah menyerahkan perwakilan kepada kyai dengan mengucapkan ijab-kabul.

Tahlilan

Dalam tradisi Betawi, penghormatan kepada orang yang meninggal diwujudkan dalam bentuk tahlilan. Tahlilan ini diselenggarakan oleh para anggota keluarga yang ditinggalkan almarhum atau almarhumah. Mereka mengadakan selamatan atau sedekahan pada waktu yang meninggal telah mencapai 7 hari, 40 hari, 100 hari, dan 1000 hari dari saat meninggalnya. Saat tahlilan mereka mengundang tetangga dan kerabat untuk hadir dan membacakan ayat– ayat Al-Qur’an dan do’a – doa untuk almarhum atau almarhumah.

Ngored

Ngored dalam masyarakat Betawi diartikan sebagai kegiatan berziarah kubur. Biasanya kegiatan ini dilakukan pada waktu-waktu tertentu dan bertujuan untuk mendoakan orang yang meninggal agar diampuni dosa-dosanya selama hidup di dunia.


Page 3

Foto: Upacara Kematian

Jakarta

[2016-11-15 22:10:37, view 15604]

Saat ada orang meninggal, orang Betawi akan menjalankan beberapa prosesi sebelum dan sesudah orang yang meninggal tersebut dimakamkan.Beberapa prosesi tersebut diantaranya  adalah:

Ngelawat atau Nyelawat

Ngelawat atau nyelawat adalah mengunjungi rumah tetangga, sanak keluarga ataupun orang lain yang sedang ditimpa kemalangan seperti kematian. Ngelawat atau nyelawat ini merupakan adat kebiasaan suku bangsa Indonesia yang sering juga dilakukan orang Betawi. Kebiasaan ini terutama dilakukan oleh tetangga dan sanak keluarga terdekat. Orang-orang yang datang ngelawat biasanya membawa sumbangan berupa uang yang disebut "uang selawat" yang jumlahnya tidak ditentukan tergantung kemampuan serta keikhlasannya.

Membantu Mengurus Jenazah Orang yang Meninggal

Selain ngelawat atau ngelayat, biasanya orang-orang Betawi akan membantu dalam mengurusi jenazah orang yang meninggal dari mulai memandikan hingga melaksanakan upacara bagi fidiyah atau pudie bertempat di masjid atau musholla dan dipimpin oleh kyai setempat yang dituakan. Pihak keluarga jenazah menyerahkan perwakilan kepada kyai dengan mengucapkan ijab-kabul.

Tahlilan

Dalam tradisi Betawi, penghormatan kepada orang yang meninggal diwujudkan dalam bentuk tahlilan. Tahlilan ini diselenggarakan oleh para anggota keluarga yang ditinggalkan almarhum atau almarhumah. Mereka mengadakan selamatan atau sedekahan pada waktu yang meninggal telah mencapai 7 hari, 40 hari, 100 hari, dan 1000 hari dari saat meninggalnya. Saat tahlilan mereka mengundang tetangga dan kerabat untuk hadir dan membacakan ayat– ayat Al-Qur’an dan do’a – doa untuk almarhum atau almarhumah.

Ngored

Ngored dalam masyarakat Betawi diartikan sebagai kegiatan berziarah kubur. Biasanya kegiatan ini dilakukan pada waktu-waktu tertentu dan bertujuan untuk mendoakan orang yang meninggal agar diampuni dosa-dosanya selama hidup di dunia.


Page 4

Foto: Upacara Kematian

Jakarta

[2016-11-15 22:10:37, view 15604]

Saat ada orang meninggal, orang Betawi akan menjalankan beberapa prosesi sebelum dan sesudah orang yang meninggal tersebut dimakamkan.Beberapa prosesi tersebut diantaranya  adalah:

Ngelawat atau Nyelawat

Ngelawat atau nyelawat adalah mengunjungi rumah tetangga, sanak keluarga ataupun orang lain yang sedang ditimpa kemalangan seperti kematian. Ngelawat atau nyelawat ini merupakan adat kebiasaan suku bangsa Indonesia yang sering juga dilakukan orang Betawi. Kebiasaan ini terutama dilakukan oleh tetangga dan sanak keluarga terdekat. Orang-orang yang datang ngelawat biasanya membawa sumbangan berupa uang yang disebut "uang selawat" yang jumlahnya tidak ditentukan tergantung kemampuan serta keikhlasannya.

Membantu Mengurus Jenazah Orang yang Meninggal

Selain ngelawat atau ngelayat, biasanya orang-orang Betawi akan membantu dalam mengurusi jenazah orang yang meninggal dari mulai memandikan hingga melaksanakan upacara bagi fidiyah atau pudie bertempat di masjid atau musholla dan dipimpin oleh kyai setempat yang dituakan. Pihak keluarga jenazah menyerahkan perwakilan kepada kyai dengan mengucapkan ijab-kabul.

Tahlilan

Dalam tradisi Betawi, penghormatan kepada orang yang meninggal diwujudkan dalam bentuk tahlilan. Tahlilan ini diselenggarakan oleh para anggota keluarga yang ditinggalkan almarhum atau almarhumah. Mereka mengadakan selamatan atau sedekahan pada waktu yang meninggal telah mencapai 7 hari, 40 hari, 100 hari, dan 1000 hari dari saat meninggalnya. Saat tahlilan mereka mengundang tetangga dan kerabat untuk hadir dan membacakan ayat– ayat Al-Qur’an dan do’a – doa untuk almarhum atau almarhumah.

Ngored

Ngored dalam masyarakat Betawi diartikan sebagai kegiatan berziarah kubur. Biasanya kegiatan ini dilakukan pada waktu-waktu tertentu dan bertujuan untuk mendoakan orang yang meninggal agar diampuni dosa-dosanya selama hidup di dunia.


Page 5

Foto: Upacara Kematian

Jakarta

[2016-11-15 22:10:37, view 15604]

Saat ada orang meninggal, orang Betawi akan menjalankan beberapa prosesi sebelum dan sesudah orang yang meninggal tersebut dimakamkan.Beberapa prosesi tersebut diantaranya  adalah:

Ngelawat atau Nyelawat

Ngelawat atau nyelawat adalah mengunjungi rumah tetangga, sanak keluarga ataupun orang lain yang sedang ditimpa kemalangan seperti kematian. Ngelawat atau nyelawat ini merupakan adat kebiasaan suku bangsa Indonesia yang sering juga dilakukan orang Betawi. Kebiasaan ini terutama dilakukan oleh tetangga dan sanak keluarga terdekat. Orang-orang yang datang ngelawat biasanya membawa sumbangan berupa uang yang disebut "uang selawat" yang jumlahnya tidak ditentukan tergantung kemampuan serta keikhlasannya.

Membantu Mengurus Jenazah Orang yang Meninggal

Selain ngelawat atau ngelayat, biasanya orang-orang Betawi akan membantu dalam mengurusi jenazah orang yang meninggal dari mulai memandikan hingga melaksanakan upacara bagi fidiyah atau pudie bertempat di masjid atau musholla dan dipimpin oleh kyai setempat yang dituakan. Pihak keluarga jenazah menyerahkan perwakilan kepada kyai dengan mengucapkan ijab-kabul.

Tahlilan

Dalam tradisi Betawi, penghormatan kepada orang yang meninggal diwujudkan dalam bentuk tahlilan. Tahlilan ini diselenggarakan oleh para anggota keluarga yang ditinggalkan almarhum atau almarhumah. Mereka mengadakan selamatan atau sedekahan pada waktu yang meninggal telah mencapai 7 hari, 40 hari, 100 hari, dan 1000 hari dari saat meninggalnya. Saat tahlilan mereka mengundang tetangga dan kerabat untuk hadir dan membacakan ayat– ayat Al-Qur’an dan do’a – doa untuk almarhum atau almarhumah.

Ngored

Ngored dalam masyarakat Betawi diartikan sebagai kegiatan berziarah kubur. Biasanya kegiatan ini dilakukan pada waktu-waktu tertentu dan bertujuan untuk mendoakan orang yang meninggal agar diampuni dosa-dosanya selama hidup di dunia.


Page 6

Foto: Upacara Kematian

Jakarta

[2016-11-15 22:10:37, view 15604]

Saat ada orang meninggal, orang Betawi akan menjalankan beberapa prosesi sebelum dan sesudah orang yang meninggal tersebut dimakamkan.Beberapa prosesi tersebut diantaranya  adalah:

Ngelawat atau Nyelawat

Ngelawat atau nyelawat adalah mengunjungi rumah tetangga, sanak keluarga ataupun orang lain yang sedang ditimpa kemalangan seperti kematian. Ngelawat atau nyelawat ini merupakan adat kebiasaan suku bangsa Indonesia yang sering juga dilakukan orang Betawi. Kebiasaan ini terutama dilakukan oleh tetangga dan sanak keluarga terdekat. Orang-orang yang datang ngelawat biasanya membawa sumbangan berupa uang yang disebut "uang selawat" yang jumlahnya tidak ditentukan tergantung kemampuan serta keikhlasannya.

Membantu Mengurus Jenazah Orang yang Meninggal

Selain ngelawat atau ngelayat, biasanya orang-orang Betawi akan membantu dalam mengurusi jenazah orang yang meninggal dari mulai memandikan hingga melaksanakan upacara bagi fidiyah atau pudie bertempat di masjid atau musholla dan dipimpin oleh kyai setempat yang dituakan. Pihak keluarga jenazah menyerahkan perwakilan kepada kyai dengan mengucapkan ijab-kabul.

Tahlilan

Dalam tradisi Betawi, penghormatan kepada orang yang meninggal diwujudkan dalam bentuk tahlilan. Tahlilan ini diselenggarakan oleh para anggota keluarga yang ditinggalkan almarhum atau almarhumah. Mereka mengadakan selamatan atau sedekahan pada waktu yang meninggal telah mencapai 7 hari, 40 hari, 100 hari, dan 1000 hari dari saat meninggalnya. Saat tahlilan mereka mengundang tetangga dan kerabat untuk hadir dan membacakan ayat– ayat Al-Qur’an dan do’a – doa untuk almarhum atau almarhumah.

Ngored

Ngored dalam masyarakat Betawi diartikan sebagai kegiatan berziarah kubur. Biasanya kegiatan ini dilakukan pada waktu-waktu tertentu dan bertujuan untuk mendoakan orang yang meninggal agar diampuni dosa-dosanya selama hidup di dunia.


Page 7

Foto: Upacara Kematian

Jakarta

[2016-11-15 22:10:37, view 15604]

Saat ada orang meninggal, orang Betawi akan menjalankan beberapa prosesi sebelum dan sesudah orang yang meninggal tersebut dimakamkan.Beberapa prosesi tersebut diantaranya  adalah:

Ngelawat atau Nyelawat

Ngelawat atau nyelawat adalah mengunjungi rumah tetangga, sanak keluarga ataupun orang lain yang sedang ditimpa kemalangan seperti kematian. Ngelawat atau nyelawat ini merupakan adat kebiasaan suku bangsa Indonesia yang sering juga dilakukan orang Betawi. Kebiasaan ini terutama dilakukan oleh tetangga dan sanak keluarga terdekat. Orang-orang yang datang ngelawat biasanya membawa sumbangan berupa uang yang disebut "uang selawat" yang jumlahnya tidak ditentukan tergantung kemampuan serta keikhlasannya.

Membantu Mengurus Jenazah Orang yang Meninggal

Selain ngelawat atau ngelayat, biasanya orang-orang Betawi akan membantu dalam mengurusi jenazah orang yang meninggal dari mulai memandikan hingga melaksanakan upacara bagi fidiyah atau pudie bertempat di masjid atau musholla dan dipimpin oleh kyai setempat yang dituakan. Pihak keluarga jenazah menyerahkan perwakilan kepada kyai dengan mengucapkan ijab-kabul.

Tahlilan

Dalam tradisi Betawi, penghormatan kepada orang yang meninggal diwujudkan dalam bentuk tahlilan. Tahlilan ini diselenggarakan oleh para anggota keluarga yang ditinggalkan almarhum atau almarhumah. Mereka mengadakan selamatan atau sedekahan pada waktu yang meninggal telah mencapai 7 hari, 40 hari, 100 hari, dan 1000 hari dari saat meninggalnya. Saat tahlilan mereka mengundang tetangga dan kerabat untuk hadir dan membacakan ayat– ayat Al-Qur’an dan do’a – doa untuk almarhum atau almarhumah.

Ngored

Ngored dalam masyarakat Betawi diartikan sebagai kegiatan berziarah kubur. Biasanya kegiatan ini dilakukan pada waktu-waktu tertentu dan bertujuan untuk mendoakan orang yang meninggal agar diampuni dosa-dosanya selama hidup di dunia.