Berikut ini merupakan cerita pewayangan bercorak islam, kecuali

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Islam datang ke Nusantara dengan damai. Ajaran Islam diterima masyarakat tanpa ada paksaan. Di Pulau Jawa, Islam disebarkan para ulama yang dikenal dengan julukan Walisongo: Sunan Gresik, Sunan Ampel, Sunan Bonang, Sunan Drajat, Sunan Kudus, Sunan Giri, Sunan Kalijaga, Sunan Muria, serta Sunan Gunung Jati, melalui dakwah kultural.

Para wali berdakwah dengan bahasa lokal, memperhatikan kebudayaan dan adat, serta kesenangan dan kebutuhan masyarakat setempat. Ketika masyarakat Jawa amat senang dengan kesenian, para wali menggunakan berbagai kesenian itu sebagai media dakwah.

Salah satu kesenian rakyat yang dijadikan media dakwah adalah wayang. Sunan Kalijaga, misalnya, mengembangkan wayang purwa, yakni wayang kulit bercorak Islam. Selain itu, Sunan Kalijaga juga menciptakan corak batik bermotif burung (kukula) yang mengandung ajaran etik agar seseorang selalu menjaga ucapannya.

Wayang secara harfiah berarti bayangan. Ia merupakan istilah untuk menunjukkan teater tradisional di Indonesia. Ada yang berpendapat, wayang berasal dari India dan rekaman pertama pertunjukan wayang telah ada sejak 930 M.

Namun, ada pula yang meyakini wayang kulit sebagai salah satu dari berbagai akar budaya seni tradisional Indonesia. “Ada yang menginterpretasikan bahwa wayang berasal dari India, meskipun apabila kita menunjukkan wayang kepada orang-orang India, mereka tidak tahu apa-apa,” ujar Dr  Suyanto, pengajar ISI Surakarta dalam “Diskusi Wayang, Islam, dan Jawa” di Solo, akhir November lalu.

R Gunawan Djajakusumah dalam bukunya, Pengenalan Wayang Golek Purwa di Jawa Barat, mengungkapkan bahwa wayang adalah kebudayaan asli Indonesia, khususnya  Pulau Jawa. Ada yang berpendapat, kata wayang berasal dari Wad an Hyang, artinya “leluhur”.

Sejatinya, wayang merupakan media yang digunakan Wali Songo untuk menyebarkan Islam di Nusantara. Cikal bakal wayang berasal dari wayang beber—yang gambarnya mirip manusia dan lakonnya bersumber dari sejarah sekitar zaman Majapahit.

Wayang dinilai sebagai media dakwah Islam yang sukses di Indonesia. Wayang dianggap berhasil sebagai media dakwah dan syiar Islam karena menggunakan pendekatan  psikologi, sejarah, pedagogi, hingga politik. Dulu, wayang dipertunjukkan di masjid dan masyarakat bebas untuk menyaksikan. Namun, dengan syarat, mereka harus berwudhu dan mengucap syahadat dulu sebelum masuk masjid.

Memang, wayang kulit merupakan produk budaya yang  telah ada sebelum Islam berkembang di Pulau Jawa. Namun, sejak Islam datang dan disebarkan, wayang telah mengalami perubahan. Budaya keislaman dalam wayang kulit purwa tak hanya dijumpai pada wujudnya, tetapi juga pada istilah-istilah dalam bahasa padhalangan, bahasa wayang, nama tokoh wayang, dan lakon (cerita) yang dipergelarkan.

Nama-nama tokoh pewayangan khas Jawa (Punakawan), seperti Semar, Petruk, Bagong, dan Gareng pun berasal dari bahasa Arab. Setiap tokoh memiliki karakter tertentu, yang memiliki peran sebagai media penyampai syiar dan dakwah Islam pada zaman itu. Tema utama edisi ini secara khusus mengupas tentang peran wayang sebagai media dakwah Islam.

Berikut ini merupakan cerita pewayangan bercorak islam, kecuali

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...

Berikut ini merupakan cerita pewayangan bercorak islam, kecuali

Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Dengan metode komunikasi yang brilian, cerita wayang khususnya
 wayang kulit disusupi, diubah dan dikembangkan oleh para wali sedemikian rupa sehingga bernafaskan Islam.

Pusaka terhebat dalam kisah pewayangan adalah Jamus kalimosodo


atau Dua Kalimat Syahadat.

Empat pendamping atau punokawan para ksatria yang amat sakti,
diberi penafsiran baru dari bahasa Arab yang mengandung makna filosofis tinggi, yaitu:

1. Semar berasal dari bahasa Arab simaar yang berarti paku. Ini dimaksudkan bahwa kebenaran agama Islam kokoh, kuat, sejahtera

bagaikan paku yang sudah kokoh tertancap, simaaroddunyaa.

2. Petruk dari kata fat-ruk artinya tinggalkanlah. Fat-ruk kullu man siiwalloohi,
tinggalkanlah segala apa yang selain ALLOH.

3. Gareng dari kata naa la qorii. Nala Gareng dimaksudkan mencari kawan sebanyak banyaknya.

Kembangkanlah silaturrohmi dan dakwah.

4. Bagong dari kata baghoo artinya lacut atau berontak, yaitu keberanian untuk
memberontak terhadap segala sesuatu yang salah dan zholim.

Halaman Selanjutnya


Page 2

Dengan metode komunikasi yang brilian, cerita wayang khususnya
 wayang kulit disusupi, diubah dan dikembangkan oleh para wali sedemikian rupa sehingga bernafaskan Islam.

Pusaka terhebat dalam kisah pewayangan adalah Jamus kalimosodo


atau Dua Kalimat Syahadat.

Empat pendamping atau punokawan para ksatria yang amat sakti,
diberi penafsiran baru dari bahasa Arab yang mengandung makna filosofis tinggi, yaitu:

1. Semar berasal dari bahasa Arab simaar yang berarti paku. Ini dimaksudkan bahwa kebenaran agama Islam kokoh, kuat, sejahtera

bagaikan paku yang sudah kokoh tertancap, simaaroddunyaa.

2. Petruk dari kata fat-ruk artinya tinggalkanlah. Fat-ruk kullu man siiwalloohi,
tinggalkanlah segala apa yang selain ALLOH.

3. Gareng dari kata naa la qorii. Nala Gareng dimaksudkan mencari kawan sebanyak banyaknya.

Kembangkanlah silaturrohmi dan dakwah.

4. Bagong dari kata baghoo artinya lacut atau berontak, yaitu keberanian untuk
memberontak terhadap segala sesuatu yang salah dan zholim.


Berikut ini merupakan cerita pewayangan bercorak islam, kecuali

Lihat Lyfe Selengkapnya


Page 3

Dengan metode komunikasi yang brilian, cerita wayang khususnya
 wayang kulit disusupi, diubah dan dikembangkan oleh para wali sedemikian rupa sehingga bernafaskan Islam.

Pusaka terhebat dalam kisah pewayangan adalah Jamus kalimosodo


atau Dua Kalimat Syahadat.

Empat pendamping atau punokawan para ksatria yang amat sakti,
diberi penafsiran baru dari bahasa Arab yang mengandung makna filosofis tinggi, yaitu:

1. Semar berasal dari bahasa Arab simaar yang berarti paku. Ini dimaksudkan bahwa kebenaran agama Islam kokoh, kuat, sejahtera

bagaikan paku yang sudah kokoh tertancap, simaaroddunyaa.

2. Petruk dari kata fat-ruk artinya tinggalkanlah. Fat-ruk kullu man siiwalloohi,
tinggalkanlah segala apa yang selain ALLOH.

3. Gareng dari kata naa la qorii. Nala Gareng dimaksudkan mencari kawan sebanyak banyaknya.

Kembangkanlah silaturrohmi dan dakwah.

4. Bagong dari kata baghoo artinya lacut atau berontak, yaitu keberanian untuk
memberontak terhadap segala sesuatu yang salah dan zholim.


Berikut ini merupakan cerita pewayangan bercorak islam, kecuali

Lihat Lyfe Selengkapnya


Page 4

Dengan metode komunikasi yang brilian, cerita wayang khususnya
 wayang kulit disusupi, diubah dan dikembangkan oleh para wali sedemikian rupa sehingga bernafaskan Islam.

Pusaka terhebat dalam kisah pewayangan adalah Jamus kalimosodo


atau Dua Kalimat Syahadat.

Empat pendamping atau punokawan para ksatria yang amat sakti,
diberi penafsiran baru dari bahasa Arab yang mengandung makna filosofis tinggi, yaitu:

1. Semar berasal dari bahasa Arab simaar yang berarti paku. Ini dimaksudkan bahwa kebenaran agama Islam kokoh, kuat, sejahtera

bagaikan paku yang sudah kokoh tertancap, simaaroddunyaa.

2. Petruk dari kata fat-ruk artinya tinggalkanlah. Fat-ruk kullu man siiwalloohi,
tinggalkanlah segala apa yang selain ALLOH.

3. Gareng dari kata naa la qorii. Nala Gareng dimaksudkan mencari kawan sebanyak banyaknya.

Kembangkanlah silaturrohmi dan dakwah.

4. Bagong dari kata baghoo artinya lacut atau berontak, yaitu keberanian untuk
memberontak terhadap segala sesuatu yang salah dan zholim.


Berikut ini merupakan cerita pewayangan bercorak islam, kecuali

Lihat Lyfe Selengkapnya

Berikut ini merupakan cerita pewayangan bercorak islam, kecuali

Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Dengan metode komunikasi yang brilian, cerita wayang khususnya
 wayang kulit disusupi, diubah dan dikembangkan oleh para wali sedemikian rupa sehingga bernafaskan Islam.

Pusaka terhebat dalam kisah pewayangan adalah Jamus kalimosodo


atau Dua Kalimat Syahadat.

Empat pendamping atau punokawan para ksatria yang amat sakti,
diberi penafsiran baru dari bahasa Arab yang mengandung makna filosofis tinggi, yaitu:

1. Semar berasal dari bahasa Arab simaar yang berarti paku. Ini dimaksudkan bahwa kebenaran agama Islam kokoh, kuat, sejahtera

bagaikan paku yang sudah kokoh tertancap, simaaroddunyaa.

2. Petruk dari kata fat-ruk artinya tinggalkanlah. Fat-ruk kullu man siiwalloohi,
tinggalkanlah segala apa yang selain ALLOH.

3. Gareng dari kata naa la qorii. Nala Gareng dimaksudkan mencari kawan sebanyak banyaknya.

Kembangkanlah silaturrohmi dan dakwah.

4. Bagong dari kata baghoo artinya lacut atau berontak, yaitu keberanian untuk
memberontak terhadap segala sesuatu yang salah dan zholim.

Halaman Selanjutnya


Page 2

Dengan metode komunikasi yang brilian, cerita wayang khususnya
 wayang kulit disusupi, diubah dan dikembangkan oleh para wali sedemikian rupa sehingga bernafaskan Islam.

Pusaka terhebat dalam kisah pewayangan adalah Jamus kalimosodo


atau Dua Kalimat Syahadat.

Empat pendamping atau punokawan para ksatria yang amat sakti,
diberi penafsiran baru dari bahasa Arab yang mengandung makna filosofis tinggi, yaitu:

1. Semar berasal dari bahasa Arab simaar yang berarti paku. Ini dimaksudkan bahwa kebenaran agama Islam kokoh, kuat, sejahtera

bagaikan paku yang sudah kokoh tertancap, simaaroddunyaa.

2. Petruk dari kata fat-ruk artinya tinggalkanlah. Fat-ruk kullu man siiwalloohi,
tinggalkanlah segala apa yang selain ALLOH.

3. Gareng dari kata naa la qorii. Nala Gareng dimaksudkan mencari kawan sebanyak banyaknya.

Kembangkanlah silaturrohmi dan dakwah.

4. Bagong dari kata baghoo artinya lacut atau berontak, yaitu keberanian untuk
memberontak terhadap segala sesuatu yang salah dan zholim.


Berikut ini merupakan cerita pewayangan bercorak islam, kecuali

Lihat Lyfe Selengkapnya


Page 3

Dengan metode komunikasi yang brilian, cerita wayang khususnya
 wayang kulit disusupi, diubah dan dikembangkan oleh para wali sedemikian rupa sehingga bernafaskan Islam.

Pusaka terhebat dalam kisah pewayangan adalah Jamus kalimosodo


atau Dua Kalimat Syahadat.

Empat pendamping atau punokawan para ksatria yang amat sakti,
diberi penafsiran baru dari bahasa Arab yang mengandung makna filosofis tinggi, yaitu:

1. Semar berasal dari bahasa Arab simaar yang berarti paku. Ini dimaksudkan bahwa kebenaran agama Islam kokoh, kuat, sejahtera

bagaikan paku yang sudah kokoh tertancap, simaaroddunyaa.

2. Petruk dari kata fat-ruk artinya tinggalkanlah. Fat-ruk kullu man siiwalloohi,
tinggalkanlah segala apa yang selain ALLOH.

3. Gareng dari kata naa la qorii. Nala Gareng dimaksudkan mencari kawan sebanyak banyaknya.

Kembangkanlah silaturrohmi dan dakwah.

4. Bagong dari kata baghoo artinya lacut atau berontak, yaitu keberanian untuk
memberontak terhadap segala sesuatu yang salah dan zholim.


Berikut ini merupakan cerita pewayangan bercorak islam, kecuali

Lihat Lyfe Selengkapnya


Page 4

Dengan metode komunikasi yang brilian, cerita wayang khususnya
 wayang kulit disusupi, diubah dan dikembangkan oleh para wali sedemikian rupa sehingga bernafaskan Islam.

Pusaka terhebat dalam kisah pewayangan adalah Jamus kalimosodo


atau Dua Kalimat Syahadat.

Empat pendamping atau punokawan para ksatria yang amat sakti,
diberi penafsiran baru dari bahasa Arab yang mengandung makna filosofis tinggi, yaitu:

1. Semar berasal dari bahasa Arab simaar yang berarti paku. Ini dimaksudkan bahwa kebenaran agama Islam kokoh, kuat, sejahtera

bagaikan paku yang sudah kokoh tertancap, simaaroddunyaa.

2. Petruk dari kata fat-ruk artinya tinggalkanlah. Fat-ruk kullu man siiwalloohi,
tinggalkanlah segala apa yang selain ALLOH.

3. Gareng dari kata naa la qorii. Nala Gareng dimaksudkan mencari kawan sebanyak banyaknya.

Kembangkanlah silaturrohmi dan dakwah.

4. Bagong dari kata baghoo artinya lacut atau berontak, yaitu keberanian untuk
memberontak terhadap segala sesuatu yang salah dan zholim.


Berikut ini merupakan cerita pewayangan bercorak islam, kecuali

Lihat Lyfe Selengkapnya