Show
Bagaimana ciri-ciri kota satelit? Ciri-ciri kota satelit adalah sebagai berikut.
------------#------------
Jangan lupa komentar & sarannya
Email: Newer Posts Older Posts
Halo, teman-teman! Apa yang pertama kali ada di benakmu ketika mendengar sebutan “kota”. Apakah kamu membayangkan gedung-gedung pencakar langit, suasana ramai dan sibuk, serta segala sesuatu yang teknologinya maju? Jika iya, maka apa yang kamu bayangkan cukup akurat, nih! Selain hal-hal tersebut, ada banyak cara dan istilah untuk menjelaskan apa itu kota, termasuk pola keruangan dari kota itu sendiri yang kita pelajari dalam pelajaran Geografi. Nah, sudah siap buat belajar hari ini? Yuk, simak terus, ya! Pengertian KotaKota adalah suatu sistem jaringan kehidupan manusia yang ditandai dengan kepadatan penduduk yang tinggi, strata sosial ekonomi yang heterogen, dan kehidupan materialistis. Kota juga dijelaskan oleh seorang arsitek dari Polandia bernama Amos Rapoport, yakni suatu permukiman yang relatif besar, padat, dan permanen. Terdiri dari kelompok individu-individu yang heterogen dari segi sosial. Selain dari pendapat ahli, Indonesia juga menjelaskan mengenai kota dalam Undang-Undang No. 22 tahun 1999 tentang Otonomi Daerah. Kota dijelaskan sebagai kawasan yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian, dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa. Serta perubahan nama dan pemindahan ibukota pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi. Baca juga: Macam-Macam Perencanaan Tata Ruang dan Tujuannya Ciri-ciri KotaBerbicara tentang segala sesuatu yang membedakan kota dengan wilayah lainnya, Kota juga memiliki ciri-ciri khusus, nih. Sama seperti desa, ada dua kategori besar untuk mengidentifikasi suatu wilayah sebagai kota, yakni ciri fisik, dan ciri sosial. Ciri Fisik KotaCiri fisik kota dapat dilihat dari fasilitas yang lazim ditemui di wilayahnya. Fasilitas tersebut berupa sarana yang menunjang kehidupan penduduknya. Beberapa contohnya, yakni:
Tapi tentu saja satu hal yang harus diingat, seiring dengan kemajuan dan perkembangan zaman, bisa jadi di masa depan, ciri-ciri kota bisa bertambah, atau justru malah berkurang. Ciri Sosial KotaKemudian, kita bahas tentang ciri sosial kota. Jika ciri fisiknya menyangkut tentang fasilitas, ciri sosial berkaitan dengan nilai dan pelapisan sosial yang dianut masyarakat di perkotaan. Ciri sosial pada umumnya dilihat dari hal-hal sebagai berikut:
Nah, itu tadi beberapa ciri-ciri kota yang ditinjau dari bermacam aspek. Selanjutnya, kita akan membahas kota dari sisi pola keruangannya. Tetap semangat, kan? Yuk terus simak ya! Baca juga: Mempelajari Pola Keruangan Desa dan Ciri-Cirinya Teori Pola Keruangan KotaKita bisa mempelajari konsep keruangan kota melalui beberapa teori tentang struktur keruangannya. Setiap kota mempunyai keunikannya masing-masing, tergantung pada sektor utama yang menggerakkan aktivitas di kota tersebut. Ada kota yang terkenal kuat dalam bidang industri, ada yang unggul dalam bidang ekonomi kreatif, atau kuat dalam bidang pengolahan sumber dayanya. Semua itu kembali lagi dari faktor fisik, misalnya morfologi. Serta faktor sosial, seperti integritas dan etos kerja masyarakatnya. Namun, seiring berjalannya waktu, muncul teori-teori yang menjelaskan segala aspek keruangan dan struktur kota. Teori tersebut antara lain: 1. Teori KonsentrisErnest Burgess, seorang sosiolog asal Chicago, Amerika Serikat, mengemukakan teori ini, yang menjelaskan mengenai struktur kota yang berkembang secara teratur, mulai dari bagian inti kota, hingga ke bagian pinggirannya. Dalam teori ini, pola ruang dari suatu kota semakin meluas hingga menjauhi titik pusat kota. Zona yang terbentuk akibat pemekaran wilayah mirip sebuah gelang yang melingkar dengan pengelompokan daerah atas 5 zona, yakni:
Teori konsentris dapat diterapkan di wilayah-wilayah yang lingkungannya sangat mudah untuk dibangun jalur transportasi. Karena transportasi menjadi hal yang vital pada teori ini. 2. Teori Sektoral
Dikemukakan oleh Homer Hoyt pada tahun 1930. Teori ini muncul sebagai bertentangan dari teori sebelumnya. Dimana struktur perkembangan kota tumbuh tidak teratur. Pertumbuhan kota tidak hanya dimulai dari bagian inti kota, namun dari wilayah sektoral-sektoral, yang kemudian menyebar ke sekitarnya. Tidak berbeda jauh dengan teori sebelumnya, teori sektoral juga memiliki 5 jenis pengelompokan zona yang sama dengan teori konsentris. Perbedaan yang mendasar terletak pada tingkat perkembangan penduduk di kota sehingga membuatnya tumbuh tidak teratur. 3. Teori Inti Ganda
Dengan perkembangan ilmu pengetahuan, selanjutnya dua orang ilmuwan geografi, bernama Edward Ullman dan C.D. Harris yang berpendapat bahwa sebuah kota, jauh lebih kompleks dari penggambaran dua teori sebelumnya mengenai kota. Gagasan utama dari teori ini adalah inti atau pusat dari suatu kota tidak hanya berada di pusat atau tengah kota tersebut, namun beberapa inti yang terpisah. Inti-inti tersebut berkembang berdasarkan penggunaan lahannya yang fungsional. Selain itu, segi kekuatan ekonomi juga menjadi dasar pertimbangan. Teori tersebut kemudian disebut sebagai Teori Inti Ganda. Teori ini cukup berbeda dengan teori sebelumnya. Kompleksitas dari teori ini mengelompokkan sembilan zona dari struktur keruangannya, antara lain:
Baca juga: Faktor dan Zona Interaksi Desa-Kota 4. Teori Poros
Kemudian, teori selanjutnya menjelaskan bagaimana jalur transportasi berperan utama dalam memberikan pengaruh pada struktur ruang kota. Teori ini kemudian disebut sebagai teori poros. Teori ini dikemukakan oleh Babcock pada tahun 1960. Mengapa jalur transportasi berperan utama, karena mobilitas fungsi dan penduduk mempunyai intensitas yang sama dalam konfigurasi relief kota yang seragam. Selain itu, daerah yang dilalui transportasi akan mengalami perkembangan fisik yang lebih baik. 5. Teori HistorisKemudian yang terakhir, teori keruangan kota yang didasari atas nilai sejarah yang berkaitan dengan perubahan tempat tinggal penduduk kota tersebut. Teori ini dicetuskan oleh Alonso pada tahun 1964. Perubahan tempat tinggal yang dimaksud, yakni masyarakat tertarik untuk membangun permukiman di pinggiran wilayah CBD (central business district atau pusat kota) karena wilayah CBD mengalami perubahan teknologi yang cepat di bidang transportasi dan komunikasi. Hal ini kemudian menjanjikan kenaikan standar hidup bagi penduduknya. Baca juga: Memahami Pembangunan dan Pengembangan Wilayah Struktur Keruangan KotaDalam pembahasan mengenai pertumbuhan kota, dapat dilihat dari bermacam sudut pandang untuk menilai bagaimana sebuah kota bertumbuh. Tolok ukur pertumbuhannya dinilai secara numerik dan fisik budaya kota tersebut. 1. Pertumbuhan Kota NumerikPertumbuhan Kota Numerik menurut handout Geografi Prof. Enok MaryaniPertumbuhan kota secara numerik, yakni mengelompokkan tingkat pertumbuhan kota berdasarkan jumlah populasi yang tinggal di suatu kota. Teori ini ditulis dalam handout geografi guru besar Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Prof. Enok Maryani. Secara pembagian, berikut klasifikasi kota berdasarkan jumlah penduduk:
2. Pertumbuhan Fisik dan Budaya
Ternyata, cukup rumit untuk mempelajari tentang kota, ya! Menurutmu bagaimana? Masih ingin belajar lebih banyak lagi? Boleh banget! Yuk, cobain download dan belajar bareng Master Teacher di ruangbelajar! Ada fitur konsep kilat yang bisa membantu kamu mempelajari ringkasan, dan juga video Adapto yang bisa menyesuaikan kemampuanmu menerima materi! Ayo, gabung belajar di ruangbelajar, yuk!
Referensi: S. Sharma. 4 Theoretical Explanations of Morphological Pattern of a City (with diagram) [Daring] Tautan: https://www.yourarticlelibrary.com/geography/geographical-theories/4-theoretical-explanations-of-morphological-pattern-of-a-city-with-diagram/40001 (diakses 1 Desember 2021) Sumber foto: Timm Suess, Wikimedia Commons Switzerland, [Daring] tautan: https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Swimming_Pool_Hall_4_Pripyat.jpg (diakses 30 November 2021) |