Dari manakah asal gas-gas rumah kaca yang ada di bumi ini

Gas Efek Rumah Kaca, Foto: Northeastnow

Efek rumah kaca menjadi salah satu hal yang sering didengar karena berkaitan dengan pemanasan global atau global warming. Efek rumah kaca adalah sebuah istilah yang digunakan untuk menggambarkan peristiwa meningkatnya konsentrasi gas-gas yang merusak di atmosfer, sehingga mengganggu penyerapan energi.

Nantinya, energi yang telah diserap akan dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi inframerah oleh awan dan juga permukaan bumi. Hal ini akan membuat bumi menjadi lebih panas.

Gas rumah kaca memang dituding sebagai penyebab dari perubahan iklim. Menurut National Aeronautics and Space Administration (NASA), gas rumah kaca merupakan gas-gas atmosfer bumi yang berfungsi menangkap panas.

Gas rumah kaca juga berfungsi menjaga kestabilan temperatur bumi untuk manusia, hewan, dan tumbuhan agar bisa hidup. Namun, tentu saja jika banyak gas rumah kaca bisa memberikan dampak tidak baik yang pada akhirnya bisa membuat bumi terlalu panas.

Lantas, apa saja gas-gas yang efek rumah kaca atau pemicu pemanasan global atau global warming? Berikut uraiannya.

Gas Karbon dioksida (CO2)

Karbon dioksida terdiri dari karbon dan oksigen dan berada di sekitar lingkungan. Gas karbondioksida dihasilkan dari proses pernapasan, proses pembusukan makhluk hidup, hingga dihasilkan gunung berapi. Akan tetapi, saat ini paling banyak dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil seperti batubara, minyak, dan gas bumi.

Dalam kehidupan sehari-hari, gas karbon dioksida berasal dari kendaraan bermotor yang menggunakan bahan bakar bensin dan gas, lalu listrik yang berasal dari minyak atau batubara, belum lagi ditambah dari asap pabrik dan mesin.

Uap air menjadi salah satu gas efek rumah kaca. Air dari darat dan lautan akan menguap karena terkena panas matahari, sehingga menjadi awan di langit. Kemudian, air yang terkandung di awan itu akan kembali ke darat dan laut dalam bentuk hujan dan memberikan efek dingin.

Metana terbentuk dari karbon dan air yang dihasilkan oleh rawa-rawa, sawah, peternakan, padi, sampah sisa makanan, dan penggunaan gas bumi dan batubara. Semakin modernya perkembangan zaman, membuat gas metana yang dihasilkan menjadi berlebihan.

Sebab, semakin banyak daging yang dimakan, semakin banyak pula peternakan yang ada di bumi. Hewan-hewan ini menghasilkan metana saat mencerna rumput yang dimakan, lalu dikeluarkan lewat kentut dan sendawa yang baunya sangat busuk dan khas. Metana bahkan menjadi penyebab pemanasan global terburuk setelah karbon dioksida.

Dinitrogen oksida dikenal sebagai penambah kecepatan di kendaraan dan roket. Namun secara alami, N2O dihasilkan oleh bakteri di tanah dan laut.

Akan tetapi, N2O yang berlihan kini dihasilkan juga oleh pabrik, pupuk, dan pembangkit listrik. Akibat banyaknya N20, maka lapisan ozon menjadi rusak yang bisa menyebabkan manusia dan makhluk hidup terpapar radiasi yang dapat merusak tubuh, salah satunya kanker kulit.

Ozon merupakan lapisan di langit pada stratosfer yang berada di ketinggian 30 kilometer. Ozon berfungsi untuk menangkal radiasi agar tidak terpapar radiasi matahari yang sangat kuat. Lapisan ozon berfungsi untuk melindungi manusia dan makhluk hidup.

Namun, manusia selama ini menambah lapisan ozon di langit yang rendah atau disebut sebagai troposfer. Ozon troposfer membuat makin banyak panas menjadi terperangkap di bumi karena terbentuk dari kebiasaan manusia mengendarai mobil dan aktivitas pabrik.

Senyawa ini terbentuk dari unsur klorin, karbon, hidrogen, dan flourin yang diciptakan manusia untuk senyawa kimia pendingin yang dikenal sebagai freon. Freon ini terdapat di alat elektronik seperti kulkas dan AC, bahkan deodorant semprot. Gas CFC ini dapat merusak lapisan ozon dan memperkuat efek rumah kaca yang membuat bumi semakin panas. Untungnya, saat ini banyak AC dan kulkas yang tidak lagi menggunakan CFC untuk memulihkan lapisan ozon.

Demikian uraian mengenai gas rumah kaca yang menjadi pemicu pemanasan global. Sebaiknya, mulailah untuk mengurangi aktivitas-aktivitas yang dapat menimbulkan banyak gas efek rumah kaca yang bisa merusak lapisan ozon.

Gas rumah kaca membuat suhu bumi menjadi lebih panas

Gas rumah kaca kerap disebut sebagai penyebab terjadinya perubahan iklim dan berakibat menjadi pemanasan global. Mengutip situs National Aeronautics and Space Administration atau NASA, gas rumah kaca merupakan gas-gas di atmosfer bumi yang berfungsi menangkap panas.

Gas rumah kaca mampu menstabilkan temperatur bumi sehingga manusia, hewan, serta tumbuhan bisa hidup. Namun terlalu banyak kadar gas rumah kaca tentu dapat berakibat yang buruk. Sebab, temperatur bumi bisa menjadi terlalu panas.

Apa saja gas-gas yang memicu terjadinya pemanasan global? Bagaimana dampaknya bagi bumi? Berikut enam gas rumah kaca yang utama :

Uap air adalah air dalam bentuk gas. Air dari darat dan lautan mengalami penguapan karena terkena panas matahari lalu menjadi awan di langit. Kandungan air di dalam awan akan turun kembali ke darat dan laut menjadi hujan. Proses ini memberi efek dingin.

Gas ini terdiri dari karbon dan oksigen. Selain dari proses pernapasan, karbon dioksida berasal dari makhluk hidup yang membusuk. Karbon dioksida juga dihasilkan oleh gunung berapi. Namun paling banyak, gas ini dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil.

Rutinitas sehari-sehari yang juga sebagai penghasil karbon dioksida di antaranya berkendara menggunakan motor atau mobil yang berbahan bakar minyak. Gas jenis ini paling berkontribusi menyebabkan pemanasan global. Semua ini terjadi ketika manusia memasuki era Revolusi Industri dengan kemunculan pabrik dan mesin.

Gas rumah kaca metana berasal dari hewan sapi

Metana berasal dari karbon dan hidrogen atau air. Metana dihasilkan oleh rawa-rawa, sawah padi, peternakan, sampah sisa makanan dan penggunaan gas bumi serta batu bara. Sayangnya, gaya hidup manusia yang modern membuat metana dihasilkan secara berlebihan.

Semakin banyak daging yang kita makan, maka semakin banyak peternakan yang ada di bumi. Hewan-hewan ini menghasilkan metana saat sedang mencerna rumput yang dimakannya. Metana kini dianggap sebagai penyebab pemanasan global terburuk kedua setelah karbon dioksida.

Di ketinggian 30 kilometer di langit atau lapisan stratosfer, ozon atau trioksigen membantu penangkalan oleh sinar radiasi matahari. Manusia dan makhluk hidup lainnya tidak bisa terpapar radiasi matahari yang terlalu kuat. Lapisan ozon-lah yang mampu melindungi kita.

Namun, selama ini kita menambah lapisan ozon di langit yang rendah atau troposfer. Dengan adanya ozon di troposfer, semakin banyak panas yang terperangkap di bumi. Ozon di lapisan troposfer ini terbentuk dari kebiasaan manusia pada saat mengendarai mobil dan aktivitas industri pabrik.

Dinitrogen oksida biasa dikenal dengan penambah kecepatan di kendaraan dan roket. Secara alami, dinitrogen oksida dihasilkan oleh laut serta bakteri di tanah. Namun, dinitrogen oksida yang berlebihan juga dihasilkan oleh pabrik, pembangkit listrik, dan pupuk. Akibat dinitrogen oksida yang terlalu banyak, akan merusak lapisan ozon.

Rusaknya lapisan ozon bisa membuat manusia dan makhluk hidup terpapar radiasi matahari yang bisa merusak tubuh. Kanker kulit salah satu penyakit yang disebabkan radiasi matahari yang terlalu kuat.

Senyawa ini diciptakan oleh manusia dengan menggabungkan unsur klorin, karbon, hidrogen, dan fluorin. Tujuannya untuk menghasilkan senyawa kimia pendingin yang kita kenal dengan sebutan freon. Pendingin seperti kulkas dan AC menggunakan freon.

Sama seperti dinitrogen oksida, CFC juga dapat lapisan ozon. Selain itu, CFC memperkuat efek gas rumah kaca yang menambah panas bumi. Beruntungnya pada tahun 1987, disepakati perjanjian Montreal Protocol untuk tidak lagi menggunakan gas-gas yang merusak ozon. NASA melaporkan pada 2018, lubang di lapisan ozon mulai pulih akibat pelarangan CFC.