Di neraka ada orang yang dipotong lidahnya adalah balasan bagi

Oleh Sufandi Maruih

REPUBLIKA.CO.ID,  Sayidina Ali ra menceritakan suatu ketika melihat Rasulullah menangis manakala ia datang bersama Fatimah. Lalu keduanya bertanya mengapa Rasul menangis. Beliau menjawab, "Pada malam aku di-isra'-kan, aku melihat perempuan-perempuan yang sedang disiksa dengan berbagai siksaan.

Itulah sebabnya mengapa aku menangis. Karena, menyaksikan mereka yang sangat berat dan mengerikan siksanya. Putri Rasulullah kemudian menanyakan apa yang dilihat ayahandanya. 

"Aku lihat ada perempuan digantung rambutnya, otaknya mendidih. Aku lihat perempuan digantung lidahnya, tangannya diikat ke belakang dan timah cair dituangkan ke dalam tengkoraknya. Aku lihat perempuan tergantang kedua kakinya dengan terikat tangannya sampai ke ubun-ubunnya, diulurkan ular dan kalajengking. Dan aku lihat perempuan yang memakan badannya sendiri, di bawahnya dinyalakan api neraka. Serta aku lihat perempuan yang bermuka hitam, memakan tali perutnya sendiri. Aku lihat perempuan yang telinganya pekek dan matanya buta, dimasukkan ke dalam peti yang dibuat dari api neraka, otaknya keluar dari lubang hidung, badannya berbau busuk karena penyakit sopak dan kusta. Aku lihat perempuan yang badannya seperti himar, beribu-ribu kesengsaraan dihadapinya. Aku lihat perempuan yang rupanya seperti anjing, sedangkan api masuk melalui mulut dan keluar dari duburnya sementara malikat memukulnya dengan pentung dari api neraka," kata Nabi. 

Fatimah Az-Zahra kemudian menanyakan mengapa mereka disiksa seperti itu? Rasulullah menjawab, "Wahai putriku, adapun mereka yang tergantung rambutnya hingga otaknya mendidih adalah wanita yang tidak menutup rambutnya sehingga terlihat oleh laki-laki yang bukan muhrimnya.

Perempuan yang digantung susunya adalah istri yang 'mengotori' tempat tidurnya. Perempuan yang tergantung kedua kakinya ialah perempuan yang tidak taat kepada suaminya, ia keluar rumah tanpa izin suaminya, dan perempuan yang tidak mau mandi suci dari haid dan nifas. Perempuan yang memakan badannya sendiri ialah karena ia berhias untuk lelaki yang bukan muhrimnya dan suka mengumpat orang lain. 

Perempuan yang memotong badannya sendiri dengan gunting api neraka karena ia memperkenalkan dirinya kepada orang yang kepada orang lain bersolek dan berhias supaya kecantikannya dilihat laki-laki yang bukan muhrimnya.

Perempuan yang diikat kedua kaki dan tangannya ke atas ubun-ubunnya diulurkan ular dan kalajengking padanya karena ia bisa shalat tapi tidak mengamalkannya dan tidak mau mandi junub. Perempuan yang kepalanya seperti babi dan badannya seperti himar ialah tukang umpat dan pendusta. Perempuan yang menyerupai anjing ialah perempuan yang suka memfitnah dan membenci suami." 

Mendengar itu, Sayidina Ali dan Fatimah Az-Zahra pun turut menangis

Di neraka ada orang yang dipotong lidahnya adalah balasan bagi

sumber : Pusat Data Republika

Silakan akses epaper Republika di sini Epaper Republika ...

LINGKAR KEDIRI – Tamsil atau perumpamaan adalah kejadian-kejadian yang diperlihatkan kepada Nabi Muhammad saw saat perjalanan Isra’ Mi’raj bersama Malaikat Jibril.

Yaitu berupa perumpamaan-perumpamaan amal kebaikan dan keburukan yang dilakukan manusia. Berikut 5 Tamsil yang diperlihatkan:

1. Nabi Muhammad saw melihat orang yang memotong padi (panen) terus menerus, beliau bertanya kepada Jibril, “siapakah mereka itu?” Jibril menjawab; “Mereka itu adalah umatmu yang gemar beramal jariah yang kemudian mereka terus menerus memetik pahalanya dari Allah swt”.

Baca Juga: Inilah Amalan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW Pada 27 Rajab yang Dianjurkan Bagi Umat Muslim

2. Nabi Muhammad saw melihat orang yang memukul kepalanya terus menerus, lantas beliau bertanya pada Jibril ”Siapakah mereka itu ya Jibril?” dijawabnya “Mereka itu ibarat umatmu yang enggan bershalat, yang kelak sangat menyesal dengan memukul kepalanya sendiri terus menerus sekalipun terasa sakit olehnya”.

3. Nabi Muhammad saw melihat kuburan yang sangat harum baunya, lalu beliau bertanya ”Apakah itu ya Jibril?” jawabnya, “Itu kuburan Masithoh dan anaknya. Dia mati karena disiksa dengan digodok oleh Fir’aun karena ia mempertahankan imannya kepada Allah swt.

4. Nabi Muhammad saw melihat orang yang dihadapannya ada dua buah hidangan, sebelah kanannya makanan lezat dan sebelah kirinya makanan busuk, orang itu dengan lahapnya memilih makanan busuk. Rasulullah bertanya : ”Ya, Jibril siapakah mereka itu?”. Jibril menjawab : ”Ya, Rasulullah, itu bagaikan umatmu yang suka membiarkan nafsunya memilih pekerjaan yang buruk dan dosa daripada beramal baik dan berpahala”.

Baca Juga: Isra Mi’raj, inilah Beberapa Hal yang Ditemui Nabi Muhammad SAW, Salah satunya Bertemu dengan Nabi Lain

5. Nabi Muhammad saw melihat orang yang gagah perkasa, orang itu menengok dan melihat ke kiri merasa sedih dan menangis tersedu sedu, tetapi bila menengok dan melihat ke kanan dia berseri seri gembira dan tersenyum senyum. Nabi bertanya : “Siapakah orang itu, ya Jibril?”, jawab Jibril :”Ya Rasulullah dia itu bapakmu yang pertama yaitu Nabi Adam as. Apabila beliau melihat ke kiri sedih, karena melihat anak cucunya di dunia berbuat jahat dan dosa. Sebaliknya, bila menengok ke kanan merasa gembira, karena melihat anak cucunya di dunia yang berbuat baik dan beramal shaleh”.***

Sumber: Sejarah Peradaban Islam

Peringatan perjalanan Nabi Muhammad SAW dalam peristiwa Isra Miraj 2021/1442 H jatuh pada Kamis, 11 Maret 2021. Isra Miraj adalah salah satu peristiwa perjalanan spiritual penting umat Islam. Peringatan Isra Miraj merupakan perjalanan penting dalam kehidupan Nabi Muhammad SAW.

Isra Miraj merupakan peristiwa suci Nabi Muhammad SAW yang dengan kehendak Allah SWT, yaitu perjalanan dari Masjidil Haram di Makkaj ke Masjidil Aqsa di Palestina hingga naik ke Sidratul Muntaha di langit ke tujuh. Perjalanan itu terjadi dalam satu malam.

Dalam perjalanan Isra Miraj yang dialami Nabi Muhammad SAW berkesempatan melihat makhluk dan orang penghuni neraka.

Berikut ini rangkuman saat Rasulullah melihat-lihat isi neraka:

- Melihat Jin Ifrit yang mengikuti nabi dengan membawa obor. - Nabi kemudian melintasi sekelompok yang bercocok tanam, lantas langsung memanen hasilnya. Ini adalah gambaran umat yang berjihad fi sabilillah. - Nabi kemudian mencium aroma harum Masyitoh, yang memegang teguh keyakinannya kepada Allah, meski ia dan anak-anaknya dihukum dengan dimasukkan ke dalam penggorengan oleh Firaun. - Nabi bertemu pula dengan sekelompok orang yang yang memukul kepada dengan palu hingga pecah, lantas kepala itu utuh kembali dan dipukuli lagi. Ini gambaran orang yang malas atau meninggalkan salat maktubah (salat wajib). - Nabi melintasi sekelompok orang yang hanya mengenakan pakaian untuk menutupi kemaluan dan memakan tumbuhan berduri. Mereka adalah gambaran umat yang enggan berzakat meski sudah waktunya. - Nabi juga bertemu orang yang memakan daging busuk, sebagai perumpamaan umat yang berzina. - Nabi juga bertemu sekelompok orang yang berenang di sungai darah dan dilempari batu-batu. Mereka adalah gambaran orang yang memakan harta riba. - Nabi bersua pula dengan orang-orang yang mengumpulkan kayu bakar, mengikat dan memanggulnya, tetapi beban kayu bertambah. Mereka adalah umat yang banyak mengambil tanggungan. - Nabi melintasi orang yang saling mengguntingi lidah dan bibir dengan gunting besi, gambaran ahli fitnah. - Nabi bertemu kaum yang mencakar wajah dengan kuku tembaga, gambaran orang yang gemar mengumpat dan menyebarkan aib.

- Nabi berjumpa pula dengan wanita yang memakai perhiasan serbaindah, yang merupakan gambaran dunia yang bsa melalaikan orang dari akhirat. Kelak akan ada perwujudan lain, wanita itu menjadi tua renta, yang menandakan betapa dekatnya dunia menuju hari kiamat.

Saat perjalanan isra, Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam melihat pemandangan mengerikan. Ada sekelompok orang yang mulutnya dipotong dengan gunting neraka.
Karena penasaran, beliau pun bertanya kepada jibril:

مَنْ هَؤُلَاءِ يَا جِبْرِيلُ؟

“Jibril! Siapakah mereka?” Maka jibril menjawab:

الْخُطَبَاءُ مِنْ أُمَّتِكَ، يَأْمُرُونَ النَّاسَ بِالْبِرِّ وَيَنْسَوْنَ أَنْفُسَهُمْ، وَهُمْ يَتْلُونَ الْكِتَابَ أَفَلَا يَعْقِلُونَ

“Para khatib (penceramah) dari umatmu. Mereka memerintahkan manusia agar mengerjakan kebaikan, tapi mereka melupakan diri mereka sendiri, padahal mereka membaca Kitab. Tidakkah mereka berpikir?” (HR. Ibnu Hibban) Sungguh mengerikan memang.

Nanti, orang yang suka memberi ceramah atau khutbah kepada manusia, tapi tidak melaksanakan apa yang dinasihatkannya, maka kelak akan dihukum dengan sanksi tersebut.

Dalam Al-Qur`an, memang memberi nasihat orang tanpa beriring amal, dipandang sebagai perbuatan tak terpuji. Perhatikan redaksi firman Allah berikut:

{أَتَأْمُرُونَ النَّاسَ بِالْبِرِّ وَتَنْسَوْنَ أَنْفُسَكُمْ وَأَنْتُمْ تَتْلُونَ الْكِتَابَ أَفَلَا تَعْقِلُونَ} [البقرة: 44]

“Apakah kalian menyuruh manusia berbuat kebajikan, sedangkan kalian melupakan diri kalian sendiri, sedangkan kalian membaca Al-Kitab, tidakkah kalian berpikir.” (QS. Al-Baqarah [2]: 44)
Dalam surah Ash-Shaf juga disebutkan:

{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لِمَ تَقُولُونَ مَا لَا تَفْعَلُونَ (2) كَبُرَ مَقْتًا عِنْدَ اللَّهِ أَنْ تَقُولُوا مَا لَا تَفْعَلُونَ (3)} [الصف: 2، 3]

“Hai orang-orang beriman, mengapa kalian mengatakan sesuatu yang tidak kalian kerjakan [2] Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan [3].” (QS. Ash-Shaf [61]: 2, 3)
Dalam hadits Bukhari, disebutkan bahwa kelak orang seperti ini membuat penghuni neraka kaget. Sabda Nabi, “Akan didatangkan seseorang, kemudian dia dilempar ke dalam neraka, lantas disana ia berputar-putar sebagaimana keledai menarik alat penggilingan, maka penghuni neraka mengelilingi orang tersebut dan bertanya: “Hai fulan, bukankah kamu dahulu pernah memerintahkan kebaikan dan melarang kemungkaran?” Ia menjawab: “Ya, saya dahulu memerintah kebaikan, namun aku tidak mengerjakannya, dan aku melarang kemungkaran, namun justru aku melakkannya.”

Beberapa keterangan itu memberi pelajaran penting bagi para penceramah atau siapapun yang memberi nasihat kepada orang lain bahwa jika hanya pandai menyampaikan dan diri sendiri terlupakan, maka hal itu bisa menimbulkan kecelakaan di akhirat.

Sejak berabad-abad lamanya, fenomena ini sudah diprediksi oleh sahabat agung bernama Ibnu Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu. Suatu hari, beliau berkata:

إِنَّكُمْ فِي زَمَانٍ: كَثِيرٌ فُقَهَاؤُهُ، قَلِيلٌ خُطَبَاؤُهُ…وَسَيَأْتِي مِنْ بَعْدِكُمْ زَمَانٌ: قَلِيلٌ فُقَهَاؤُهُ، كَثِيرٌ خُطَبَاؤُهُ

“Sesungguhnya kalian (saat ini) berada pada zaman yang banyak fuqahanya (ulamanya), sedikit para penceramahnya..Akan datang suatu masa setelah kalian di mana fuqahanya (ulamanya) sedikit, tapi para penceramahnya banyak.” (HR. Bukhari dalam al-Adabu al-Mufrad)

Apa ini pada zaman kita? Yang jelas, di akhir zaman memang ulama kian langka, yang ada adalah para ruwaibidhah, orang yang sebenarnya kurang ilmu, tapi berusaha menyampaikannya di depan umum laiknya seorang ulama. Terlebih, belum tentu yang disampaikan akan diamalkan, yang penting baginya adalah pencitraan dan popularitas. (Aza)