Jamur yang tumbuh pada kayu yang telah mati dan lapuk mendapat makanan dengan cara

Jamur tiram atau dalam bahasa latin Pleurotus sp. Merupakan salah satu jamur konsumsi yang bernilai tinggi. Jamur tiram tumbuh menyamping pada batang kayu lapuk. Kehidupan jamur mengambil makanan yang sudah dibuat oleh organisme lain yang telah mati (saprofit) karena tidak memiliki klorofil. Semua jenis saprofit khususnya yang tumbuh pada kayu dapat dengan mudah dibudidayakan, meskipun dari beberapa hal jamur sulit dipasarkan dalam jumlah besar karena sifatnya mudah lunak sehingga mudah rusak.

KEUNGGULAN

  1. Aman dikonsumsi karena kandungan pestisidanya dibawah ambang batas.
  2. Proses budidaya menggunakan GAP (Good Agriculture Practices) atau sistem budidaya yang baik.
  3. Meningkatkan daya saing produk, sehingga produk yang dihasilkan memiliki posisi tawar yang lebih baik.
  4. Memberikan jaminan kepada konsumen bahwa produk pangan yang dikonsumsi memiliki mutu baik dan aman untuk dikonsumsi.       

INOKULASI BIBIT (PENANAMAN BIBIT)

Inokulasi adalah proses pemindahan sejumlah kecil miselia jamur dari biakan induk kedalam media tanaman yang telah disediakan. Tujuannya adalah menumbuhkan miselia jamur pada media tanam hingga menghasilkan jamur yang siap panen.

INKUBASI

Inkubasi adalah menyimpan atau menempatkan media tanam yang telah diinokulasi pada kondisi ruang tertentu agar miselia jamur tumbuh. Tujuannya adalah untuk mendapatkan pertumbuhan miselia

PEMANENAN

Ciri-ciri jamur tiram yang sudah siap panen :

  • Tudung belum keriting
  • Warna belum pudar
  • Spora belum dilepaskan
  • Tekstur masih kokoh dan lentur

PRODUKSI

Menurut Muh. Adam Asgar, SP.MSi (pemilik usaha jamur tiram) yang berlokasi Kelurahan Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa, bahwa produksi dalam sehari 5-10 kg fase awal sedangkan fase puncak bisa mencapai 15-20 kg/hari dalam keadaan basah (fresh). Harga jual jamur tiram masih basah Rp.10.000/200 gram (dalam bentuk kemasan).

PEMASARAN

Dalam berjualan jamur tiram, pemilik usaha jamur tiram biasa memasarkannya dengan cara menjualnya ke swalayan seperti Lotte Mart, Baji Pamai, Giant, Gelael.

Haryani, SP 

Penyuluh Pertanian DKP-TPH Prov. Sulsel

Jamur yang tumbuh pada kayu yang telah mati dan lapuk mendapat makanan dengan cara

Jamur yang tumbuh pada kayu yang telah mati dan lapuk mendapat makanan dengan cara
Lihat Foto

shutterstock.com

jamur merang

KOMPAS.com - Jamur adalah jenis tumbuhan yang memiliki membran inti, tidak mempunyai klorofil, tidak dapat membuat makanan sendiri.

Sebagian besar jamur hidup sebagai parasit, bersifat saprofit, memiliki simbiosis mutualisme, dan membentuk lichenes.

Dikutip dari situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), sebagian besar jamur merupakan organisme bersel banyak (multiseluler), seperti jamur kuping (Auricularia polytricha) dan jamur merang (Volvariella volvaceae).

Baca juga: Efek Mengonsumsi Magical Mushroom atau Jamur Tahi Sapi: Merasa Jadi Debu hingga Jadi Superman

Ada juga yang merupakan organisme bersel tunggal (uniseluler), Seperti jamur ragi (Saccharomyces). Jamur multiseluler ada yang berukuran makroskopis dan mikroskopis, sedangkan jamur uniseluler berukuran mikroskopis.

Jamur hidup dengan cara menyerap zat organik dari lingkungannya. Penguraian zat organik dilakukan di luar tubuh jamur.

Berdasarkan cara memperoleh makanannya, jamur dapat bersifat parasit obligat, parasit fakultatif, saprofit atau simbiosis mutualisme dengan organisme lain.

Pada jenis jamur, ada beberapa jamur yang tidak berbahaya dan bisa dikonsumsi oleh manusia, seperti:

  1. Jamur tiram
  2. Jamur kancing
  3. Jamur shiitake
  4. Jamur merang
  5. Jamur kuping

Berikut penjelasnnya:

1. Jamur tiram

Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) memiliki bentuk yang menyerupai cangkang kerang laut atau tiram.

Dilansir dari Encyclopaedia Britannica (2015), jamur tiram termasuk jamur pangan dari kelompok basidiomycotam. Jamur tiram memiliki ciri-ciri umum tubuh buah berwarna putih hingga krem dan tudungnya berbentuk setangah lingkaran.

Baca juga: 4 Manfaat Jamur untuk Penderita Diabetes

Jamur tersebut merupakan jamur yang bisa dikonsumsi oleh manusia. Karena rasanya yang enak dan memiliki manfaat bagi kesehatan.

Jamur tiram mengandung protein, air, kalori, karbohidrat, dan berupa serat zat besi.

Biasanya jamur tiram banyak dibudidaya oleh masyarakat. Jamur tiram banyak dijumpai di hutan pegunungan daerah sejuk.

Jamur yang tumbuh pada kayu yang telah mati dan lapuk mendapat makanan dengan cara

Jamur yang tumbuh pada kayu yang telah mati dan lapuk mendapat makanan dengan cara
Lihat Foto

shutterstock.com

jamur kancing

2. Jamur kancing

Jamur kancing berbentuk seperti kancing dan berwarna putih bersih, krem atau coklat muda.

Jamur kancing banyak dikembangbiakkan di Prancis pada abad-17. Di mana sudah dikenal dan tumbuh secara alami di atas tumpukan kotoran kuda sejak zaman kuno di Romawi dan Yunani.

Jamur ini sering dijadikan masakan karena memiliki rasa yang enak dan mengandung vitamin serta mineral yang dibutuhkan tubuh.

3. Jamur shiitake

Jamur shiitake diambil dari bahasa Jepang yang berati jamur dari pohon shii. Karena batang pohonnya sudah lapuk dan merupakan tempat tumbuh jamur.

Jamur ini tumbuh di permukaan batang kayu yang sudah lapuk. Batang dari tubuh buah sering melengkung. Bentuk seperti payung terbuka lebar, warna coklat tua dengan bulu halus.

Jamur banyak dibudidaya di China dan sudah sangat lama. Jamur shiitake bermanfaat untuk melancarkan peredaran darah di seluruh tubuh dan meningkatkan energi.

Baca juga: Penampakan 2 Jamur Raksasa Tumbuh di Kebun Bambu Warga

4. Jamur merang

Jamur merang banyak dibudidaya di Asia Timur dan Asia Tenggara. Karena jamur merang sangat cocok hidup di daerah yang beriklim tropis atau subtropis.

Jamur merang ini berbentuk bulat telur dengan warna coklat gelap hingga abu-abu dan dikelilingi selubung.

Tekstur Jamur merang lembut, sehingga memiliki rasa yang enak. Jamur merang memiliki kandungan protein tinggi sehingga sangat baik untuk dikonsumsi.

Jamur yang tumbuh pada kayu yang telah mati dan lapuk mendapat makanan dengan cara

Jamur yang tumbuh pada kayu yang telah mati dan lapuk mendapat makanan dengan cara
Lihat Foto

shutterstock.com

jamur kuping

5. Jamur kuping

Jamur kuping memiliki warna coklat tua kemerahan dan berbentuk mirip dengan telinga manusia.

Ada tiga jenis pada jamur kuping ini, yakni jamur kuping putih (Tremella fuciformis), jamur kuping hitam (Auricularia polytricha) dan jamur kuping merah (Auricularia auricula-judae).

Ketiga jamur tersebut sering dijadikan olahan makanan yang lezat dan bergizi. Jamur ini memiliki sejumlah manfaat.

Seperti mengurangi penyakit panas dalam, mengurangi rasa sakit pada kulit karena luka bakar, mengatasi darah tinggi atau hipertensi, kekurangan darah atau anemia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Fungi adalah organisme yang dapat kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Ada berbagai jenis fungi atau jamur di luar sana, mulai dari yang tumbuh di makanan-makanan busuk dan yang dapat kita konsumsi,  yang dapat kita lihat langsung dan ada juga yang tidak dapat kita lihat tanpa bantuan mikroskop.

Tapi, pernahkah kita berpikir apa sebenarnya fungi itu? Termasuk ke dalam kingdom apa ya? Tumbuh-tumbuhan? Atau justru hewan?

Ternyata, fungi atau jamur memiliki kingdom sendiri lho, yang disebut kingdom Fungi. Artinya, fungi memiliki perbedaan yang cukup kentara sehingga tidak bisa digolongkan ke dalam tumbuh-tumbuhan. Yuk kita bahas ciri-ciri, cara hidup, dan klasifikasinya!

Ciri-Ciri Jamur

Organisme pada kingdom Fungi merupakan organisme eukariotik, artinya tidak memiliki membran inti sel. Tubuhfungsi atau jamur disebut sebagai talus, yaitu tidak memiliki akar, batang, maupun daun sejati. Walaupun kebanyakan sifatnya multiseluler atau terdiri dari banyak sel, ada pula jenis fungi yang uniseluler atau hanya memiliki satu sel, contohnya ragi. Berdasarkan ukurannya pun ada yang bersifat makroskropis dan mikroskopis.

(Baca juga: Reproduksi Pada Bakteri, Bagaimana Prosesnya?)

Fungi tidak memunyai klorofil, sehingga ia tidak dapat berfotosintesis dan tidak termasuk ke dalam kingdom Plantae. Tapi, fungi merupakan organisme yang heterotrof, yaitu dapat memperoleh makanan dari organisme lain. Dinding sel pada fungi mengandung zat kitin, berbeda dengan tumbuh-tumbuhan yang mengandung selulosa. Fungi juga menggunakan spora sebagai alat reproduksinya. Cabang ilmu biologi yang khusus mengkaji fungi disebut mikologi.

Berdasarkan benduknya, fungi dibagi menjadi dua, yaitu kapang (mold) dan khamir (yeast). Fungi atau jamur kapang berbentuk filamen panjang yang bercabang seperti benang (hifa). Beberapa hifa tidak bersekat dan memiliki banyak inti (senositik), tapi ada pula yang bersekat. Hifa membentuk jaring-jaring benang yang disebut miselium. Miselium berfungsi untuk meningkatkan luas penyerapan. Sementara itu, jamur khamir merujuk kepada jamur yang bersel satu, contohnya ragi (Saccharomyces cereviceae).

Cara Hidup Jamur

Seperti yang telah disebutkan di atas, fungi atau jamur bersifat heterotrof, yaitu mendapatkan makanan dari organisme lain. Nah, cara jenis mahkluk hidup ini mendapatkan nutrisi dibagi menjadi tiga, yaitu saprofit, parasit, dan simbiosis mutualistik.

Saprofit artinya jamur memperoleh zat organik dari sisa-sisa organisme mati, seperti bangkai hewan. Dalam ekosistem, saprofit berfungsi sebagai dekomposer. Contohnya adalah jamur kuping yang tumbuh di batang kayu yang sudah mati.

Jamur parasit adalah jamur yang memperoleh zat organik dari organisme hidup. Untuk mengambil nutrisi, jenis ini memiliki hifa khusus yang disebut haustoria.

Terakhir, jamur yang menjalani hubungan simbiosis mutualisme mendapatkan nutrisi dari organisme hidup lain, tetapi mampu memberikan keuntungan bagi organisme pasangannya. Salah satu contohnya adalah kerak (lichen) dan mikoriza.

Klasifikasi Jamur

Jamur dibagi menjadi empat divisi berdasarkan jenis spora seksualnya, yaitu Zygomycota, Ascomycota, Basidiomycota, dan Deuteromycota.

Zygomycota memiliki spora seksual yang disebut zigospora, sementara spora aseksualnya adalah sporangiospora. Hifa pada Zygomycota tidak bersekat (senositik) dan berinti banyak. Jamur Zygomycota dapat ditemukan di darat, tanah, dan organisme mati sebagai saprofit. Zygomycota juga memiliki tiga tipe hifa, yaitu rizoid yang berbentuk seperti akar, stolon yang membentuk anyaman pada permukaan substrat, dan sporangiofor yang tumbuh tegak dan terdapat sporangium di ujung atasnya.

(Baca juga: Jadi Bagian dari Materi Genetik, Apa sih Gen dan Kromosom?)

Ascomycota merupakan jamur yang menghasilkan askospora sebagai spora seksual dan konidiospora sebagai spora aseksualnya. Askospora dihasilkan oleh struktur berbentuk kantung yang disebut askus. Sementara itu, konidiospora dihasilkan dari ujung hifa khusus yang bernama konidiofor. Pada umumnya, askus dibentuk dalam tubuh buah yang dinamakan askokarp. Ascomycota memiliki hifa yang bersekat.

Berdasarkan bentuk askusnya, Ascomycota dibagi menjadi tiga, yaitu:

  1. Hemiascomycetes – Tidak memiliki askokarp dan tidak memiliki hifa. Bentuk selnya oval dan dapat bertunas. Contoh: ragi dan Candida albicans.
  2. Plectomycetes – Askus bertipe kleistotesium. Sifatnya parasit maupun saprofit. Contoh: Aspergillius, Penicillium.
  3. Pyrenomycetes – Askus tipe peritesium. Contoh: Neurospora crassa.

Selanjutnya, ada Basidiomycota. Basidiomycota memiliki struktur seperti gada yang bernama basidium sebagai alat penghasil basidiospora. Basidiospora merupakan spora seksual, sementara spora aseksual pada Basidiomycota adalah konidiospora. Sebagian anggotanya bersifat makroskopis dan dapat dikonsumsi. Tubuh buah yang dinamakan basidiokarp berbentuk seperti payung yang terdiri dari batang dan tudung. Hifa pada Basidiomycota memiliki sekat.

Terakhir, ada Deuteromycota yang belum diketahui cara reproduksi seksualnya. Jenis ini juga disebut sebagai fungi imperfecti yang berarti jamur tak sempurna. Salah satu contoh Deuteromycota adalah Epidermophyton floocosum yang menyebabkan penyakit kaki atlet dan Microsporum yang menyebabkan kurap.