Jelaskan apakah yang dimaksud slogan Indonesia sehat Ekonomi Bangkit

Seorang wanita bersiap untuk menerima suntikan vaksin corona Sinovac, selama program vaksinasi massal di Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (31/3). Foto: Willy Kurniawan/REUTERS

Tidak terasa pandemi covid-19 sudah berlangsung selama satu tahun lebih di Indonesia. Apakah sudah dibilang aman dan kita bisa bebas melakukan aktivitas? Tentunya kita jawab “tidak”. Fluktuatif perkembangan dan penyebaran covid-19 masih belum menunjukkan angka yang menurun secara drastis.

Namun setidaknya, berbagai langkah dan upaya pencegahan penyebaran virus tetap terus digaungkan oleh pemerintah melalui Tim Satgas Covid-19 di berbagai daerah/instansi.

Sebagai bentuk upaya pemerintah dalam menekan laju penyebaran covid-19 adalah dengan program vaksinasi massal. Program vaksinasi di bawah komando Kementerian Kesehatan telah dilakukan semenjak vaksin sudah mendarat di Indonesia yang kemudian harus melalui uji klinis dan mendapatkan izin dari BPOM.

Program vaksinasi sebagai upaya akselerasi dalam rangka mendukung program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dari pemerintah dari sisi ekonomi menuju “Indonesia Sehat, Ekonomi Bangkit”

Pelaksanaan Vaksinasi Massal

Semenjak vaksin datang di Indonesia pada akhir Desember 2020, percepatan program vaksinasi menjadi angin segar bagi seluruh rakyat Indonesia. Harapan besar agar segera lepas dari pandemi pun membuat masyarakat semangat dan bangkit dari pandemi. Namun serangkaian tata laksana tetap harus dilakukan karena vaksin harus lolos uji klinis dan mendapat izin dari BPOM.

Sementara mobilisasi masyarakat menjelang liburan Panjang akhir tahun 2020 menjadi perhatian extra dari pemerintah dalam mencegah penyebaran covid-19.

Prokes masih terus digencarkan oleh pemerintah melalui tim satgas covid-19 selama program vaksinasi belum dimulai. Sampai pada akhirnya distribusi vaksinasi mulai dilakukan dan proses pendataan peserta vaksinasi pun mulai dilakukan. Pendataan peserta vaksinasi pada awalnya ditujukan bagi prioritas peserta yang memang telah ditetapkan oleh pemerintah, seperti tenaga nakes, tenaga pengajar, pelayan publik dan lain-lain. Tentunya disesuaikan dengan jumlah vaksin yang di distribusikan ke masing-masing daerah dengan ketersediaan vaksin yang ada.

Ternyata proses pendataan peserta vaksinasi tidak mudah. Peserta juga harus paham dengan syarat-syarat bagi peserta yang diperbolehkan mengikuti vaksinasi. Tidak kurang-kurangnya pihak Kementerian Kesehatan memberikan sosialisasi terkait syarat pendaftaran vaksinasi.

Tidak serta merta semua kalangan yang masuk prioritas peserta awal vaksinasi bisa langsung mendaftar. Disesuaikan dengan persyaratan, dan bagi peserta yang masuk pengecualian masih ada kesempatan ikut mendaftar dengan syarat mendapat rekomendasi dari pihak tenaga kesehatan (dokter terkait).

Setelah proses pendataan peserta telah dilakukan, proses selanjutnya adalah pelaksanaan kegiatan vaksinasinya. Dan tiap instansi dapat bekerja sama dengan pihak Tenaga Kesehatan setempat dalam rencana penyelenggaraan kegiatan vaksinasi massal tersebut. Berbagai persiapan dilakukan oleh instansi dalam menyiapkan segala sarana prasarana selama berlangsungnya kegiatan.

Dari meja untuk mendapatkan nomor antrean, lanjut ke meja registrasi secara online melalui https://pcare.bpjs-kesehatan.go.id/vaksin/Login, kemudian lanjut ke meja skrining, kemudian ke meja vaksinasi dan terakhir di meja observasi selama kurang lebih 30 menit sebelum mendapatkan kartu telah melaksanakan vaksinasi.

Dalam pelaksanaan vaksinasi ini, ternyata tidak semua peserta bisa lolos untuk divaksinasi. Terdapat peserta tunda yang tertahan di meja skrining oleh tenaga kesehatan. Keluhan yang banyak terjadi adalah karena tensi yang tinggi, walaupun sudah beberapa kali dilakukan pengukuran tensi ulang.

Bagi peserta yang mempunyai komorbid perlu rekomendasi dari dokternya, dengan melampirkan surat kelayakan vaksin dari dokter sebagai syarat wajib.

Dari peserta yang tidak bisa lanjut ke vaksinasi/peserta tunda akan didata kembali untuk melakukan vaksin tahap ke-2. Tahap observasi pasca vaksinasi dilakukan sebagai mitigasi pasca vaksinasi. Bilamana terjadi kejadian yang diluar dugaan terhadap peserta vaksinasi, akan mudah dibantu oleh tim vaksinasi.

Penyediaan mobil ambulans juga dilakukan sebagai bentuk upaya mempercepat membawa peserta ke rumah sakit jika terjadi respons yang kurang nyaman pasca vaksinasi.

Program vaksinasi sudah on going dari beberapa waktu lalu. Harapan besar program ini adalah langkah konkret dan bentuk ikhtiar untuk bisa lepas dari pandemi. Tentunya butuh kerja sama antara pihak-pihak terkait untuk mensukseskan progam ini. Dengan kebijakan pemerintah pada tahun 2021 berupa akselerasi program vaksinasi tetap membutuhkan kerja sama dengan pihak tenaga medis sebagai garda utama pelaksana teknis vaksinasi dan dukungan masyarakat beserta peserta vaksinasi itu sendiri.

Per 6 April 2021 vaksinasi telah mencapai 13,45 juta dosis dari anggaran 58,18 T (dilansir dari pemaparan Febrio Kacaribu, Kepala Badan Kebijakan Fiskal pada acara webinar mengenai “Indonesia Macroeconomic Update 2021” pada tanggal 8 April 2021). Vaksinasi massal ini sangat efektif untuk mempercepat pelaksanaan program vaksinasi ini. Berharap dalam waktu yang tidak terlalu lama Herd Immunity dari kurang lebih sekitar 70% dari seluruh populasi penduduk Indonesia bisa tercapai, sehingga pasokan vaksin pun juga harus dipastikan ketersediaannya.

Hal yang perlu dijaga setelah vaksinasi adalah prokes 3M tetap dijalankan, karena antibodi tidak langsung terbentuk dari vaksin tahap satu maupun tahap dua. Butuh jeda dari vaksin tahap dua agar antibodi terbentuk secara sempurna. Selain prokes yang masih harus disiplin, 3T juga tetap harus dilakukan oleh peserta pasca vaksinasi agar kelompok yang rentan maupun kelompok yang tidak bisa ikut program vaksinasi tetap terlindungi.

Program vaksinasi bisa menumbuhkan rasa percaya diri bahwa kita bisa keluar dari pandemi. Meski kita tetap harus waspada karena pandemi penuh dengan ketidakpastian. Rasa optimis harus tetap dibangun, dan yakin bahwa pandemi dapat kita kendalikan dengan sikap waspada tersebut agar perekonomian berangsur pulih kembali. Jika badan sehat, produktivitas pun akan terjaga dan tentunya melahirkan SDM-SDM handal hingga akhirnya “Indonesia Sehat Ekonomi Bangkit” akan tercapai. Salam sehat melawan covid-19.