Jelaskan pendapat ilmu kalam dari golongan Jabariyah dan Qadariyah tentang perbuatan manusia

Jelaskan pendapat ilmu kalam dari golongan Jabariyah dan Qadariyah tentang perbuatan manusia

Loading Preview

Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

 Kata jabariah berasal dari kata  jabara  yang  berarti ''memaksa''. Di dalam al-Munjid di jelaskan bahwa nama jabariah berasal dari kata jabara yang mengandung artian memaksa dan mengharuskan melakukan sesuatu. Kata  Jabara setelah berubah menjadi Jabariah (dengan menambah yaa' nisbah),  mengandung pengertian, bahwa suatu kelompok atau suatu aliran (isma) jabariyah disebut predestinantion yaitu faham yang menyebutkan bahwa perbuatan manusia telah ditentukan dari semula oleh qodha dan qodhar Allah (Dr.H. Abdul Rozak, Dr. H Rosihon Anwar, 2014:81). Ditegaskan kembali dalam berbagai referensi yang dikemukakan oleh Asy-Syahrastan bahwa paham Al-Jabar berarti menghilangkan perbuatan manusia dalam arti sesungguhnya dan menyandarkannya kepada Allah, dengan kata lain, manusia mengerjakan perbuatannya dalam keadaan terpaksa.

Paham Jabariah diperkenalkan pertama  kali oleh Ja'd  bin dirham (terbunuh 124 H) yang kemudian di sebarkan oleh Jahm Shafwan (125 H) dari Khurasan. Di dalam sejarah teologi islam, Jahm tercatat sebagai tokoh yang mendirikan aliran Jahmiah dalam kalangan Murji'ah. Ia duduk sebagai sekretaris Suraih bin Al-Haris dan menemaninya dalam gerakan melawan kekuasaan bani Umayah.

Mengenai kemunculan paham al-jabar para ahli sejarah pemikiran mengkajinya melalui pendekatan geokultural bangsa  Arab. Di antara ahli yang di maksud adalah Ahmad  Amin. Ia menggambarkan kehidupan bangsa  Arab yang di kungkung oleh gurun pasir yang memberikan pengaruh besar terhadap cara hidup mereka. Lebih lanjut, Harun Nasution menjelaskan bahwa dalam situasi demikian,  masyarakat  Arab banyak melihat jalan untuk mengubah keadaan sekeliling mereka sesuai dengan keinginannya.

Berkaitan dengan kemunculan aliran Jabariah dalam islam, ada teori yang mengatakan bahwa kemunculannya diakibatkan oleh pengaruh pemikiran asing,  yaitu pengaruh agama yahudi bermaszhab Qurra dan agama Kristen bermaszhab Yacobit.

Kaum Jabariah berpendapat lain dengan Qadariah, yaitu manusia tidak mempunyai kemerdekaan menentukan kehendak dan perbuatannya.  Manusia dalam paham ini terikat pada kehendak mutlak Tuhan. Manusia mengerjakan perbuatannya dalam keadaan terpaksa.

Menurut Asy-Syahrastani,  Jabariah dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu Jabariah ekstrem dan Jabariah moderat. Jabariah ekstrem berpendapat bahwa segala perbuatan manusia bukan merupakan perbuatan  yang timbul dari kemauannya,  melainkan perbuatan  yang  di paksakan atas dirinya. Misalnya, kalau seseorang mencuri,  perbuatan mencuri itu bukan terjadi karna kehendak sendiri melainkan karna qadha dan qadar tuhan yang menghendakinya demikian. Jabariah moderat mengatakan bahwa tuhan menciptakan perbuatan manusia, baik perbuatan jahat maupun yang baik, tetapi manusia mempunyai bagian di dalamnya.

Adapun ciri-ciri ajaran Jabariah adalah:

1.Bahwa manusia tidak mempunyai kebebasan dan ikhtiar apapun. setiap perbuatannya yang baik dan jahat yang jahat, buruk atau baik Allah semata yang menentukan.

2.Bahwa Allah tidak mengetahui sesuatu apa pun sebelum terjadi.

3.Ilmu Allah bersifat Hudus(baru).

4.Iman harus dalam hati saja tanpa harus dilafazdkan.


Page 2

 Kata jabariah berasal dari kata  jabara  yang  berarti ''memaksa''. Di dalam al-Munjid di jelaskan bahwa nama jabariah berasal dari kata jabara yang mengandung artian memaksa dan mengharuskan melakukan sesuatu. Kata  Jabara setelah berubah menjadi Jabariah (dengan menambah yaa' nisbah),  mengandung pengertian, bahwa suatu kelompok atau suatu aliran (isma) jabariyah disebut predestinantion yaitu faham yang menyebutkan bahwa perbuatan manusia telah ditentukan dari semula oleh qodha dan qodhar Allah (Dr.H. Abdul Rozak, Dr. H Rosihon Anwar, 2014:81). Ditegaskan kembali dalam berbagai referensi yang dikemukakan oleh Asy-Syahrastan bahwa paham Al-Jabar berarti menghilangkan perbuatan manusia dalam arti sesungguhnya dan menyandarkannya kepada Allah, dengan kata lain, manusia mengerjakan perbuatannya dalam keadaan terpaksa.

Paham Jabariah diperkenalkan pertama  kali oleh Ja'd  bin dirham (terbunuh 124 H) yang kemudian di sebarkan oleh Jahm Shafwan (125 H) dari Khurasan. Di dalam sejarah teologi islam, Jahm tercatat sebagai tokoh yang mendirikan aliran Jahmiah dalam kalangan Murji'ah. Ia duduk sebagai sekretaris Suraih bin Al-Haris dan menemaninya dalam gerakan melawan kekuasaan bani Umayah.

Mengenai kemunculan paham al-jabar para ahli sejarah pemikiran mengkajinya melalui pendekatan geokultural bangsa  Arab. Di antara ahli yang di maksud adalah Ahmad  Amin. Ia menggambarkan kehidupan bangsa  Arab yang di kungkung oleh gurun pasir yang memberikan pengaruh besar terhadap cara hidup mereka. Lebih lanjut, Harun Nasution menjelaskan bahwa dalam situasi demikian,  masyarakat  Arab banyak melihat jalan untuk mengubah keadaan sekeliling mereka sesuai dengan keinginannya.

Berkaitan dengan kemunculan aliran Jabariah dalam islam, ada teori yang mengatakan bahwa kemunculannya diakibatkan oleh pengaruh pemikiran asing,  yaitu pengaruh agama yahudi bermaszhab Qurra dan agama Kristen bermaszhab Yacobit.

Kaum Jabariah berpendapat lain dengan Qadariah, yaitu manusia tidak mempunyai kemerdekaan menentukan kehendak dan perbuatannya.  Manusia dalam paham ini terikat pada kehendak mutlak Tuhan. Manusia mengerjakan perbuatannya dalam keadaan terpaksa.

Menurut Asy-Syahrastani,  Jabariah dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu Jabariah ekstrem dan Jabariah moderat. Jabariah ekstrem berpendapat bahwa segala perbuatan manusia bukan merupakan perbuatan  yang timbul dari kemauannya,  melainkan perbuatan  yang  di paksakan atas dirinya. Misalnya, kalau seseorang mencuri,  perbuatan mencuri itu bukan terjadi karna kehendak sendiri melainkan karna qadha dan qadar tuhan yang menghendakinya demikian. Jabariah moderat mengatakan bahwa tuhan menciptakan perbuatan manusia, baik perbuatan jahat maupun yang baik, tetapi manusia mempunyai bagian di dalamnya.

Adapun ciri-ciri ajaran Jabariah adalah:

1.Bahwa manusia tidak mempunyai kebebasan dan ikhtiar apapun. setiap perbuatannya yang baik dan jahat yang jahat, buruk atau baik Allah semata yang menentukan.

2.Bahwa Allah tidak mengetahui sesuatu apa pun sebelum terjadi.

3.Ilmu Allah bersifat Hudus(baru).

4.Iman harus dalam hati saja tanpa harus dilafazdkan.


Jelaskan pendapat ilmu kalam dari golongan Jabariyah dan Qadariyah tentang perbuatan manusia

Lihat Filsafat Selengkapnya


Page 3

 Kata jabariah berasal dari kata  jabara  yang  berarti ''memaksa''. Di dalam al-Munjid di jelaskan bahwa nama jabariah berasal dari kata jabara yang mengandung artian memaksa dan mengharuskan melakukan sesuatu. Kata  Jabara setelah berubah menjadi Jabariah (dengan menambah yaa' nisbah),  mengandung pengertian, bahwa suatu kelompok atau suatu aliran (isma) jabariyah disebut predestinantion yaitu faham yang menyebutkan bahwa perbuatan manusia telah ditentukan dari semula oleh qodha dan qodhar Allah (Dr.H. Abdul Rozak, Dr. H Rosihon Anwar, 2014:81). Ditegaskan kembali dalam berbagai referensi yang dikemukakan oleh Asy-Syahrastan bahwa paham Al-Jabar berarti menghilangkan perbuatan manusia dalam arti sesungguhnya dan menyandarkannya kepada Allah, dengan kata lain, manusia mengerjakan perbuatannya dalam keadaan terpaksa.

Paham Jabariah diperkenalkan pertama  kali oleh Ja'd  bin dirham (terbunuh 124 H) yang kemudian di sebarkan oleh Jahm Shafwan (125 H) dari Khurasan. Di dalam sejarah teologi islam, Jahm tercatat sebagai tokoh yang mendirikan aliran Jahmiah dalam kalangan Murji'ah. Ia duduk sebagai sekretaris Suraih bin Al-Haris dan menemaninya dalam gerakan melawan kekuasaan bani Umayah.

Mengenai kemunculan paham al-jabar para ahli sejarah pemikiran mengkajinya melalui pendekatan geokultural bangsa  Arab. Di antara ahli yang di maksud adalah Ahmad  Amin. Ia menggambarkan kehidupan bangsa  Arab yang di kungkung oleh gurun pasir yang memberikan pengaruh besar terhadap cara hidup mereka. Lebih lanjut, Harun Nasution menjelaskan bahwa dalam situasi demikian,  masyarakat  Arab banyak melihat jalan untuk mengubah keadaan sekeliling mereka sesuai dengan keinginannya.

Berkaitan dengan kemunculan aliran Jabariah dalam islam, ada teori yang mengatakan bahwa kemunculannya diakibatkan oleh pengaruh pemikiran asing,  yaitu pengaruh agama yahudi bermaszhab Qurra dan agama Kristen bermaszhab Yacobit.

Kaum Jabariah berpendapat lain dengan Qadariah, yaitu manusia tidak mempunyai kemerdekaan menentukan kehendak dan perbuatannya.  Manusia dalam paham ini terikat pada kehendak mutlak Tuhan. Manusia mengerjakan perbuatannya dalam keadaan terpaksa.

Menurut Asy-Syahrastani,  Jabariah dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu Jabariah ekstrem dan Jabariah moderat. Jabariah ekstrem berpendapat bahwa segala perbuatan manusia bukan merupakan perbuatan  yang timbul dari kemauannya,  melainkan perbuatan  yang  di paksakan atas dirinya. Misalnya, kalau seseorang mencuri,  perbuatan mencuri itu bukan terjadi karna kehendak sendiri melainkan karna qadha dan qadar tuhan yang menghendakinya demikian. Jabariah moderat mengatakan bahwa tuhan menciptakan perbuatan manusia, baik perbuatan jahat maupun yang baik, tetapi manusia mempunyai bagian di dalamnya.

Adapun ciri-ciri ajaran Jabariah adalah:

1.Bahwa manusia tidak mempunyai kebebasan dan ikhtiar apapun. setiap perbuatannya yang baik dan jahat yang jahat, buruk atau baik Allah semata yang menentukan.

2.Bahwa Allah tidak mengetahui sesuatu apa pun sebelum terjadi.

3.Ilmu Allah bersifat Hudus(baru).

4.Iman harus dalam hati saja tanpa harus dilafazdkan.


Jelaskan pendapat ilmu kalam dari golongan Jabariyah dan Qadariyah tentang perbuatan manusia

Lihat Filsafat Selengkapnya


Page 4

 Kata jabariah berasal dari kata  jabara  yang  berarti ''memaksa''. Di dalam al-Munjid di jelaskan bahwa nama jabariah berasal dari kata jabara yang mengandung artian memaksa dan mengharuskan melakukan sesuatu. Kata  Jabara setelah berubah menjadi Jabariah (dengan menambah yaa' nisbah),  mengandung pengertian, bahwa suatu kelompok atau suatu aliran (isma) jabariyah disebut predestinantion yaitu faham yang menyebutkan bahwa perbuatan manusia telah ditentukan dari semula oleh qodha dan qodhar Allah (Dr.H. Abdul Rozak, Dr. H Rosihon Anwar, 2014:81). Ditegaskan kembali dalam berbagai referensi yang dikemukakan oleh Asy-Syahrastan bahwa paham Al-Jabar berarti menghilangkan perbuatan manusia dalam arti sesungguhnya dan menyandarkannya kepada Allah, dengan kata lain, manusia mengerjakan perbuatannya dalam keadaan terpaksa.

Paham Jabariah diperkenalkan pertama  kali oleh Ja'd  bin dirham (terbunuh 124 H) yang kemudian di sebarkan oleh Jahm Shafwan (125 H) dari Khurasan. Di dalam sejarah teologi islam, Jahm tercatat sebagai tokoh yang mendirikan aliran Jahmiah dalam kalangan Murji'ah. Ia duduk sebagai sekretaris Suraih bin Al-Haris dan menemaninya dalam gerakan melawan kekuasaan bani Umayah.

Mengenai kemunculan paham al-jabar para ahli sejarah pemikiran mengkajinya melalui pendekatan geokultural bangsa  Arab. Di antara ahli yang di maksud adalah Ahmad  Amin. Ia menggambarkan kehidupan bangsa  Arab yang di kungkung oleh gurun pasir yang memberikan pengaruh besar terhadap cara hidup mereka. Lebih lanjut, Harun Nasution menjelaskan bahwa dalam situasi demikian,  masyarakat  Arab banyak melihat jalan untuk mengubah keadaan sekeliling mereka sesuai dengan keinginannya.

Berkaitan dengan kemunculan aliran Jabariah dalam islam, ada teori yang mengatakan bahwa kemunculannya diakibatkan oleh pengaruh pemikiran asing,  yaitu pengaruh agama yahudi bermaszhab Qurra dan agama Kristen bermaszhab Yacobit.

Kaum Jabariah berpendapat lain dengan Qadariah, yaitu manusia tidak mempunyai kemerdekaan menentukan kehendak dan perbuatannya.  Manusia dalam paham ini terikat pada kehendak mutlak Tuhan. Manusia mengerjakan perbuatannya dalam keadaan terpaksa.

Menurut Asy-Syahrastani,  Jabariah dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu Jabariah ekstrem dan Jabariah moderat. Jabariah ekstrem berpendapat bahwa segala perbuatan manusia bukan merupakan perbuatan  yang timbul dari kemauannya,  melainkan perbuatan  yang  di paksakan atas dirinya. Misalnya, kalau seseorang mencuri,  perbuatan mencuri itu bukan terjadi karna kehendak sendiri melainkan karna qadha dan qadar tuhan yang menghendakinya demikian. Jabariah moderat mengatakan bahwa tuhan menciptakan perbuatan manusia, baik perbuatan jahat maupun yang baik, tetapi manusia mempunyai bagian di dalamnya.

Adapun ciri-ciri ajaran Jabariah adalah:

1.Bahwa manusia tidak mempunyai kebebasan dan ikhtiar apapun. setiap perbuatannya yang baik dan jahat yang jahat, buruk atau baik Allah semata yang menentukan.

2.Bahwa Allah tidak mengetahui sesuatu apa pun sebelum terjadi.

3.Ilmu Allah bersifat Hudus(baru).

4.Iman harus dalam hati saja tanpa harus dilafazdkan.


Jelaskan pendapat ilmu kalam dari golongan Jabariyah dan Qadariyah tentang perbuatan manusia

Lihat Filsafat Selengkapnya