Jenis-jenis karya seni rupa dan fungsi kritik karya seni rupa

Ilustrasi contoh kritik karya seni rupa. Sumber foto : www.pexels.com/daiangan

Kritik karya seni rupa merupakan salah satu cara dalam menanggapi sebuah karya seni agar bisa menunjukkan kelemahan maupun kelebihan. Seringnya, kritik ini diungkapkan oleh seorang kritikus dalam mengapresiasi karya atau ide orang lain. Bagaimana contoh kritik karya seni rupa itu?

Suatu kritik jangan dilihat dari sudut pandang negatif saja, karena adanya hal ini bisa membantu masyarakat awam memahami dan menilai karya seni dari sisi lain. Tak hanya itu juga, kritik karya seni rupa sering juga digunakan sebagai standar dalam meningkatkan kualitas proses atau hasil karya.

Menurut buku Kritik Seni Rupa Berbasis Budaya Kritis karya Tri Aru Wiratno (Scopindo Media Pustaka : 2020), kritik seni rupa artikulasi dari dinamika perkembangan pemikiran seni rupa yang direpresentasi sebagai bentuk refleksi dari proses kesenian. Kritik seni rupa memberikan stimulan bagi seniman perupa di dalam dunia kekaryaan seni rupa.

Apa yang Dimaksud dengan Kritik Seni?

Mengutip dari jurnal Pendekatan Kritik Seni terhadap Seni Instalasi Battle Field karya Entang Wiharso oleh Fiter Hindun, istilah kritik berasal dari bahasa Yunani “krites” berarti seorang hakim, “krinein” berarti menghakimi, “criterion” diartikan sebagai dasar penghakiman, dan “kritikos” berarti hakim kesenian.

Istilah kritik dalam bahasa Indonesia analog dengan istilah criticism dalam bahasa Inggris, berarti kecaman atau kupasan. Kemudian, kritik seni adalah sebuah aktivitas yang membicarakan mengenai seni melalui proses analisis, interpretasi, dan evaluasi.

Lebih lanjut dalam buku karya Tri Aru Wiratno, pengertian kritik seni rupa adalah mempelajari kelebihan serta kekurangan dari sebuah karya seni dengan memberikan alasan berdasarkan berbagai kajian dan analisa. Adapun kelebihan dan kekurangan tersebut digunakan untuk berbagai hal terutama sebagai bahan dalam mengetahui kualitas dari sebuah karya.

Bicara kualitas, di sini tak hanya berarti keburukan dan kebaikan, tetapi memiliki makna yang lebih luas sebagai “wujud atau bentuk sebenarnya” dari apa yang bisa jadi tidak tampak ketika kita tengah mencermatinya.

Apa Saja Bentuk Kritik Seni Rupa?

Ilustrasi membuat karya seni. Foto: Pexels.com

Menurut Fiter Hindun dalam jurnalnya, kritik seni rupa dipilah oleh banyak ahli seni rupa barat dalam empat jenis, yakni Kritik Jurnalistik, Kritik Paedagosik, Kritik Akademis, dan Kritik Populer. Berikut bentuk kritik seni rupa:

Kritik jurnalistik ditulis untuk pembaca majalah atau surat kabar, berupa pemberian informasi mengenai peristiwa-peristiwa seni rupa.

Kritik paedagogik adalah kegiatan pembinaan kritik yang dimaksudkan untuk mendewasakan pengalaman artistik dan pengetahuan estetis para penekun pendidikan seni rupa.

Kritik akademis seni rupa adalah kegiatan kritik yang dilakukan untuk kepentingan pendidikan akademis, khususnya berupa pengujian akhir atas bentuk penelitian dan penulisan karya ilmiah.

Dasar pengertian kritik populer ialah wacana kritik yang muncul di antaranya karena memperdebatkan metode-metode penelitian baru berkenaan dengan lahirnya kreasi baru seorang seniman.

Apa Saja Fungsi Kritik Seni itu?

Fungsi kritik karya seni rupa sangat penting, sebab, menjembantai sebuah persepsi dan apresiasi estetik juga artistik karya seni rupa. Termasuk di dalamnya antara seniman, karya, dan penikmat seni itu sendiri.

Pasalnya, komunikasi antara karya yang disajikan ke publik seni akan menciptakan interaksi timbal balik serta interpenetrasi dari kedua belah pihak.

Fungsi lainnya, seorang seniman membutuhkan semacam mata panah yang tajam untuk bisa mengetahui kelemahan, mengupas kedalaman juga membangun kekurangan.

Lukisan Melukis di Taman karya Kartono Yudhokusumo (1952). Sumber foto : http://galeri-nasional.or.id/collections/691-melukis_di_taman

Berikut ini contoh kritik karya seni rupa yang baik:

Yudhokusumo ialah salah satu pelopor dalam bidang lukisan di Indonesia ini. Perkembangan pelukisan dekoratif dimulai dengan lukisan realistis dan penggunaan warna bebas tanpa dibatasi oleh penggunaan warna dan pekerjaan “Lukisan di Taman “diciptakan pada 1952 oleh Yudhokusumo.

Media untuk lukisan ini ialah menggunankan cat minyak sebagai sarana warna dan dengan menggunakan sebuah kanvas.

Dalam lukisan ini Yudhokusumo membuktikan keberadaannya sebagai seorang pelukis yang berkualitas dan menjadikan lukisannya sebagai ungkapan ekspresi dari jiwanya. Semua benda dalam lukisan ini mencoba untuk diekspos secara rinci. Dalam lukisan ini juga ia membayangkan dunia dalam bentuk yang ideal dan lengkap. Lukisan ini menunjukkan sisi romantis dari pelukis.

Media untuk lukisan ini ialah cat minyak. Tujuannya agar lukisan terlihat lebih menarik dan indah. Warna-warni menyertai setiap lukisannya dan sebagai alat untuk melukisnya ia menggunakan kanvas.

Meskipun hampir sempurna, ada beberapa kelemahan dalam lukisan ini, termasuk kehadiran warna minyak yang larut pada suatu benda dengan benda lain. Hal ini biasanya terjadi ketika lukisan minyak terlalu cair untuk berbaur dengan media lain atau karena usia lukisan ini.

Lebar lukisan kurang dari 1 meter, sehingga lukisan itu tidak cukup besar dan tidak diletakkan di ruangan yang lebih besar. Lukisan ini agak sulit dipahami bagi orang biasa yang tidak mengerti masalah lukisan.

Ada campuran warna yang menyatu atau melebur baik itu sengaja atau tidak sengaja. Ini justru menyebabkan salah satu objek dari lukisan menyatu dengan objek yang lainnya.

Berbagai warna cerah yang diterapkan oleh pelukis pada setiap objek dalam lukisan ini benar-benar mencerminkan intuisi pelukis daripada kondisi aktual di lingkungan.

Salah satu karakteristik dari genre lukisan yang menggunakan perspektif udara atau “Perspektif Antena” adalah memungkinkannya cakrawala ini terlihat ke atas.

Akibatnya bidang gambar menjadi lebih luas, lebih terlihat, dan lebih banyak objek dapat dicat, sehingga lukisan ini penuh dengan pola dan kaya warna.

Lukisan ini memiliki gaya lukisan yang benar-benar membuat lukisan ini memiliki jiwa. Objek dalam lukisan ini dibuat dalam rincian dan detail, baik di latar depan dan latar belakang lukisan ini.

Secara umum, lukisan ini jenis yang sangat menarik dari lukisan dekoratif dan lukisan yang memiliki nilai seni yang tinggi. Meski ada beberapa kekurangan yang masih bisa ditoleransi sebenarnya setiap seniman memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Keduanya dapat benar-benar menjadi fitur seniman.

Langkah-langkah dalam Kritik Seni

Ilustrasi karya seni. Foto: Pixabay.com

Mengkritisi sebuah karya seni rupa pada dasarnya tidak bertujuan untuk mencari kesalahan, kekurangan, atau kelemahan sebuah karya seni rupa. Akan tetapi melalui kritik ini seorang seniman dapat mengetahui kelebihan dari karya seninya dan juga karya seni orang lain.

Menurut buku Kritik Seni Rupa Berbasis Budaya Kritis karya Tri Aru Wiratno, adapun beberapa langkah-langkah dalam kritik seni, yaitu:

  1. Mengaitkan sebanyak-banyaknya karya yang dinilai dengan karya yang sejenis.

  2. Menetapkan tujuan atau fungsi karya yang ditelaah.

  3. Menetapkan sejauh mana karya yang didtetapkan “Menyimpang” dari yang telah ada sebelumnya.

  4. Menelaah karya yang dimaksud dari segi kebutuhan khusus dan segi pandang tertentu yang melatarbelakanginya.

Demikian contoh kritik karya seni rupa. Semoga bermanfaat.