Oleh: Dr. Hj. Muslimah, M.Pd.I Terdapat perbedaan sesuai dengan periwayatan yang menyebut jumlah rakaat shalat Tarawih. Sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Aisyah ra (istri Rasulullah) menyebutkan jika Rasulullah tidak pernah melebihkan rakaat shalat malamnya dari 11 rakaat, baik itu di bulan Ramadhan ataupun di luar bulan Ramadhan. Awalnya beliau shalat 4 rakaat sekali salam tanpa tahyat awal, dilakukan sebanyak 2 kali salam, lalu ditutup dengan shalat witir 3 rakaat sekali salam. Selanjutnya, Rasulullah melaksanakan shalat malam tetap 8 rakaat tetapi 2 rakaat sekali salam, dan ditutup dengan witir 3 rakaat sekali salam. Berikutnya dalam hadis riwayat Baihaqi, mengatakan di zaman Umar bin Khattab melaksanakan shalat tarawih sebanyak 20 rakaat, dan ditutup dengan witir sebanyak 3 rakaat, sehingga berjumlah 23 rakaat. Berdasarkan dua riwayat di atas dapat diketahui, bahwa ulama dan kaum muslimin yang melakanakan shalat tarawih sebanyak 8 rakaat adalah mengikuti sebagaimana yang disampaikan oleh Aisyah ra. Mereka berpegang teguh pada kemurnian yang dilakukan Rasulullah. Mereka berpendapat jika dalam masalah shalat tidak boleh dilakukan penambahan ataupun pengurangan, karena umatnya disuruh untuk shalat sebagaimana shalatnya Nabi, meskipun Nabi menyuruh memperbanyak amalan di bulan Ramadhan, yang dimaksud adalah memperbanyak amalan yang memang ada dicontohkan Rasulullah. Sedangkan shalat Tarawih 20 rakaat adalah mengikuti yang pernah dilakukan oleh Umar bin Khattab. Setidaknya ada tiga alasan, yaitu: pertama karena Rasulullah menyuruh memperbanyak amalan di bulan Ramadhan; kedua, hadis itu disampaikan oleh Aisyah ra salah satu istri Nabi, sementara Nabi juga pernah melakukannya di rumah istri-istri lain yang tidak diketahui Aisyah berapa rakaat shalat tarawih yang dilakukan Rasulullah (pendapat ini bersumber dari imam yang empat); ketiga, Rasulullah pernah menyuruh untuk mengikuti dua khalifah setelahnya, berarti termasuk Umar bin Khattab salah satunya. Sementara, ada juga pendapat Imam Malik dalam al-Madawwanah al-Kubra (berisi berbagai pandangan Imam Malik mengenai masalah-masalah fiqh), lebih cenderung memilih rakaat shalat tarawih sebanyak 36 rakaat, ini sempat menjadi amalan penduduk Madinah. Terdapat juga dalam riwayat Imam at-Tarmizi, jika sebagian ulama ada yang membolehkan sampai 41 rakaat termasuk witir. Itulah sebabnya, ulama-ulama dari mazhab Maliki menganggap jika rakaat shalat Tarawih tidak ada batasnya, artinya boleh dilaksanakan 8 atau 20 atau 36 bahkan 41 rakaat. Permasalahan rakaat shalat tarawih ini termasuk khilafiah (perpebadaan pendapat dalam menentukan hukum), maka hendaknya kaum muslim tidak mempermasalahkan ketika ditemui di negara-negara Islam sekarang ini lebih banyak di dapati melakanakan shalat tarawih 8 rakaat atau 20 rakaat, karena semuanya memiliki dasar yang kuat. هُوَ اللّٰهُ الَّذِىۡ لَاۤ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ ۚ عٰلِمُ الۡغَيۡبِ وَالشَّهَادَةِ ۚ هُوَ الرَّحۡمٰنُ الرَّحِيۡمُ (٢٢) هُوَ اللّٰهُ الَّذِىۡ لَاۤ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۚ اَلۡمَلِكُ الۡقُدُّوۡسُ السَّلٰمُ الۡمُؤۡمِنُ الۡمُهَيۡمِنُ الۡعَزِيۡزُ الۡجَـبَّارُ الۡمُتَكَبِّرُؕ سُبۡحٰنَ اللّٰهِ عَمَّا يُشۡرِكُوۡنَ (٢٣) هُوَ اللّٰهُ الۡخَـالِـقُ الۡبَارِئُ الۡمُصَوِّرُ لَـهُ الۡاَسۡمَآءُ الۡحُسۡنٰىؕ يُسَبِّحُ لَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَالۡاَرۡضِۚ وَهُوَ الۡعَزِيۡزُ الۡحَكِيۡمُ (٢٤) Dialah Allah tidak ada tuhan selain Dia. Yang Mengetahui yang gaib dan yang nyata, Dialah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Dialah Allah tidak ada tuhan selain Dia. Maharaja, Yang Mahasuci, Yang Mahasejahtera, Yang Menjaga Keamanan, Pemelihara Keselamatan, Yang Mahaperkasa, Yang Mahakuasa, Yang Memiliki Segala Keagungan, Mahasuci Allah dari apa yang mereka persekutukan. Dialah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Dia memiliki nama-nama yang indah. Apa yang di langit dan di bumi bertasbih kepada-Nya. Dan Dialah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana. (QS. Al-Hasyr Ayat 22-24)
Suara.com - Umat Muslim seringkali bingung dengan jumlah rakaat salat tarawih di bulan Ramadhan. Apakah 8 rakaat atau 20 rakaat? Simak penjelasannya berikut. Salat tarawih adalah salat sunnah yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan di bulan Ramadhan. Ada ketentuan jumlah rakaat salat tarawih yang perlu dipahami. Berikut Suara.com mengulas jumlah rakaat salat tarawih lengkap dengan keutamaan amalan yang sangat dianjurkan di bulan Ramadhan berikut. Jumlah Rakaat Salat Tarawih Baca Juga: Vaksin Booster Bakal Jadi Syarat Ikut Tarawih, Kemenag Kota Yogyakarta Urung Terapkan ke Warga Terdapat dua pendapat umum terkait jumlah rakaat dalam salat tarawih. Yang pertama, adalah 8 rakaat, sehingga secara total salat malam yang dikerjakan adalah 11 rakaat ditambah dengan tiga rakaat salat witir. Yang kedua, adalah 20 rakaat, sehingga secara total 23 rakaat, ditambah dengan tiga rakaat salat witir. Kedua pendapat ini sama-sama memiliki dalil. Dalil Salat Tarawih 8 Rakaat Dalil salat tarawih dikerjakan dengan delapan rakaaat adalah hadis Nabi Muhammad SAW diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dari Aisyah r.a. sebagai berikut: "Dari Aisyah, istri Nabi SAW, (diriwayatkan bahwa) ia berkata, "Pernah Rasulullah SAW melakukan salat pada waktu antara setelah selesai Isya yang dikenal orang dengan ‘Atamah hingga Subuh sebanyak sebelas rakaat di mana beliau salam pada tiap-tiap dua rakaat, dan beliau salat witir satu rakaat", (HR Muslim). Baca Juga: Bolehkan Shalat Tarawih dengan Shaf Rapat, MUI Tangerang: Untuk Wudhu dari Rumah Masing-Masing Dalil Salat Tarawih 20 Rakaat Ilustrasi sholat - Salat Tarawih berapa rakaat? Ini penjelasan jumlah rakaat salat Tarawih dan Witir sesuai contoh Rasulullah. Ada yang menunaikan salat tarawih 11, 23, 39, 40 rakaat.
TRIBUNNEWS.COM - Umat muslim di Indonesia menyambut kedatangan bulan Ramadan 2022/1443 H. Kementerian Agama (Kemenag) mengumumkan 1 Ramadan jatuh pada Minggu, 3 April 2022, dikutip dari laman MUI. Pada bulan suci ini, umat muslim mulai melaksanakan ibadah salat tarawih. Salat tarawih dapat dilakukan sendiri maupun berjamaah, baik di rumah atau di masjid. Tarawih dalam bahasa Arab adalah bentuk jamak dari "tarwihatun" yang berarti waktu sesaat untuk istirahat. Maknanya, dalam melaksanakan seluruh rakaat salat tarawih terdapat jeda untuk istirahat. Jeda istirahat ini dapat dilakukan tiap-tiap 4 rakaat atau 2 rakaat. Lalu, berapa jumlah rakaat salat tarawih secara keseluruhan? Baca juga: Bacaan Niat Sholat Tarawih Lengkap dengan Tata Cara Mengerjakannya Jumlah Rakaat Salat Tarawih Menurut buku Super Lengkap Shalat Sunah yang disusun oleh Ubaidurrahim El-Hamdy, halaman 250, salat tarawih adalah salat yang dilaksanakan secara berjamaah pada malam-malam bulan Ramadan. tirto.id - Jumlah rakaat sholat tarawih bisa berbeda, ada yang melaksanakan 8 rakaat, namun ada juga yang menunaikannya sejumlah 20 rakaat. Ketika bulan Ramadan tiba, umat Islam tidak hanya mengerjakan ibadah sholat wajib lima waktu. Terdapat sholat tarawih, sholat sunnah yang dilakukan pada malam hari, yang khusus dilakukan pada bulan Ramadan. Di Indonesia, pada umumnya tarawih dikerjakan setelah menjalankan sholat isya'. Secara umum, tidak ada batasan pengerjaan sholat tarawih, namun di Indonesia, sholat tarawih kerap dikerjakan sebanyak 23 rakaat atau 11 rakaat. Keduanya merujuk pada hadis sahih dan atsar para sahabat Nabi Muhammad SAW. Terlepas dari jumlah rakaatnya, seyogyanya sholat tarawih dikerjakan secara berjemaah karena pahala sholat berjemaah lebih besar daripada sholat sendirian. Dalilnya adalah hadis yang diriwayatkan Abu Said Al-Khudri bahwa Rasulullah SAW bersabda: “sholat jemaah lebih utama daripada sholat sendirian sebanyak 27 derajat,” (H.R. Bukhari dan Muslim). Dalil pengerjaan sholat tarawih ini beragam. Salah satunya dikutip dari Buku Saku Sukses Ibadah Ramadhan karya Ma'ruf Khozin terbitan Pengurus Pusat Lajnah Ta'lif wan Nasyr Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) (2017:28), disebutkan dari Abu Huraihah, Nabi Muhammad bersabda, “Barang siapa beribadah di malam Ramadan karena iman kepada Allah dan mengharap pahala, maka ia dihapus dosanya yang telah lampau” (H.R. Bukhari) Terdapat dua pendapat umum tentang jumlah rakaat dalam sholat tarawih. Yang pertama, adalah 8 rakaat, dan dengan demikian secara total sholat malam yang dikerjakan adalah 11 rakaat ditambah dengan tiga rakaat sholat witir. Yang kedua, adalah 20 rakaat, dan dengan demikian secara total 23 rakaat, ditambah dengan tiga rakaat sholat witir. Kedua pendapat itu sama-sama memiliki dalil. Dalil Sholat Tarawih 8 RakaatDalil sholat tarawih dikerjakan dengan delapan rakaaat adalah hadis Nabi Muhammad SAW diriwayatkan oleh Imam al-Bukhārī dari ’Ā’isyah r.a. sebagai berikut. عَنْ عَائِشَةَ زَوْجِ النَّبِىِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّى فِيمَا بَيْنَ أَنْ يَفْرُغَ مِنْ صَلاَةِ الْعِشَاءِ وَهِىَ الَّتِى يَدْعُو النَّاسُ الْعَتَمَةَ إِلَى الْفَجْرِ إِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً يُسَلِّمُ بَيْنَ كُلِّ رَكْعَتَيْنِ وَيُوتِرُ بِوَاحِدَةٍ [رواه مسلم] Artinya: Dari ‘Ā’isyah, istri Nabi saw, (diriwayatkan bahwa) ia berkata, "Pernah Rasulullah melakukan sholat pada waktu antara setelah selesai Isya yang dikenal orang dengan ‘Atamah hingga Subuh sebanyak sebelas rakaat di mana beliau salam pada tiap-tiap dua rakaat, dan beliau sholat witir satu rakaat [H.R Muslim]. Dalam "Dasar sholat Tarawih Empat Rakaat Satu Kali Salam" di situs web resmi Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, Terdapat pula riwayat lain dari Abī Salamah Ibn ‘Abd ar-Raḥmān, bahwa ia bertanya kepada ‘Ā’isyah mengenai sholat Rasulullah di bulan Ramadhan. ‘Ā’isyah menjawab, "Nabi tidak pernah melakukan sholat sunat di bulan Ramadhan dan bulan lainnya lebih dari sebelas rakaat. Beliau sholat empat rakaat dan jangan engkau tanya bagaimana indah dan panjangnya. Kemudian beliau sholat lagi empat rakaat, dan jangan engkau tanya bagaimana indah dan panjangnya. Kemudian beliau sholat tiga rakaat [H.R al-Bukhārī dan Muslim]. Dalil sholat Tarawih 20 Rakaat Sementara dikutip dari Buku Saku Sukses Ibadah Ramadhan (2017:28), beberapa tabiin meriwayatkan pengerjaan sholat tarawih dengan jumlah 20 rakaat pada masa pemerintahan Umar bin Khattab. Yang pertama, Said bin Yazid, yang menyampaikan, "Umar [bin Khattab] mengumpulkan umat Islam di bulan Ramadhan dengan Imam Ubay bin Ka’b dan Tamim al-Dari, dengan 21 rakaat [dalam riwayat lain 23 rakaat]. Mereka membaca ayat-ayat ratusan. Baru selesai ketika menjelang Subuh” (Riwayat al-Baihaqi dalam al-Sunan 2/496, Abdurrazzaq dalam alMushannaf 4/260) Selain itu, Yazid bin Rauman menyebutkan, "Umat Islam di masa Umar beribadah di malam bulan Ramadhan dengan 23 rakaat” (al-Muwatha’ Malik, 1/115). Sedangkan Yahya bin Said al-Qathan menyatakan, "Umar memerintahkan seseorang menjadi imam sholat Tarawih dengan umat Islam sebanyak 20 rakaat” (Riwayat Ibnu Abi Syaibah, al-Mushannaf, 2/163). Imam al-Tirmidzi sendiri pernah berkata, "Mayoritas ulama mengikuti riwayat Umar, Ali dan sahabat Rasulullah yang lainnya sebanyak 20 rakaat. Ini adalah pendapat al-Tsauri, Abdullah bin Mubarak dan al-Syafii. Al-Syafii berkata: Seperti ini yang saya jumpai di Negeri kami Makkah. Umat Islam sholat 20 rakaat” (Sunan al-Tirmidzi 3/169).
Baca juga:
Baca juga artikel terkait RAMADHAN 2019 atau tulisan menarik lainnya Beni Jo Penulis: Beni Jo Editor: Fitra Firdaus |