Memantulkan sumber bunyi pada bagian tulang rahang mulut sampai ke pipi akan menghasilkan suara yang bagaimana?

Memantulkan sumber bunyi pada bagian tulang rahang mulut sampai ke pipi akan menghasilkan suara yang bagaimana?

C. Teknik Vokal

    Bernyanyi merupakan kegiatan yang menyenangkan baik bagi pendengarnya maupun bagi penyanyi yang sendiri. Seseorang yang bernyanyi dengan menggunakan teknik vokal yang benar niscaya dia akan menghasilkan suara yang baik dan layak didengar.

 1. Sikap Bernyanyi

    Bernyanyi yang baik harus diawali dengan sikap bernyanyi yang baik pula, karena sikap berdiri yang baik ini dapat memaksimalkan tenaga untuk bernyanyi. Berikut ini cara berdiri yang baik pada saat bernyanyi:

  • Badan tegak dan rileks kaki dibuka sedikit.
  • Berat badan bertumpu di kedua kaki dengan seimbang.
  • Dada dibusungkan tapi tetap rileks.
  • Pandangan lurus ke depan.
  • Posisi tangan rileks disamping kiri kanan.

2. Pernapasan Diafragma

    Pernapasan dia yang dianjurkan digunakan pada saat bernyanyi yaitu pernapasan diafragma. Di dalam diafragma ini terdapat otot yang jika terus dilatih dengan olah nafas akan menjadi lebih kuat sehingga dapat memperpanjang durasi keluarnya lepas kita pada saat bernyanyi. Otot diafragma ini juga dapat menjadi sumber tenaga yang besar untuk mencapai nada tinggi dan menambah tenaga, pada saat bernyanyi. Jika pada saat bernyanyi oleh pernapasan dan sumber tenaga bermuara di diafragma, maka suara juga akan lebih bulat dan bening. Selain itu tenggorokan kita tidak akan terasa sakit dan mudah lelah. Berikut ini tahapan berlatih olah pernafasan diafragma.

a. Ambil napas melalui hidung atau mulut, bayangkan seperti mencium bau parfum dengan lembut lalu udara langsung masuk ke ruang diafragma dan seketika otot diafragma akan mendesak ke bagian depan dan seluruh udara menyebar di diafragma sampai ke samping dan bagian belakangnya.

b. Tahan napas tersebut kira-kira 5 detik, rasakan benar otot diafragma makin kencang.

c. Lalu, keluarkan nafas tersebut dengan rambut mengeluarkan suara desis halus dan rata sambil dihitung berapa detik siswa dapat menghabiskan nafas dengan dosis tersebut. Suara desis ini bisa diganti dengan suara menyerupai lebah misalnya zzzz.... atau tiupan ffff....  yang penting keluarnya udara rata dan stabil.

d. Ulangi beberapa kali latihan di atas sambil berupaya agar banyaknya hitungan desis yang dikeluarkan semakin banyak setiap kali berlatih. Semakin bertambah durasinya, berarti kekuatan otot diafragma siswa pun bertambah kuat.

    Setelah terbiasa melakukan olah pernapasan seperti di atas, mulailah untuk memproduksi suara pada saat bernyanyi dengan sumber tenaga dari kekuatan otot diafragma.

3. Resonansi

    Dalam bernyanyi seseorang harus dapat menggemakan suara dengan cara menempatkan sumber suara agar suara lebih keras pada saat dikeluarkan dan sampai kepada pendengar. Ada tiga jenis resonansi atau tempat memantulkan sumber bunyi sesuai fungsinya, yaitu:

a. Resonansi Dada

    Memantulkan sumber bunyi pada bagian dada akan menghasilkan suara rendah. Jika akan memproduksi suara yang rendah hendaklah menggunakan resonansi dada agar nada rendah dapat dicapai dengan tepat dan halus.

b. Resonansi Hidung

    Memantulkan suara bunyi pada bagian wajah seputar hidung yaitu meliputi tulang rahang mulut sampai ke pipi, akan menghasilkan suara sedang yang tepat dan halus. Selain itu juga kerja tenggorokan tidak terlalu berat dan tidak mudah lelah. Suara yang dihasilkan pun akan terdengar lebih bening dan bersih.

c. Resonansi Kepala

    Memantulkan sumber bunyi pada bagian kepala akan menghasilkan suara tinggi dan halus. Untuk dapat menghasilkan nada-nada tinggi yang tepat dan halus resonansi kepala ini harus juga disupport dengan kerja otot diafragma yang maksimal juga. Jangan sekali-kali memaksakan memproduksi suara tinggi di tenggorokan, karena sudah pasti nada-nadanya tidak akan sampai dengan tepat suara tidak bening dan akan terasa sakit di tenggorokan dan jika hal ini sering dilakukan maka akan merusak kualitas pita suara.

    Setelah mengetahui jenis resonansi, hendaknya siswa membiasakan bernyanyi dengan menggunakan resonansi yang tepat sesuai kebutuhan nada yang ingin dicapai.

4. Artikulasi dan Gerak Mulut

    Bernyanyi yang baik tidak bisa terlepas dari pengucapan kata-kata yang ada pada lirik lagu dengan jelas. 

5. Phrasering/Pengkalimatan

    Phrasering atau pengkalimatan merupakan teknik vokal yang mengatur tentang pengelompokan kalimat di mana vokalis dapat mengambil nafas pada setiap jeda antar kalimat. Pengkalimatan ini hendaknya dilakukan sebelum memulai bernyanyi, beri tanda pada jeda antar kalimat sehingga ketika bernyanyi siswa akan cepat mengambilnya dan sesuai makna lagu.

6. Ekspresi (Mimik dan Gestur)

    Pada saat bernyanyi, anaknya siswa memberikan ekspresi sesuai dengan tema lagu. Dengan begitu, makna lagu akan lebih mudah diterima oleh pendengar. Ekspresi meliputi mimik wajah dan gestur atau gerak tubuh.

Baca juga:

Menyanyikan Lagu Secara Solo/Tunggal (Part 1) Seni Budaya Kelas IX/1

Pengolahan Bahan Pangan Buah Segar Benjadi Makanan dan Minuman (Part 2) Prakarya Kelas VII/1

Pengolahan Bahan Pangan Buah Segar Benjadi Makanan dan Minuman (Part 1) Prakarya Kelas VII/1

D. Penampilan

    Coba perhatikan tayangan konser seorang penyanyi di TV atau secara langsung di sebuah panggung yang besar, lihatlah bagaimana penampilan mereka. Dapat dipastikan seorang penyanyi yang profesional akan mempersiapkan penampilan mereka mulai dari baju atau kostum yang digunakan, gaya rambut, sepatu, aksesoris, dan riasan wajah yang akan disesuaikan dengan tema acara, tema lagu, dan tempat yang menjadi tempat tampil untuk bernyanyi. Hal ini dilakukan agar pertunjukan menyanyi mereka akan lebih indah dilihat dan berkesan.

E. Latihan Improvisasi Lagu Secara Solo/Tunggal

  Improvisasi adalah melakukan sesuatu tanpa persiapan. Dalam bernyanyi merupakan pengembangan ornamentasi pada sebuah lagu dengan tujuan agar lagu terdengar tidak membosankan dan lebih menarik. Improvisasi ini tidak dilakukan pada semua bagian lagu, hanya pada bagian-bagian tertentu saja agar bentuk lagu yang aslinya tetapi jelas. Karena sifatnya untuk memperindah lagu, bayangkan saja improvisasi ini seperti renda yang dipasangkan hanya disudut-sudut taplak meja, maka taplak tersebut akan terlihat lebih manis dan indah. Jika renda tersebut dipasangkan sampai menutupi semua bagian taplak, tentu taplak tersebut akan terlihat tidak indah dan terlalu berlebihan.

    Variasi lagu dapat dilakukan dengan mengubah tiga unsur lagu sebagai berikut:

1. Ritmis

    Perubahan dalam irama lagu, misalnya lagu yang diciptakan dengan irama pop divariasikan dengan cara dibawakan dengan iringan irama jazz atau dangdut.

2. Melodi

    Biasanya berupa penambahan nada dengan jarak nada yang berdekatan.

3. Dinamika

    Perubahan bunyi keras dan lembut pada bagian lagu sesuai dengan kesan yang akan disampaikan.

KOMPAS.com - Kamu suka bernyanyi? Pernahkah kamu merasakan ada getaran berbeda di dalam kepala atau hidung saat kamu mencapai nada-nada tertentu? Ternyata getaran itu ada penjelasan ilmiahnya.

Resonansi suara

Resonansi adalah proses menggemakan suara. Resonansi terjadi ketika suara menggetarkan objek lainnya dengan frekuensi yang sama.

Resonansi hanya bisa terjadi jika objek yang bergetar pertama kali bisa terbuka dan memiliki area terbuka. Itulah sebabnya suara manusia bisa beresonansi karena pita suara sebagai objek pertama yang terbuka bisa terbuka dan terdapat ruang terbuka. Ruang terbuka inilah yang akan membedakan jenis-jenis resonansi suara.

Jenis resonansi suara

Proses menggemakan suara atau tempat memantulkan sumber bunyi ada tiga jenis, yaitu resonansi dada, resonansi hidung, dan resonansi kepala.

1. Resonansi dada

Resonansi dada adalah proses memantulkan bunyi dengan nada yang rendah. Dada mungkin terasa bergetar, namun tidak menambah suara.

2. Resonansi hidung

Resonansi hidung adalah tempat penyanyi memantulkan sebagian besar suara. Hal ini disebabkan karena suara yang dihasilkan dari hidung sangat jelas dan volumenya keras. Namun, ini tidak digunakan ketika berbicara karena suara yang dihasilkan lebih basah sehingga terdengar lebih halus.

Baca juga: Studi Ungkap Lumba-lumba Ubah Volume Suara untuk Berkomunikasi

3. Resonansi kepala

Resonansi kepala adalah jenis resonansi yang ketiga. Kepala sering digunakan ketika bernyanyi nada-nada tinggi karena hasil suara yang dihasilkan tinggi namun tetap halus. Walaupun getaran terasa di kepala, kepala hanya berfungsi sebagai tempat resonansi. Suara tetap keluar melalui pita suara.

Apa bisa resonansi melalui sinus?

Sinus memang merupakan ruang, namun tidak bisa dijadikan ruang resonansi karena tidak ada bukaan baik menuju maupun sebagai tempat keluarnya getaran. Jika sinus terasa bergetar, bukan karena suara beresonansi ke sinus, melainkan karena resonansi sangat kuat dan terasa hingga ke sinus.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.