Ilustrasi Sumber Berita Menyerahnya Jepang. Foto: dok. Dave Weatherall (Unsplash.com) Dalam proses kemerdekaan Indonesia, terdapat serangkaian peristiwa yang memiliki dampak penting terhadap terjadinya proklamasi kemerdekaan. Salah satunya adalah berita menyerahnya Jepang dapat diketahui oleh seorang tokoh pemuda melalui radio luar negeri. Simak sejarah lengkapnya dalam artikel berikut ini. Sumber Berita Menyerahnya Jepang yang Diketahui Tokoh Pemuda IndonesiaKemerdekaan Indonesia yang berhasil diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945 ini merupakan salah satu peristiwa penting dan bersejarah bagi seluruh masyarakat Indonesia. Namun, sebelum terjadinya proklamasi kemerdekaan Indonesia secara sah, terdapat sederet peristiwa penting yang dialami para tokoh yang berjasa atas kemerdekaan Indonesia. Salah satu peristiwa penting dalam proses kemerdekaan Indonesia ini adalah saat pertama kalinya berita tentang Jepang yang menyerah kepada sekutu. Berita tentang menyerahnya Jepang kepada sekutu ini rupanya dibahas secara ringkas dalam buku berjudul Explore Sejarah Indonesia Jilid 2 untuk SMA/MA Kelas XI yang ditulis oleh Dr. Abdurakhman, S.S., M.Hum.; Arif Pradono, S.S., M.I.Kom., Friska Indah Kartika, S.Hum. (2019: 150). Dikutip dari buku tersebut bahwa pada 9 Agustus 1945, Soekarno, Mohammad Hatta, dan Radjiman Wedyodiningrat berangkat ke Dalat, Vietnam Selatan, untuk menemui Jenderal Terauchi. Dalam pertemuan tersebut pihak Jepang akhirnya memutuskan untuk memberikan kemerdekaan kepada Indonesia. Hal itu disebabkan keadaan Jepang yang di ambang kekalahan dalam Perang Asia Timur Raya. Lebih lanjut, dalam buku tersebut juga dipaparkan bahwa pada 15 Agustus 1945 Jepang mengumumkan penyerahan tanpa syarat pada Sekutu. Berita kekalahan Jepang yang disiarkan oleh radio luar negeri telah diketahui oleh Sutan Syahrir. Beliau merupakan tokoh pejuang dari golongan pemuda. Sejak berita kekalahan Jepang tersebar luas, golongan pemuda mulai mendesak golongan tua untuk mempersiapkan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Adanya ketegangan antara golongan tua dan golongan muda terkait dengan perbedaan pendapat untuk menentukan waktu pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia ini memicu terjadinya peristiwa Rengasdengklok. Dalam peristiwa ini, golongan pemuda seperti lain Soekarni, Wikana, Aidit, dan Chaerul Saleh dari perkumpulan “Menteng 31” melakukan penculikan terhadap golongan tua yaitu Soekarno dan Hatta. Ilustrasi Sumber Berita Menyerahnya Jepang. Foto: dok. Luca Volpe (Unsplash.com)Meski pada saat itu alat komunikasi dikuasai Jepang, namun para tokoh tak menyerah dan berhasil mengakses berbagai informasi dunia dengan bermacam cara. Para tokoh pemuda berhasil menyembunyikan beberapa radio yang digunakan untuk mendengarkan berbagai siaran radio luar negeri seperti BBC London. Melalui siaran BBC tokoh pemuda berhasil mengetahui berita kekalahan Jepang. Pembahasan tentang sumber berita menyerahnya jepang dapat diketahui oleh seorang tokoh pemuda ini dapat Anda ketahui untuk memperluas pengetahuan tentang detik-detik kemerdekaan Indonesia sehingga rasa cinta tanah air dalam diri terus tumbuh dan terpelihara. (DAP)
Post : | 11 Agustus 2015 | 14:00 WIB | Dilihat 9859 kali
Atas nama bangsa Indonesia Proklamasi Kemerdekaan telah dikumandangkan oleh Bung Karno didampingi oleh Bung Hatta pada tanggal 17 Agustus 1945, pembacaan proklamasi kemerdekaan Indonesia dilakukan pada pukul 10 pagi dengan diiringi pengibaran Bendera Merah Putih. Pada awalnya Trimurti diminta untuk menaikkan bendera namun ia menolak dengan alasan pengerekan bendera sebaiknya dilakukan oleh seorang prajurit. Oleh sebab itu ditunjuklah Latief Hendraningrat, seorang prajurit PETA, dibantu oleh Soehoed untuk tugas tersebut. Seorang pemudi muncul dari belakang membawa nampan berisi bendera Merah Putih (Sang Saka Merah Putih), yang dijahit oleh Fatmawati beberapa hari sebelumnya. Setelah bendera berkibar, hadirin menyanyikan lagu Indonesia Raya. Setelah momen itu, proklamasi kemerdekaan pun tersebar luas hingga seluruh penjuru tanah air disambut dengan kegembiraan yang luar biasa. RS KOMPAS.com - Pembentukan Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) merupakan momentum untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Sejumlah tokoh pergerakan bergabung dalam BPUPKI untuk merancang dasar negara. KRT Radjiman Wedyodiningrat dipilih sebagai ketua dan membawahi 62 anggota BPUPKI. Pada 7 Agustus 1945, Panitia Perisapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) dibentuk menggantikan BPUPKI yang dinilai sudah mengerjakan tugasnya dengan baik. Soekarno dipilih sebagai Ketua PPKI dan M. Hatta sebagai wakilnya. Sebelumnya, pembentukan PPKI atas izin perwira tinggi AD Jepang di Saigon, Hisaichi Terauchi. Melalui Terauchi, PPKI akhirnya diresmikan. Selain untuk menarik simpati rakyat Indonesia dengan memberikan janji kemerdekaan melalui pembentukan PPKI, Jepang juga membutuhkan dukungan Indonesia dalam Asia Timur Raya. Setelah resmi dibentuk, PPKI atau dalam bahasa Jepang Dookuritsu Junbi Linkai berperan melanjutkan hasil kerja BPUPKI berupa pembukaan dan batang tubuh konstitusi. Bom Hiroshima dan Nagasaki Pada 6 Agustus 1945, pesawat pengebom Amerika Serikat menjatuhkan bom nuklir di Kota Hiroshima. "Little Boy", nama bom itu, dijatuhkan dan Kota Hiroshima hancur.Lebih dari 80.000 orang tewas, 35.000 lainnya terluka, bangunan di Hiroshima rata dengan tanah. Tiga hari kemudian, 9 Agustus 1945, Sekutu kembali berencana menjatuhkan bom, kali ini di Kota Kokura. Namun, operasi ini menghadapi sejumlah kendala sehingga target bergeser ke Kota Nagasaki. Bom yang dijatuhkan di Nagasaki adalah "Fat Man". Nagasaki luluh lantak. Melihat dua kota yang menjadi pusat aktivitas Industri militer hancur, Jepang akhirnya menyerah kepada Sekutu. Mendengar kekalahan Jepang Berita kekalahan Jepang dari Sekutu tidak seketika tersiar ke berbagai negara. Namun, berita soal ini diketahui salah satu tokoh pada masa itu, Sutan Syahrir. Pada masa kependudukan Jepang, Syahrir melakukan gerakan bawah tanah untuk mempersiapkan kemerdekaan tanpa bekerja sama dengan Jepang. Pada 10 Agustus 1945, Sutan Syahrir mendengar berita tersebut dari siaran radio luar negeri yang pada waktu itu dilarang. Akhirnya, Syahrir menghubungi Chairil Anwar dan segera meneruskan berita tersebut kepada para pemuda yang pro kemerdekaan. Menindaklanjuti berita tersebut, para pejuang yang didominasi golongan muda segera mendesak Soekarno agar segera memproklamasikan kemerdekaan pada 15 Agustus 1945. Namun, Soekarno dan Hatta menolak rencana tersebut dan tetap bersikukuh pada 24 September 1945 yang ditetapkan oleh PPKI yang dibentuk oleh Jepang.Kelompok pemuda kecewa, karena momentum kekalahan Jepang seharusnya bisa dimanfaatkan Indonesia.Kemudian, para pemuda ini melakukan penculikan terhadap Soekarno-Hatta yang kemudian membawa keduanya ke Rengasdengklok pada 16 Agustus 1945. Rencana ini dijalankan untuk mendesak keduanya agar segera bertindak dan menjauhkan dari pengaruh Jepang. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. |