Pada proses fermentasi jamur pada tapai apakah terjadi proses respirasi aerob atau anaerob

Pada proses fermentasi jamur pada tapai apakah terjadi proses respirasi aerob atau anaerob

Uji kompetensi bab 7 berjudul Bioteknologi, pada kunci jawaban IPA Kelas 9 SMP MTs semester 2 halaman 90, 91, dan 92. /Tangkap layar bse dari Kemendikbud.

   
KabarLumajang.com - Halo Adik-adik, kali ini kita akan membahas kunci jawaban IPA Kelas 9 SMP MTs, yang diambil dari buku semester 2 terutama pada bab 7 tentang Bioteknologi, khusus untuk soal pilihan ganda.

Pembahasan kunci jawaban ini berdasarkan soal IPA kelas 9 SMP pada Uji Kompetensi bab 7 halaman 90, 91, dan 92.

Sebelumnya, Adik-adik sudah belajar materi IPA di awal kelas 9 SMP ini tentang produk bioteknologi dan manfaatnya untuk keberlangsungan hidup manusia.

Baca Juga: Kunci Jawaban IPA Uji Kompetensi Kelas 9 SMP atau MTs Halaman 45-48 Semester 2 Lengkap Pembahasan

Sebaiknya, sebelum kalian membaca kunci jawaban berikut, cobalah untuk mengerjakannya lebih dulu, lalu simak ulasan di bawah ini untuk memastikan jawabannya.

Materi berasal dari Buku IPA kelas 9 SMP MTs Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2018 terbitan dari Kemendikbud.

Setiap jawaban dan pembahasannya dikutip KabarLumajang.com dari alumnus Universitas Jember Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Jurusan Kimia, Rizqan Ahmad S.Si.

Inilah pembahasan kunci jawaban IPA Kelas 9 SMP semester 2 halaman 90, 91, dan 92, Uji Kompetensi Bab 7 Bioteknologi.

Baca Juga: Kunci Jawaban IPA Uji Kompetensi Kelas 9 SMP atau MTs Semester 2 Halaman 90, 91, 92, 93 dan Pembahasannya

UJI KOMPETENSI BAB 7 Bioteknologi

Full PDF PackageDownload Full PDF Package

This Paper

A short summary of this paper

27 Full PDFs related to this paper

Download

PDF Pack

Pada proses fermentasi jamur pada tapai apakah terjadi proses respirasi aerob atau anaerob

Pada proses fermentasi jamur pada tapai apakah terjadi proses respirasi aerob atau anaerob

Penulis: Cicik Novita
tirto.id - 19 Sep 2021 12:20 WIB

View non-AMP version at tirto.id

Pada proses fermentasi jamur pada tapai apakah terjadi proses respirasi aerob atau anaerob
Respirasi aerob dan anaerob punya pengertian berbeda merujuk pada kebutuhan oksigen. Berikut perbedaan dan contohnya masing-masing.

tirto.id - Respirasi aerob adalah proses respirasi yang membutuhkan oksigen atau O2, sedangkan respirasi anaerob adalah respirasi yang tidak memerlukan oksigen. Berikut penjelasan detail perbedaan di antara keduanya.

Secara umum pengertian respirasi adalah suatu proses pembebasan energi yang tersimpan dalam zat sumber energi melalui proses kimia dengan bantuan oksigen.

Respirasi bisa juga diartikan sebagai reaksi oksidasi senyawa organik untuk menghasilkan energi yang digunakan dalam aktifitas sel. Dalam ilmu biologi, secara umum terdapat dua jenis respirasi menurut keterlibatan oksigen antara lain respirasi anaerob dan respirasi aerob.

Pengertian Respirasi Anaerob

Mengutip dari buku Modul Mata Pelajaran Biologi terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2016, pengertian respirasi anaerob adalah proses respirasi yang tidak memerlukan oksigen atau O2.

Respirasi anaerob terjadi di bagian sitoplasma yang bertujuan mengurangi senyawa organik. Hasil dari respirasi tanpa oksigen ini adalah sejumlah energi yang lebih kecil yaitu 2 ATP.

Contoh dari respirasi anaerob, salah satunya adalah proses fermentasi yang dibantu oleh mikroorganisme seperti bakteri dan jamur. Contoh lain adalah pada pernapasan intramolukel. Pada manusia dan dan hewan proses respirasi anaerob ini juga bisa terjadi jika tubuh memerlukan energi secara cepat.

Respirasi anaerob dilakukan oleh mikroorganisme karena keadaan lingkungan yang tidak memungkinkan misalnya belum memiliki sistem metabolisme yang kompleks.

Proses respirasi anerob: glukosa dipecah secara tidak sempurna menjadi komponen H2O dan CO2. Di respirasi anaerob, hidrogen bergabung bersama sejumlah komponen yaitu Asam Piruvat, Asetaldehida yang selanjutnya membentuk asam laktat dan etanol.

Pengertian Respirasi Aerob

Respirasi aerob adalah sebuah reaksi katabolisme yang memerlukan suasana aerobic dengan proses keberadaan oksigen (O2) sangat dibutuhkan yang menghasilkan energi dengan jumlah yang besar.

Energi tersebut dikenal dengan kode ATP. Energi ATP digunakan oleh sel dalam tubuh makhluk hidup untuk menunjang pertumbuhan, gerak, transportasi, reproduksi dan kegiatan yang lainnya.

Rumus aerob digambarkan secara sederhana yaitu C6H12 6O2=6HCO2 6H2O.

Infografik SC Perbedaan Respirasi Aerob & Anaerob. tirto.id/Fuad

Ada 3 tahapan dalam respirasi aerob, yaitu:

  1. Glikolisis: proses pemecahan molekul C6 atau glukosa yang menjadi senyawa asam piruvat atau dikenal dengan rumus kimia C3
  2. Siklus krebs: reaksi molekul aseil CoA yang kemudian menghasilkan oksalosetat dan asam sitrat.
  3. Transpor elektron: reaksi reduksi atau oksidasi NADH2 dan molekul FADH2 yang akhirnya menghasilkan H2O energi berupa ATP.

Perbedaan Respirasi Anaerob dan Aerob

Respirasi Aerob:

  • Memerlukan oksigen
  • Proses yang terjadi dalam matriks mitokondria
  • Untuk memecah senyawa organik ke an-organik menghasilkan energi dalam jumlah besar yaitu 36 ATP.

Respirasi Anaerob

  • Tidak memerlukan kehadiran oksigen dalam prosesnya
  • Berlangsung dalam sitoplasma
  • Tujuan untuk mengurangi senyawa organik
  • Menghasilkan energi tapi dalam jumlah sedikit yaitu 2 ATP.

Baca juga: Cara Meningkatkan Kualitas Tidur: Hindari Stres & Atur Jam Biologis

Manfaat Respirasi Anaerob Fermentasi pada Makanan

Proses fermentasi pada makanan yakni bahan gula dan karbohidrat pada jenis makanan diubah menjadi bentuk lain. Contohnya kedelai, diubah menjadi tempe dengan bantuan ragi. Demikian juga susu yang difermentasi menjadi yogurt.

Ada 6 manfaat makanan hasil fermentasi bagi manusia, yakni:

  1. Mudah dicerna; misalnya susu yang telah difermentasi menjadi yogurt. Sebabnya karena laktosa dalam susu telah dipecah menjadi bentuk lain yang lebih mudah dicerna.
  2. Kaya enzim; misalnya kimchi atau acar yang telah melewati proses fermentasi. Terdapat kandungan enzim yang membantu memecah nutrisi dalam makanan sehingga lebih bermanfaat bagi manusia.
  3. Kaya vitamin; contohnya susu fermentasi meningkatkan kepadatan vitamin termasuk asam folat, vitamin B, riboflavin, dan biotin.
  4. Bakteri baik; kandungan bakteri baik dalam makanan yang difermentasi membantu saluran pencernaan bekerja lebih optimal. Ketidakseimbangan bakteri dalam usus dapat menyebabkan intoleransi laktosa, intoleransi gluten, infeksi jamur, alergi, bahkan asma. Oleh karena itu, tambahan bakteri baik sangat diperlukan oleh tubuh.
  5. Menghindari mubazir; misalnya pada jenis sayuran yang mudah busuk seperti sawi putih, wortel, kol, metimun, lobak, proses fermentasi akan memperpanjang usia sayuran hingga berbulan-bulan. Pada negara dengan empat musim yang sulit menanam sayuran sepanjang tahun, hal ini akan membantu menyuplai kebutuhan sayuran dalam bentuk acar.
  6. Hemat biaya; karena proses fermentasi lebih murah dibanding proses pengawetan lainnya. Selain itu kesehatan tubuh meningkat dengan makanan hasil fermentasi.

Baca juga:

Baca juga artikel terkait FERMENTASI atau tulisan menarik lainnya Cicik Novita
(tirto.id - cck/ylk)

Penulis: Cicik Novita Editor: Yulaika Ramadhani Kontributor: Cicik Novita

© 2022 tirto.id - All Rights Reserved.