Pemberontakan di India yang dilakukan untuk melawan pemerintahan kolonial Inggris adalah

Inggris Raya diketahui telah mendominasi perekonomian India sejak berakhirnya Perang Plassey pada 1757. Tetapi, baru secara resmi menguasai seluruh wilayah India setelah berhasil mengendalikan pemberontakan besar di beberapa tempat di India tahun 1857.

The British East India Company memiliki pengaruh yang sangat besar di India, dan menguasai hampir seluruh kegiatan perdagangan di sana. Walau berasal dari Inggris, tetapi sebenarnya perusahaan ini tidak terikat kontrak politik dengan pemerintah Inggris. Oleh karenanya The British East India Company menguasai wilayah hanya dalam konteks perdagangan, bukan sebagai bagian dari wilayah Inggris.

Pada 1856, perusahaan Inggris itu mengambil alih Oudh, sebuah negara bagian India yang dikenal sebagai salah satu wilayah kerajaan dengan pengelolaan paling buruk di India. Oudh merupakan daerah asal dari mayoritas orang Sepoy, yang banyak direkrut untuk bekerja di perusahaan itu.

Pada 10 Mei 1857, pasukan dari Benghali di Meerut, sebelah utara India, melakukan pemberontakan terhadap pasukan Inggris yang menjadi atasan mereka. Pemberontakan itu dipicu oleh informasi dari orang-orang Sepoy, yang meyakini bahwa peluru yang dipakai dalam senapan Enfield pasukan Inggris diminyaki dengan lemak hewan. Jika memang informasi itu benar, maka Inggris telah melakukan kesalahan besar dengan melawan keyakinan orang-orang India, baik kaum Hindu maupun Muslim.

Pemberontakan di Meerut memicu semangat prajurit lain untuk melakukan perlawanan terhadap perwira Inggris. Wilayah utara India berubah menjadi medan perang yang sangat besar antara prajurit Inggris dan pasukan India beserta masyarakat sipil.

Kaum Sepoy berhasil menaklukan Delhi, kota penting yang sudah lama diduduki oleh Inggris. Mereka segera melantik kaisar Mogul, yang saat itu sudah sangat tua sebagai pemimpin mereka.

Para pemberontak kemudian mulai bergerak menaklukkan beberapa wilayah yang menjadi basis pasukan Inggris, seperti Lucknow dan Kanpur. Inggris mulai kehilangan kendalinya atas daerah pedalaman Gangga, Punjab, dan Deccan. Peperangan mulai bergerak ke bagian tengah India. Kedua belah pihak terus melancarkan serangan guna mempertahankan harga diri masing-masing.

Ketika wilayah utara dan tengah India semakin memanas akibat perang, wilayah selatan India masih relatif tenang, belum ada gerakan perlawanan yang terjadi di wilayah tersebut.

Pemerintah Inggris yang semakin tidak sabar, dan dirugikan dengan adanya pemberontakan itu, mulai melancarkan serangan-serangan yang kejam. Sebagai negara dengan pengalaman kemenangan perang yang lebih banyak, Inggris mulai dapat menguasai keadaan di beberapa tempat.

Semangat para pemberontak perlahan-lahan mulai padam, namun pasukan Inggris semakin gencar melakukan serangan. Mereka berhasil meledakkan gudang mesiu milik para pemberontak di Delhi, sehingga suplai senjata mulai berkurang. Pasukan Inggris pun melakukan pengepungan di Cawnpore, dan menduduki Kota Lucknow.

Perang itu berakhir dengan menyisakan penderitaan bagi masyarakat India. Inggris semakin berkuasa di India, dan mulai memberlakukan peraturan-peraturan yang sangat merugikan masyarakat.

Tahun 1858, otoritas pemerintahan India dari The East India Company dialihkan ke tahta kerajaan Inggis, dan menetapkan jabatan menteri luar negeri di kabinet Inggris untuk bertanggung jawab penuh atas wilayah India dan permasalahan yang ada di dalamnya.

Sumber: Crompton, Samuel Willard. 2007. 100 Peperangan yang Berpengaruh di Dalam Sejarah Dunia. Tanggerang : Karisma

Foto: commons.wikimedia.org

Oleh: Wening Prastiwi

Awal mula Inggris berada di India yakni dalam bidang pedagangan yang dilakukan oleh EIC (English East India Company) pada tahun 1600. Badan niaga EIC memiliki hak monopoli perdagangan di dunia timur termasuk India. Keberadaan Inggris menjadikan Whatsapp Bulk Sender Software rakyat India tertindas alih-alih sebagai penyejahtera negara. Kekuasaan Inggris di India semakin kokoh dikarenakan keberhasilannya menumpas pemberontakan berdarah yang tejadi pada tahun 1857. Sejak itulah India merupakan kesatuan politik dibawah Pax-Britannica. Berbagai urusan politik digerakkan oleh Inggris sehingga India tidak memiliki kekuasaan penuh terhadap negaranya sendiri.

Perjuangan rakyat India dalam memperoleh kemerdekaan dari Inggris memang terpecah menjadi dua aliran politik, yaitu aliran kelompok nasionalis dan non-nasionalis. Kelompok nasionalis terdiri atas kelompok yang tergabung dalam Partai Kongres India yang mayoritas beragama Hindu sedangkan kelompok non-nasionalis terdiri atas tokoh-tokoh intelegensia muslim dengan Liga Muslim. Gerakan nasionalis oleh Abdul Kalam Azad didukung oleh gerakan umat Hindu yang dipimpin oleh Mahatma Gandhi dan non-nasionalis yang pro terhadap Barat turut memberikan peringatan kepada Inggris, Ali Jinnah berperan didalamnya.

Pada tahun 1908 Abdul Kalam Azad perdi ke Kairo dan Turki untuk menyusun rencana dimulainya gerakan kaum muslimin India dengan menerbitkan majalah Al-Hilal. Majalah tersebut terbit pada tahun 1912 dan tercetak sebanyak 26.000 eksemplar. Dalam majalah tersebut berisikan isu Pan Islam yang berguna untuk membangkitkan panatis agama dan kesadaran politik di kalangan rakyat jelata. Azad merupakan tokoh berpengaruh di India, maka tak heran bila banyak rakyat Islam yang merasa terketuk untuk bersama-sama melawan penjajahan bangsa Barat. Akibatnya Inggris dengan cepat mengasingkan Azad dan membredel majalah Al-Hilal.

Kepulangan Mahatma Gandhi dari Afrika ke India membawa angin segar bagi rakyat India. Hal ini dikarenakan Gandhi yang telah besar namanya di Afrika berkat sathyagraha-nya dan tersebar di dunia internasional menjadi pondasi awal di India sebagai harapan kemerdekaan India. Gandhi dianggap sebagai orang yang suci oleh masyarakat Hindu maka secara langsung banyak pengikut yang berdatangan. Jalur yang ditempuh oleh Gandhi adalah perjuangan tanpa kekerasan. Meskipun dulu cara ini dipandang naif karena tanpa kekerasan bukan namanya perjuangan melawan penjajah. Perjuangan Gandhi adalah dengan jalan berpuasa, dimana ia mengatakan tidak akan menyentuh makanan hingga hak-hak pekerja pabrik Ahmedabad terpenuhi. Perjuangan awal ini membuahkan hasil dan diterapkan kembali di Kheda dengan menggandeng masa. Puasa kembali galakkan oleh Gandhi dan masyarakat India untuk berpuasa dan berdoa tanpa melakukan aktifitas apapun dan hanya tinggal dirumah sebagai bentuk pemogokan kerja terhadap pemerintah Inggris. Kondisi seperti ini menimbulkan respon dari dunia luar termasuk Inggris. Inggris menyikapi tegas India dengan cara menahan dan membunuh beberapa orang yang tergabung dalam puasa. Strategi sathyaraha yang mulai diterapkan di India malah berakibat pada banyaknya korban jiwa akibat tembakan dari pemerintah Inggris untuk menghentikan gerakan tersebut. Gandhi beserta pengikutnya berjalan jauh ke pelosok India guna bersosialisasi dan kampanye terhadap masyarakat pelosok mengenai gagasan pemberontakan dengan cara berdikari. Mulai dari membuat pakaian sediri sehingga tidak membeli bahan dari Inggris dan membuat garam sendiri untuk menentang peraturan Inggris. Namun tindakan ini dianggap oleh Inggris sebagai ancaman stabilitas politik. Hingga akhirnya Gandhi ditangkap dan dipenjara.

Dampak dari kekejaman Inggris di India menjadi sorotan dunia, publik internasional mulai mendesak Inggris untuk meninggalkan India. Kemudian dalam Perang Dunia II Inggris semakin dilema karena terus-terusan mendapat tekanan untuk memerdekakan India. Termasuk Adguard Android Premium Key presiden masa perang Amerika Franklin Roosevelt yang mendesak Winston Chuchill pihak Inggris untuk menunjukkan simpatinya. Akhirnya Inggris menyerahkan kekuasaan kepada dua dewan konstitusi yaitu India dan Pakistan. Pada tanggal 14 Agustus terjadi pemisahan Pakistan dari India dan 15 Agustus 1947 ditetapkan sebagai hari kemerdekaan India.

Sumber:

A, Aisyah. 2014. Nasionalisme dan Pembentukan Negara Islam Pakistan. Jurnal Politik Profetik Vol. 4. No 2.

Hartati, Umi. 2017. Mahatma Gandhi dan Peranannya dalam Mewujudkan Kemerdekaan India. Jurnal Historia Vol. 5. No. 2.

Nugroho, Ischak Suryo. 2019. Pembentukan Negara Islam Pakistan: Tinjauan Historis Peran Ali Jinah. Jurnal Studi Al-Qur’an Membangun Tradisi Berfikir Qur’ani Vol. 15. No. 2.

Nur, Saleh. 2010. Abdul Kalam Obs Studio Full Crack Azad: Nasionalisme India. Jurnal Ushuluddin Vol. XVI. No. 2, Juli.

Poerbasari, Agnes Sri. 2007. Nasionalisme Humanistis Mahatma Gandhi. Wacana. Vol. 9. No. 2. Oktober.

Qulkarni, Sania. 2019. Skripsi: Peran Partai Liga Muslim India dalam Berdirinya Pkistan Sebagai Negara Islam Tahun 1937-1947. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Ruslan, Muhammad. 2012. Tesis: Pemikiran Pembentukan Negara Pakistan. Sumatera Utara: InstitutAgama Islam Negeri.