Perut bayi sering bunyi tanda apa?

Ketika perut bayi bunyi dan kembung, ada banyak hal yang mungkin terjadi pada tubuhnya. Mulai dari kondisi yang tidak berbahaya hingga masalah kesehatan yang harus segera diperiksakan ke dokter, bisa menjadi penyebabnya.

Dalam kondisi normal, mayoritas perut bayi memang membesar dan keras, terutama bila ia selesai menyusu. Perut bayi juga bisa mengembang ketika ia minum susu lewat botol, mengempeng, dan menangis.

Meskipun demikian, beberapa saat setelah Si Kecil tidak lagi melakukan hal tersebut, perutnya seharusnya kembali agak kempis dan lunak. Bila tidak, bisa jadi ada gas yang terperangkap di perutnya sehingga ia merasa tidak nyaman.

Ketika ada gas yang terperangkap di perutnya, tidak jarang bayi menjadi agak rewel dan Anda mungkin akan mendengar bunyi ‘krucuk krucuk’ dari perutnya. Saat kondisi ini, perut bayi bunyi dan sering kentut, bahkan mukanya bisa memerah ketika mengejan dan berusaha mengeluarkan gas dari perutnya tersebut.

Sinyal tersebut bisa dikatakan normal dan tidak berbahaya. Syaratnya, bayi tetap ceria dan aktif seperti biasanya setelah gas berhasil terbuang dari perutnya.

Dalam kondisi ini, perut bayi sering bunyi atau bayi kembung mungkin disebabkan oleh salah satu dari faktor penyebab berikut ini:

1. Menelan banyak udara

Hal ini bisa disebabkan oleh perlekatan yang tidak tepat ketika menyusu, menggunakan dot yang tidak pas, bahkan saat ia terlalu sering mengoceh atau menangis dengan kencang.

2. Masalah pada sistem pencernaan

Sistem pencernaan bayi memang belum sempurna sehingga ia rentang mengalami perut kembung atau berbunyi. Masalah ini juga bisa berupa konstipasi atau infeksi asam lambung.

3. Penyesuaian pada jenis makanan baru

Pada bayi yang sudah berusia di atas 6 bulan, menu pada makanan pendamping ASI (MPASI) yang dikonsumsinya juga bisa menyebabkan perut bayi kembung dan berbunyi. Hal ini menandakan buah hati Anda memiliki sensitivitas terhadap makanan tertentu.

Penanganan perut bayi bunyi dan kembung

Untuk mengatasi perut bayi kembung dan berbunyi, Anda dapat menanganinya terlebih dahulu di rumah sebelum membawanya ke dokter. Beberapa tips sederhana yang dapat Anda lakukan, antara lain:

1. Menyendawakan bayi

Gendong bayi dengan posisi perut menempel di dada sambil menyanggah leher dan kepalanya. Kemudian, tepuk-tepuk punggungnya dengan lembut hingga bayi sendawa. Langkah ini sebaiknya dilakukan setelah Si Kecil selesai menyusu.

2. Mengecek posisi menyusu

Saat Si Kecil menyusu, pastikan posisi kepalanya lebih tinggi dari badannya. Dengan demikian, akan terjadi sirkulasi udara di dalam perut bayi yang digantikan dengan masuknya susu. Hal ini akan memudahkan Anda untuk menyendawakan bayi.

3. Mengganti dot dan susu formulanya

Memberikan susu ke bayi melalui dot meningkatkan risiko perut bayi kembung dan berbunyi. Bila Anda tetap ingin melakukan bottle-feeding, pilih dot yang lubangnya tidak terlalu besar sehingga aliran susu dari botol ke mulut bayi tidak terlalu deras.

Beberapa merek susu formula juga dapat menyebabkan perut bayi bunyi dan kembung, apalagi bila Si Kecil mengalami sensitivitas hingga intoleransi laktosa. Konsultasikan dengan dokter anak Anda untuk mengganti merek susu formula yang aman untuk bayi.

4. Pijat ILU

Pijat bayi dapat dilakukan sendiri oleh orangtua, yakni dengan menekan dengan lembut bagian perut bayi seolah-olah Anda tengah menulis huruf ILU. Bila perlu, Anda dapat terlebih dahulu mengoleskan balsem bayi atau minyak telon/kayu putih yang dipercaya dapat menghangatkan perut bayi.

5. Cek menu makannya

Jika anak sudah mengonsumsi MPASI, coba cek menu yang Anda berikan padanya. Pemberian jus buah, misalnya, berpeluang membuat perut bayi kembung dan berbunyi karena kandungan sorbitol (alkohol gula) di dalamnya.

Baca Juga

  • Perut Begah Bikin Resah, Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya
  • Perut Perih Setelah Makan: Mana yang Jadi Penyebabnya?
  • 6 Cara Meredakan Kembung pada Anak

Kapan harus ke dokter?

Tidak tertutup kemungkinan perut bayi sering bunyi dan kembung disebabkan oleh masalah serius. Salah satu tanda yang paling terlihat adalah Si Kecil menjadi sangat rewel, perutnya bengkak dan terasa keras, dan disertai oleh muntah yang mungkin mengindikasikan adanya masalah pada usus bayi.

Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) terdapat setidaknya tiga masalah serius yang mungkin ditandai dengan perut bayi bunyi dan kembung, yaitu:

  • Volvulus, yakni terpuntirnya usus yang ditandai dengan perut bayi kembung dan berbunyi disertai muntah berwarna hijau, serta tidak buang air besar maupun kentut.
  • Invaginasi, yakni bagian usus atas terlipat masuk ke bagian di bawahnya dan ditandai dengan kembung yang didahului dengan buang air besar disertai lendir dan darah.
  • Atresia, yakni tidak terbentuknya segmen usus sejak lahir.

Penyebab perut bayi bunyi dan kembung seperti di atas biasanya diselesaikan dengan jalan operasi. Namun untuk sampai ke diagnosis ini, Anda tidak bisa menebak-nebak sendiri dan harus memeriksakan bayi pada dokter anak yang kompeten, guna menjalani berbagai macam tes.

Kenapa perut bayi sering bunyi krucuk krucuk?

Gerakan usus yang normal Saat mencerna makanan, usus bayi bahkan orang dewasa melakukan gerakan peristaltik yang terus bikin bunyi krucuk-krucuk. Bedanya dinding usus pada bayi lebih tipis, sehingga suaranya kedengaran lebih nyaring jika dibandingkan dengan orang dewasa.

Apakah bahaya jika perut bayi bunyi terus?

Perut Bayi Bunyi Seperti Ada Air Suara gemericik seperti air ini adalah suara khas yang berasal dari sistem pencernaan bayi. Jadi, Moms tidak perlu khawatir karena ini normal terjadi dan umumnya tidak menimbulkan ketidaknyamanan pada bayi.

Kenapa perut bayi bergemuruh?

Perut bayi yang berbunyi belum tentu merupakan tanda adanya kondisi penyakit yang berbahaya. Dinding lapisan perut bayi cenderung lebih tipis dibandingkan orang dewasa maupun anak-anak. Sehingga bila ASI/susu masuk ke dalam saluran cerna, gerakan usus yang terjadi secara normal akan terdengar.

Bagaimana cara mengetahui bayi sakit perut?

Ciri-ciri bayi sakit perut yang harus dibawa ke dokter.
Bayi menangis terus menerus tanpa henti dan tidak dapat dialihkan perhatiannya..
Ada darah pada feses bayi..
Muntah disertai darah atau muntah berwarna hijau..
Bayi mengalami gatal-gatal, tampak pucat, atau wajah bengkak..
Mengeluh sakit perut di bagian kanan bawah..