Petinju indonesia pertama yang berhasil meraih gelar juara dunia

Petinju indonesia pertama yang berhasil meraih gelar juara dunia
Begini kabar Ellyas Pical. Petinju Indonesia pertama yang berhasil jadi juara dunia. (Foto: Sindonews)

Rivan Nasri Rachman Rabu, 11 Agustus 2021 - 15:52:00 WIB

JAKARTA, iNews.id - Bagaimana kabar Ellyas Pical? Petinju Indonesia pertama yang berhasil jadi juara dunia.

Ellyas Pical menjadi juara dunia IBF kelas bantam Yunior (kelas super terbang) pada 3 Mei 1985. Pada saat itu, Ellyas Pical sanggup mengalahkan petinju asal Korea Selatan, yakni Chun Ju-do lewat TKO pada ronde kedelapan di Geloara Bung Karno, 

BACA JUGA:
Messi Pilih Gabung PSG, Xavi dan Iniesta Patah Hati

Berkat keberhasilan Ellyas Pical tersebut, Indonesia berhasil memiliki petinju yang merasakan gelar juara dunia. Tentu perjuangannya sampai ke fase tersebut sangat tak mudah. 

Sebab menjadi seorang petinju ternyata adalah profesi yang awalnya tak disetujui oleh orang tua Ellyas Pical.

Ellyas Pical kecil dulunya adalah seorang anak yang banyak menghabiskan waktu mencari Mutiara di laut Maluku. Gara-gara kegiatan kecilnya itu, Ellyas Pical pun menderita kelainan pada pendengarannya karena menyelam tanpa menggunakan alat bantu.

Dalam kegiatannya mencari Mutiara, Ellyas Pical pun sering menyaksikan pertandingan tinju di layar televis. Saat itu dia sangat mengidolakan Muhammad Ali. Berawal dari sana, Ellyas Pical memiliki tekad untuk menjadi petinju.

Sayangnya, niat Ellyas Pical menjadi petinju profesional sempat mendapatkan respons yang kurang baik dari orang tuanya. Kendati begitu, Ellyas Pikal tak menyerah begitu saja dan tetap berlatih tinju pada usia 13 tahun meski harus diam-diam.

Sejak saat itulah, Ellyas Pical mulai terlihat memiliki bakat di dunia tinju. Dia sukses menjuarai berbagai kompetisi di kelas terbang, baik dari tingkat kabupatan sampai Piala Presiden.

Karier profesional Ellyas Pikal dimulai pada 1982, di mana pada saat itu dia menghadapi sesama petinju Indonesia, yakni Eddy Rafael. Pada saat itu, Ellyas Pical keluar sebagai pemenang di ronde keempat.

Singkat cerita setelah melalui sembilan pertarungan dengan delapan kemenangan dan satu kekalahan, Ellyas Pical dihadapkan pertarungan dengan petinju asal Korea Selatan, Hee Yun-jung pada 19 Mei 1984 di Seoul. Dia berhasil menang dan sukses membawa pulang gelar juara OPBF kelas super terbang.

Dengan kemenangan yang berakhir di ronde ke-12 itu, Ellyas Pical pun menjadi petinju profesional pertama Indonesia yang berhasil meraih gelar internasional di luar negeri. Dia bahkan sanggup mempertahankan gelar OPBF kelas super terbang itu pada Oktober 1984 saat ditantang petinju asal Jepang, Mutsou Watanabe,

Setelah bertarung melawan petinju asal Jepang tersebut, barulah Ellyas Pical menghadapi Chun Ju-do dan meraih gelar juara dunia pertama untuk Indonesia. Dia menang dengan pukulan hook dan uppercut dari tangan kirinya yang sangat kuat.

Saking kuatnya, pukulan tinju kiri Ellyas Pical, dia dijuluki sebagai The Exocet. Nama itu merupakan nama rudal milik Prancis yang dipakai Argentina dalam Perang Malvinas yang pecah pada saat era Pical berjaya.

Pada tahun yang sama, tepatnya pada 25 Agustus 1985, Ellyas Pical ditantang petinju asal Australia untuk merebut gelar juara dunia IBF kelas super terbang miliknya. Hebatnya Ellyas Pical berhasil menang dan mempertahankan sabuknya tersebut.

Sayangnya, setahun berselang sabuk juara dunia IBF kelas super terbang milik Ellyas Pikal pindah ke tangan petinju asal Dominika, yakni Cesar Polanco di pertarungan yang berakhir 15 ronde tersebut. Tak senang kalah dari Polanco, Ellyas Pikal mengajak rematch empat bulan setelahnya.

Pada 5 Juli 1985, Ellyas Pical sanggup membalaskan dendamnya kepada Polanco dan merebut kembali gelar IBF kelas super miliknya. Dia bahkan sanggup mempertahankan gelar tersebut saat menghadapi Dong Chun Lee (Korea Selatan) pada Desember 1986.

Kehebatan Ellyas Pical sempat dihentikan petinju asal Thailand, Khaosai Galaxy pada 28 Februari 1987. Kekalahan itu membuat Ellyas Pical sempat depresi. Butuh beberapa bulan bagi Ellyas Pical untuk menenangkan diri hingga akhirnya merebut kembali gelar juara dunia IBF kelas super terbang pada Oktober 1987.

Pada saat itu, Ellyas Pical sanggup merebut sabuk IBF kelas super terbang itu dari petinju Korea Selatan, Chang Tae-il. Selama dua tahun sabuk itu berhasil dipertahankan Ellyas Pical.

Pada akhirnya sabuk juara dunia IBF kelas super terbang itu berhasil direbut oleh petinju asal Kolombia, Juan Polo Perez saat mereka berdua bertarung di Valley Sports Arena, Virginia, Amerika Serikat pada 14 Oktober 1989.

Setelah gelar juara dunianya diambil, Ellyas Pical sempat melakoni tiga pertarungan non gelar sebanyak tiga kali hingga akhirnya memutuskan pensiun usai terakhir bertarung pada 2000. Total catatan pertarungan Ellyas Pical adalah 20 kemenangan, sekali imbang, dan lima kekalahan dari total 26 penampilannya.

Petinju indonesia pertama yang berhasil meraih gelar juara dunia
Foto: Sindonews

Setelah pensiun, dia menjadi petugas keamanan di sebuah tempat diskotik di Jakarta. Pekerjaannya tersebut pun membuat Ellyas Pical jatuh ke dunia gelap sampai akhirnya dia ditangkap karena melakukan transaksi narkoba di sebuah diskotik pada 13 Juli 2005.

Ellyas Pical divonis hukuman penjara selama tujuh tahun oleh Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Setelah bebas pada 7 Februari 2006, Ellyas Pical sempat lantas dipekerjakan di KONI Pusat. Setelah berganti pengurusan, Ellyas Pical juga sempat menjadi Office Boy.

Baru-baru ini Ellyas Pikal mendapatkan penghargaan dari Kementerian Sosial (Kemensos). Dia tepatnya dinobatkan sebagai pria lanjuta usia (lansia) berprestasi di peringatan Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN) 2021 pada 29 Mei 2021 yang lalu.


Editor : Reynaldi Hermawan

Petinju indonesia pertama yang berhasil meraih gelar juara dunia
​ ​

Cianjur, nuansasinar.com -Indonesia Tercatat pernah melahirkan Petinju-petinju Hebat dan handal yang berhasil Memperoleh prestasi gemilang di pentas Tinjau dunia.

Salah satu Petinju Hebat Indonesia yang mampuh mejadi juara dunia adalah Ceris John,
Pemegang sabuk juara dunia kelas bulu WBA. Tahun 2003 hingga 2013.

Baca Juga: 5 Macam Olahraga Yang Mampu Meredakan Stres

Dan masih ada kehabatan Petinju Indonesia seperti Daud Yordan yang Terbukti mendapat gelar juara dunia di tiga kelas berbeda yaitu kelas bulu, IBO 2012/2013 Dan kelas ringan super IBA yang ia kuasai di taun 2019.

Namun jika menyebut petinju Indonesia yang pertama berhasil meraih gelar juara dunia,
Maka yang lebih muncul Adalah Nama sang legenda EIIyas Pical, Pria kelahiran sapurua Maluku Tengah ini merupakan Petinju Indonesia yang sukses merebut sabuk juara dunia.

Ellyas pical membawa harum nama Indonesia di pentas Tinjau dunia
Dengan meraih gelar juara dunia kelas Terbang Super (IBF) Pada era 1985.

Baca Juga: Persatuan Olahraga Buru Babi (PORBI) Payakumbuh Mengadakan Alek

Itulah legenda Ellya Pical Pada hari Jumat tanggal 3 mei 1985 menjadi hari bersejarah bagi Indonesia, Pada hari itu EIIYAS membuat catatan emas dengan menjadi juara dunia tinju.

Itulah kegenda petinju indonesia yang berhasil meraih juara dunia, tetapi semua ini hanya tingal kenangan bagi Indonesia.


Page 2


Page 3

Cianjur, nuansasinar.com -Indonesia Tercatat pernah melahirkan Petinju-petinju Hebat dan handal yang berhasil Memperoleh prestasi gemilang di pentas Tinjau dunia.

Salah satu Petinju Hebat Indonesia yang mampuh mejadi juara dunia adalah Ceris John,
Pemegang sabuk juara dunia kelas bulu WBA. Tahun 2003 hingga 2013.

Baca Juga: 5 Macam Olahraga Yang Mampu Meredakan Stres

Dan masih ada kehabatan Petinju Indonesia seperti Daud Yordan yang Terbukti mendapat gelar juara dunia di tiga kelas berbeda yaitu kelas bulu, IBO 2012/2013 Dan kelas ringan super IBA yang ia kuasai di taun 2019.

Namun jika menyebut petinju Indonesia yang pertama berhasil meraih gelar juara dunia,
Maka yang lebih muncul Adalah Nama sang legenda EIIyas Pical, Pria kelahiran sapurua Maluku Tengah ini merupakan Petinju Indonesia yang sukses merebut sabuk juara dunia.

Ellyas pical membawa harum nama Indonesia di pentas Tinjau dunia
Dengan meraih gelar juara dunia kelas Terbang Super (IBF) Pada era 1985.

Baca Juga: Persatuan Olahraga Buru Babi (PORBI) Payakumbuh Mengadakan Alek

Itulah legenda Ellya Pical Pada hari Jumat tanggal 3 mei 1985 menjadi hari bersejarah bagi Indonesia, Pada hari itu EIIYAS membuat catatan emas dengan menjadi juara dunia tinju.

Itulah kegenda petinju indonesia yang berhasil meraih juara dunia, tetapi semua ini hanya tingal kenangan bagi Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Dunia tinju Indonesia pernah memiliki sosok Ellyas Pical yang mengharumkan nama bangsa di pentas internasional jauh sebelum Chris John atau Daud Jordan. Bahkan boleh dibilang, berkat jasanyalah nama Indonesia harum di pentas tinju dunia terutama di era 80an.

Pria yang kini berusia 59 tahun itu merupakan petinju profesional Indonesia pertama yang meraih gelar internasional di luar negeri.

Torehan legendaris Pical itu terjadi di Seoul, Korea Selatan 19 Mei 1984. Melawan petinju tuan rumah, Hi-yung Chung, Pikal menang angka lewat pertarungan 12 ronde.

Sejak saat itu, nama Pical semakin disegani di dunia tinju internasional. Berbagai gelar pun diraih sosok kelahiran Saparua, Maluku Tengah 24 Maret 1960 tahun tersebut.

Ia bahkan mendapat julukan The Exocet. Nama itu diambil dari nama rudal buatan Prancis berkecepatan 315 meter per detik. Pemilihan nama ini tak lain dikarenakan hook Pical yang sangat cepat.

Di antara pertarungan legendaris Ellyas Pical, salah satunya adalah duel perebutan gelar juara bantam junior versi IBF melawan Chun Hu-do di Jakarta 3 Mei 1985. Pertandingan itu tepatnya digelar di Istora Senayan, Jakarta dan disiarkan langsung di televisi.

"Memasuki ronde kelima, Ellyas Pical masih tetap steady saudara-saudara. Bahkan Hu-do Chun sampai saat ini kami kira belum menemui sasaran untuk memukul lawannya," ujar narator, Sambas Mangundikarta.

Dalam pertandingan tersebut, Pical yang terkenal dengan pukulan hook dan uppercutnya berstatus sebagai penantang. Meskipun demikian, Pical berhasil membuat lawannya tampil tertekan.

Pical bahkan sempat membuat Hu-do Chun berlari kecil ke pojok ring untuk menghindari pukulannya. "Dua kali, tiga kali, empat kali, terdesak sekarang Hu-do Chun.." ujar Sambas yang disertai dengan sorak-sorai penonton di Istora.

Pical akhirnya ditahbiskan sebagai pemenang di ronde ke-8. Hook kiri dari Pical membuat Chun terkapar. Penonton pun riuh menyambut juara dunia baru, Ellyas Pical.

"Sekali lagi, 15 ronde yang akan berlangsung di antara kedua petinju. Hyaak. jatuh," kata Sambas, melihat Chun terbaring di atas ring.