Sebutkan tiga hal yang berkaitan dengan sifat koligatif larutan dalam kehidupan sehari hari

Sifat koligatif adalah suatu sifat dari larutan yang dipengaruhi oleh besarnya jumlah zat terlarut terhadap pelarut, terlepas dari identitas atau jenis zat terlarut tersebut.

  • Desalinasi air laut menjadi air tawar.
  • Penggunaan etilen glikol untuk campuran antibeku pada bahan bakar.
  • Menambahkan garam saat memasak.
  • Apa yang dimaksud dengan sifat koligatif larutan sifat koligatif larutan meliputi apa saja tuliskan?

    Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak bergantung pada jenis zat terlarut tetapi hanya bergantung pada konsentrasi partikel zat terlarutnya. Sifat koligatif larutan terdiri dari dua jenis, yaitu sifat koligatif larutan elektrolit dan sifat koligatif larutan nonelektrolit.

    Apa contoh penerapan sifat koligatif larutan dalam kehidupan sehari hari?

    Beberapa contoh penerapan sifat koligatif larutan dalam kehidupan sehari-hari sebagai berikut. 1) Penggunaan cairan infus pada pasien. 2) Pemisahan fraksi minyak bumi. 3) Penggunaan garam dapur pada pembuatan es putar. 4) Penggunaan garam dapur untuk membunuh lintah.

    Apa yang dimaksud dengan kenaikan titik didih dan contohnya?

    Kenaikan titik didih menggambarkan fenomena bahwa titik didih dari cairan (suatu pelarut) akan lebih tinggi ketika senyawa lain ditambahkan, yang berarti bahwa larutan akan memiliki titik didih yang lebih tinggi daripada pelarut murninya.

    Apa yang dimaksud zat terlarut nonvolatil?

    yang dimaksud denganzat terlarut non volatil adalah zat terlarut yang sukar menguap.

    Apakah titik didih larutan lebih tinggi daripada titik beku pelarut?

    Titik didih larutan akan lebih tinggi dari titik didih pelarut murni. Hal ini juga diikuti dengan penurunan titik beku pelarut murni, atau titik beku larutan lebih kecil dibandingkan titik beku pelarutnya. Hasil eksperimen ini disederhanakan dalam gambar berikut ini.

    Apakah larutan yang sukar menguap mempunyai titik didih larutan?

    Melalui percobaan telah diketahui bahwa larutan dari zat-zat yang sukar menguap mempunyai titik didih lebih tinggi daripada pelarutnya. Penurunan tekaanan uap jernuh menyebabkan kanaikan titik didih larutan. Pada suhu 100 o C, tekanan uap larutan masih berada di bawah 760 mmHg. Oleh karena itu, larutan belum mendidih.

    Apakah titik beku larutan rendah?

    Sehingga agar larutan membeku, harus didinginkan akibatnya titik beku larutan lebih rendah dari titik beku pelarut murni. Perubahan temperatur titik beku ini disebut penurunan titik beku larutan (∆Tf ).

    Apakah kenaikan titik didih larutan semakin besar?

    Hasil eksperimen Roult menunjukan bahwa kenaikan titik didih larutan akan semakin besar apabila konsentrasi (molal) dari zat terlarut semakin besar. Titik didih larutan akan lebih tinggi dari titik didih pelarut murni.

    Penurunan titik beku dan 3 contoh penerapannya dalam kehidupan - Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak bergantung pada jenis zat terlarut tetapi hanya bergantung pada konsentrasi partikel zat terlarutnya. Jika zat terlarutnya banyak maka sifat koligatifnya akan semakin besar dan begitu juga jika zat terlarutnya sedikit maka sifat koligatifnya akan semakin kecil.

    Sebutkan tiga hal yang berkaitan dengan sifat koligatif larutan dalam kehidupan sehari hari

    Hukum Roult merupakan dasar dari sifat koligatif larutan. Keempat sifat itu ialah:

    1.Penurunan tekanan uap 

    2.Peningkatan titik didih

    3.Penurunan titik beku

    4.Gejala tekanan osmotik.

    Jadi gitu guys pembahasan mengenai Sifat Koligatif Larutan. Udah pada paham kan  mengenai sifat Koligatif Larutan?

    Kalo sudah yuk kita lanjut ke materi selanjutnya yaitu penerapan penurunan titik beku dalam kehidupan sehari-hari kita.

    Tunggu apa lagi? Ayo kita simak pembahasannya.

    Pengetian Penurunan Titik Beku

    Penurunan titik beku adalah penurunan titik beku pelarut akibat penambahan zat terlarut yang tidak mudah menguap.

    Contohnya termasuk penambahan garam dalam air, alkohol dalam air, atau pencampuran dua padatan seperti pengotor menjadi obat bubuk halus.

    Dalam kasus terakhir, senyawa yang ditambahkan adalah zat terlarut, dan padatan asli dianggap sebagai pelarut.

    Larutan yang dihasilkan atau campuran padatan-padatan tersebut memiliki titik beku lebih rendah daripada pelarut atau padatan murninya.

    Fenomena inilah yang menyebabkan air laut, (campuran garam dan lainnya dalam air) tetap cair pada suhu di bawah 0 °C (32 °F), titik beku air murni.

    Penerapan Penurunan Titik Beku

    1. Antibeku pada Radiator Mobil

    Sebutkan tiga hal yang berkaitan dengan sifat koligatif larutan dalam kehidupan sehari hari

    Di daerah beriklim dingin, biasanya menambah etilen glikol ke dalam air radiator. Air radiator mudah membeku di daerah beriklim dingin jika keadaan ini di biarkan maka radiator akan cepat rusak.

    Dengan penambahan etilen glikol ke dalam air radiator diharapkan titik beku air dalam radiator menurun, dengan kata lain air tidak mudah membeku.

    2. Membuat Campuran Pendingin

    Sebutkan tiga hal yang berkaitan dengan sifat koligatif larutan dalam kehidupan sehari hari

    Cairan pendingin adalah larutan berair yang memiliki titik beku jauh di bawah 0°C. Cairan pendingin digunakan pada pabrik es juga digunakan untuk membuat es putar.

    Cairan pendingin dibuat dengan melarutkan berbagai jenis garam ke dalam air. Pada pembuatan es putar cairan pendingin dibuat dengan kepingan es batu dalam sebuah bejana berlapis kayu.

    Pada pencampuran itu, es batu akan mencair sedangkan suhu campuran menurun. Sementara itu, campuran bahan pembuat es putar dimasukkan kedalam bejana lain yang terbuat dari bahan stainless steel.

    Bejana ini kemudian dimasukkan kedalam cairan pendingin,sambil terus menerus diaduk sehingga campuran membeku.

    3. Antibeku dalam Tubuh Hewan 

    Sebutkan tiga hal yang berkaitan dengan sifat koligatif larutan dalam kehidupan sehari hari

    Hewan-hewan yang tinggal di daerah beriklim dingin, seperti beruang kutub memanfaatkan prinsip sifat Koligatif Larutan penurunan titik beku untuk bertahan hidup.

    Darah ikan-ikan laut mengandung zat antibeku yang mampu menurunkan titik beku air hingga 0,8°C.

    Dengan demikian, ikan laut dapat bertahan di musim dingin yang suhunya mencapai 1,9°C karena zat antibeku yang kandungan nya dapat mencegah pembentukan kristal es dalam jaringan dan selnya.

    Hewan-hewan lain yang tubuhnya mengandung zat antibeku antara lain ada serangga dan ampibi.

    Jadi sampai sini pembahasan kita mengenai sifat Koligatif, penurunan titik beku. Semoga bermanfaat dan dapat membantu ya guys.***

    (Penulis : Dania Pramesthi Regita Cahyani (SMA INDOCEMENT)

    Sebutkan tiga hal yang berkaitan dengan sifat koligatif larutan dalam kehidupan sehari hari

    Artikel Kimia kelas 12 ini membahas tentang konsep larutan, sifat koligatif larutan, serta perbedaan larutan elektrolit dan nonelektrolit.

    --

    Kamu pasti pernah kan, bikin teh manis panas? Saat air panas sudah dituang ke gelas berisi teh celup dan gula, lalu kamu aduk, apa sih yang terjadi? 

    Pasti kamu sudah nggak bisa melihat gula itu lagi, kan. Alasannya karena gula sudah larut sempurna di air panas dan nggak akan bisa dipisah lagi. Nah, campuran antara gula dan air panas itu yang disebut sebagai larutan. Dengan kata lain, larutan adalah campuran antara dua atau lebih zat terlarut dan zat pelarut. Dalam kasus ini, yang menjadi zat terlarut adalah gula, sedangkan yang menjadi zat pelarut adalah air panas.

    Kamu perlu tau nih, larutan punya sifat yang unik dan khas, loh! Sifat itu dinamakan sifat koligatif larutan. Di artikel ini, kita akan bahas pengertian sifat koligatif larutan. So, simak pembahasannya sampai habis, ya!

    Pengertian Sifat Koligatif Larutan

    Sifat koligatif larutan adalah suatu sifat larutan yang hanya dipengaruhi oleh jumlah partikel zat terlarut. Jadi, semakin banyak zat terlarut, maka sifat koligatifnya akan semakin besar. Hmm, maksudnya gimana, sih?

    Baca juga: Yuk, Kenali Perbedaan Unsur, Senyawa, dan Campuran

    Misalnya gini nih, kamu akan melarutkan gula dengan air panas dalam jumlah yang berbeda. Jadi, ada dua gelas larutan gula ceritanya. Gelas yang pertama, kamu melarutkan 3 sendok teh gula dengan 500 ml air. Sementara itu, untuk gelas kedua, kamu melarutkan 5 sendok teh gula dengan jumlah air yang sama, yaitu 500 ml juga. Karena gula merupakan zat terlarut, dan jumlahnya lebih banyak di gelas kedua, maka sifat koligatif larutan gelas kedua akan lebih besar dibandingkan sifat koligatif larutan di gelas pertama.

    Paham ya maksudnya? Oke, lanjut.

    Sifat koligatif larutan itu ada empat macam, yaitu penurunan tekanan uap (ΔP), penurunan titik beku (ΔTf), kenaikan titik didih (ΔTb), dan tekanan osmotik (π). 

    Kenapa ya simbol dari keempat sifat koligatif larutan itu beda-beda? Terus, arti dari setiap simbolnya itu apa, sih? Eits! tenang, guys. Misteri itu akan kamu pecahkan, kok! Tapi, sebelumnya, kamu harus pahami dulu tentang konsep awal sifat koligatif larutan. Ada tiga hal, yaitu konsep larutan, larutan elektrolit, dan nonelektrolit.

    Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit

    Nah, di awal tadi kan kamu sudah tau ya apa itu larutan. Terus, kamu juga sudah tau tentang sifat koligatif larutan dan macam-macamnya. Sekarang, kita bahas bedanya larutan elektrolit dan nonelektrolit, yuk!

    Berdasarkan daya hantar listriknya, larutan terbagi menjadi dua jenis. Ada larutan elektrolit dan nonelektrolit. Lalu, apa sih bedanya? 

    Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik. Kok bisa? Hal ini karena larutan elektrolit dapat menghasilkan ion-ion yang bergerak bebas dalam larutannya, guys. Contohnya itu larutan garam (NaCl). Coba deh perhatikan peristiwa kimia di bawah ini!

    NaCl(s) + H2O(l) → Na+(aq) + Cl-(aq)

    Dari reaksi di atas, terlihat bahwa jika sebuah senyawa NaCl dilarutkan ke dalam air, maka akan dihasilkan ion Na+ dan ion Cl-. Dengan demikian, kita mendapati bahwa jumlah ion terlarutnya menjadi dua ion.

    Baca Juga: Memahami Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit beserta Contohnya

    Sementara itu, larutan nonelektrolit kebalikannya, nih. Larutan nonelektrolit tidak dapat menghantarkan arus listrik karena molekul-molekul terlarutnya tidak terionisasi di dalam larutanya. Hal ini menyebabkan tidak terbentuknya beda potensial dalam larutan, sehingga listrik tidak dapat mengalir. Contoh dari larutan nonelektrolit adalah larutan gula seperti glukosa, sukrosa dan maltosa, larutan urea (CON2H4), serta larutan alkohol seperti metanol, etanol dan propanol.

    Perbedaan Larutan Elektrolit Kuat dengan Larutan Elektrolit Lemah

    Ternyata, larutan elektrolit dibagi lagi menjadi dua jenis, yaitu elektrolit kuat dan elektrolit lemah.

    Sebutkan tiga hal yang berkaitan dengan sifat koligatif larutan dalam kehidupan sehari hari

    Nah, karena larutan dibagi menjadi dua, maka sifat koligatif larutannya pun terbagi jadi dua, yaitu sifat koligatif larutan elektrolit dan sifat koligatif larutan nonelektrolit. Kedua sifat koligatif larutan ini tentunya punya ciri dan perbedaannya masing-masing, ya. Selain itu, rumus sifat koligatif larutan elektrolit dan nonelektrolit juga. Itu semua akan kita bahas di artikel selanjutnya, ya!

    Baca Juga: Proses Terjadinya Penurunan Tekanan Uap

    Oke guys, setelah membaca artikel ini, kamu jadi tau ya apa itu larutan, pengertian sifat koligatif larutan, serta perbedaan larutan elektrolit dan nonelektrolit. Intinya sih, dari konsep awal yang sudah kamu pelajari ini, kamu jadi punya bekal untuk mengerti masing-masing sifat koligatif larutannya.

    Nah, buat kamu yang mau belajar lebih lanjut tentang materi kimia lainnya, langsung aja yuk ke ruangbelajar. Materinya lengkap, ada soal terupdate dengan pembahasan yang menarik dan mudah dimengerti. Oh iya, yang lebih kerennya lagi, ada konsep kilat yang bisa bantu kamu paham pelajaran lebih cepat, loh! Yuk, tunggu apalagi? Buruan daftar~

    Sebutkan tiga hal yang berkaitan dengan sifat koligatif larutan dalam kehidupan sehari hari

    Referensi:

    Budi Utami, dkk. 2009. Kimia Untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.

    Foster dan Sutrisno. 2019. Taktis Belajar Kimia SMA/MA. Jakarta: Penerbit Duta.

    Artikel ini pertama kali ditulis oleh Tedy Rizkha Heryansyah dan diperbarui oleh Efira Yesika pada 26 Juli 2021.