Sel dibedakan menjadi sel prokariotik dan sel eukariotik karena dilihat dari

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sel  eukariotik lebih mudah bermutasi dari pada sel prokariotik?

Penjelasannya akan kita bahas dibawah ini, pertama kita harus mengetahui terlebih dahulu tentaang apa itu sel sebenarnya dan sejarah sel itu seperti apa. Kemudian kita juga harus mengetahui perbedaan sel prokariotik dan sel eukariotik itu apa.

Sel pertama kali ditemukan oleh seorang ilmuwan inggris bernama Robert  Hooke pada tahun 1665. Saat itu Hooke mengamati sel gabus  dari dinding sel tumbuhan yang sudah mati dengan menggunakan mikroskop sederhana.  Saat ia mengamati, ia melihat ruang kecil kosong, kemudian menamakannya dengan sel.

Setelah itu Anttonie Van Leeuweenhoek menjadi orang yang pertama melihat sel hidup dari alga spirogyradan bakteri yang menggunakan mikroskop pada tahun 1674. Anttonie Van Leeuwenhoek juga mengembangkan mikroskop lensa tunggal. Hal-hal diatas mulai memicu semangat para ilmuan lain berlomba-lomba untuk menemukan teori sel baru. Teori tersebut diantara lain yaitu:

  • Theodore Schawnn seorang ahli anatomi hewan dan Matthias Jakob Schleiden  yang merupakan ahli anatomi tumbuhan menyatakan bahwa sel merupakan unit dasar kehidupan dan setiap makhluk hidup tersusun dari sel.
  • Johannes Purkinje  pada tahun 1840, ia memperkenalkan pada semua orang tentang istilah protoplasma yang merupakan cairan di salam sel.
  • Robert Brown merupakan ilmuan yang menemukan nukleus atau inti sel pada sel tanaman anggrek. Ia berpendapat bahwa nukleus atau inti sel memiliki arti dan fungsi yang penting bagi sel karena nukleus atau intil  sel adalah pusat pengatur aktivitas di dalam sel.

Sel merupakan unit dasar dari mkhluk hidup, pernyataan tersebut dikemukakan oleh dua orang yang bersahabat bernama Theodore Schawnn seorang ahli anatomi hewan dan Matthias Jakob Schleiden  yang merupakan ahli anatomi tumbuhan. Hal tersebut tidak dapat menyatakan ukuran yang sangat kecil yang dimiliki oleh sel tersebut. sebagian besar dari sel memiliki diameter antara 1-100 mikrometer (mikrometer merupakan satuan, dikarenakan sangat kecilnya sel tersebut). sel tersebut juga memiliki volume yang berkisaran 1-1.000 mikrometer kubik. sel dibagi menjadi 2 yaitu sel hewan dan sel tumbuhan. Faktor yang menjadikan sel dibedakan menjadi sel hewan dan sel tumbuhan yaitu baik dari segi ukuran dan organel yang dimiliki masing-masing dari sel tersebut.  sel hewan berdiameter sekitar 20 mikrometer, hal tersebut mengakibatkan sel hewan lebih sukar untuk diamati ketimbang mengamati sel hewan yang memiliki diameter 40 mikrometer. Hal tersebut merupkan faktor kenapa sel harus diamati melalui mikroskop, dikarenakan sel tidak dapat dilihat dengan mata telanjang, karena ukuran sel terlalu kecil hingga bisa diamati oleh mata telanjang. Sel hewan dan tumbuhan dibedakan juga dengan melihat struktur organel yang mereka miliki. Yang paling terlihat saat membedakan sel hewan dan sel tumbuhan adalah ada tidaknya dinding sel.  Sel hewan tidak memiliki dinding sel, lain halnya dengan sel tumbuhan yang memiliki dinding sel. Dinding sel tersebut berfungsi untuk menjaga bentuk dari sel tersebut. dinding sel ada struktur di luar membran plasma yang membatasi ruang bagi sel untuk membesar.

Sel juga debedakan menjadi sel prokariotik dan eukariotik. Perbedaan ini ditentukan dengan ada tidaknya membran inti pada sel. Sel prokariotik merupakan sel yang tidak memiliki membran pada inti sel. Semua prokariotik merupakan uniseluler kecuali myxobacteriayang sempat mejadi multiseluler. Prokariotik ini sendiri terbagi lagi menjadi dua domain yaitu bakteri dan archaea. Lain halnya dengan eukariotik, eukariotik ini sendiri adalah kelompok sel yang memiliki membran pada inti selnya. Sel eukariotik ini memiliki organel yang juga memiliki membran, diantaranya adalah mitokondia dan badan golgi. Selain itu tumbuhan dan alga mengandung kloroplas. Eukariotik ini mungkin uniseluler ataupun multiseluler. Keistimewaan sel eukariotik adalah hanya dia yang yang memiliki  banyak  jenis jaringan yang terdiri dari jenis sel yang berbeda. Perbedaan ini dapat dibedakan menjadi empat hal.  Yang pertama adalah  dinding sel, dinding sel ini merupakan sesuatu yang khas yang dimiliki oleh tumbuhan, bakteri, fungi atau jamur, dan alga. Dinding sel ini bukan hanya membatasi tumbuh kembangnya sel, tapi juga memiliki kegunaan yang positif. Kegunaan positif tersebut ialah dinding sel dapat memberikan dukungan, perlindungan, dan penyaring bagi struktur dan dungsi sel sendiri. Dinding sel ini tersusun atas zat-zat yang kadang berbeda di setiap jenisnya. Contohnya, dinding sel pada tumbuhan tersusun atas polimer karbohidrat (pektin, selulosa, hemiselulosa, dan lignin sebagai penyusun penting). Dinding sel pada bakteri merupukan peptidoglikan (suatu glikoprotein). Sedangkan fungi, dinding sel tersebut tersusun atas kitin. Lain halnya dengan alga yang dinding sel nya terbentuk atas glikoprotein, pektin, dan sakarida sederhana (gula). Contoh diatas merupukan dinding sel yang merupkan kelompok dari sel eukariotik sendiri. Sedangkan contoh dari dinding sel pada prokariotik adalah yang pertama pada archaeabacteria. Dinding sel pada archaeabakteria ini tersusun atas pseudopeptidoglikan.  Pseudopeptidoglikan ini sendiri masih tersusun atas protein, gula, dan juga lipid. Sedangkan contoh keduanya adalah eubacteria, dinding sel pada eubacteria tersusun atas peptidoglikan. Peptidoglika sendiri cenderung lebih sederhana ketimbang pseudopeptidoglikan, karena peptidoglikan sendiri tersusun hanya dengan protein saja, yang juga merupakan salah satu bahan penyusun dari pseudopeptioglikan. Perbedaan yang kedua dapat kita lihat pada membran intinya. Perbedaan ini yang menjadi ciri utama dalam membedakan sel prokariotik dan sel eukariotik. Pada sel prokariotik sendiri tidak memiliki membran inti. Sedangkan pada sel eukariotik memiliki membran inti. Membran inti adalah suatu membran ganda fusfolipid yang membungkus keseluruhan organel dan memisahkan bagian inti dengan sitoplasma sel. Perbedaan yang ketiga dapat diamati lewat struktur dan letak ribosom. Pada sel prokariotik  strukturnya adalah tiga untai RNA, dan letak ribosomnya bergerak bebas pada sitoplasma. Sedangkan pada sel eukariotik strukturnya adalah empat untai RNA, sedangkan letak ribosomnya berada menempel pada RE atau biasa disebut dengan Retikulum Endoplasma dan bergerak bebad pada sitoplasma. RNA sendiri memiliki kepanjangan yaitu Ribonucleic Acid, RNA sendiri memiliki peran dalam mengkode, dekode, regulasi, dan ekspresi gen. Perbedaan yang keempat terletak pada bentuk DNA nya. DNA pada prokariotik berbentuk sirkuler yang memiliki arti DNA tersebut hanya berputar-putar saja  dan berakhir di tempat yang sama saat DNA tersebut berawal. Sedangkan pada sel eukariotik DNA tersebut memiliki bentuk 2 bentuk, yaitu linier dan sirkuler. Bentuk  DNA sirkuler pada sel eukariotik dapat ditemukan di dalam organel tertentu, seperti mitokondria dan kloroplas. DNA sendiri juga memiliki kepanjangan, kepanjangannya adalah Deoxyribonucleic Acid. DNA ini juga memiliki peran dalam menyimpan dan menyandi instruksi-instruksi biomolekul yang sangat penting dalam pertumbuhan, perkembangan, dan fungsi organisme. Dari perbedaan ketiga dan keempat kita bisa menyimpulkan bahwa sel eukariotik berasal dari sel prokariotik. Kita juga dapat menyimpulkan sel eukariotik merupakan perkembangan dari sel eukariotik. Pernyataan tersebut dapat dibuktikan dengan melihat DNA nya. Pada sel eukariotik  memiliki DNA dengan bentuk linier dan sirkuler, sementara itu sirkuler merupakan bentuk DNA dari sel prokariotik. Bukti yang kedua dapat kita lihat dari  letak ribosomnya. Pada eukariotik ribosom menempel pada RE dan bergerak bebas di sitoplasma, sementara itu sama halnya dengan sel prokariotik yang letak ribosomnya juga bergerak bebas pada sitoplasma. Karena itu kita dapat menyimpulkan bahwa sel eukariotik merupakan perkembangan dari sel prokariotik.

Karna pembahasan kita berkaitan tentang mutasi, maka kita wajib mengetahui mutasi itu apa. Mutasi merupakan perubahan yang terjadi pada bahan genetik. Mutasi ini biasa terjadi pada bahan genetik seperti DNA maupun RNA. Mutasi  dapat terjadi pada taraf gen yang biasa disebut mutasi  titik, hingga terjadi pada taraf kromosom. Pada tingkat  kromosomal ini mutasi biasa desebut juga aberasi. Mutasi pada gen ini mengakibatkan munculnya alel baru  dan menjadi dasar munculnya variasi-variasi baru pada spesies. Mutasi ini sangat rendah untuk terjadinya di alam. Mutasi yang jerdadi di alam dapar terjadi akibat zat-zat yang dapat membangkitkan mutasi itu sendiri. Zat-zat itu contohnya seperti radiasi surya, radioaktif, sinar ultrviolet, serta adanya loncatan energi listrik yang berasal dari petir. Individu yang terkena zat-zat itu atau dengan kata lain terkena mutasi biasa  disebut dengan mutan. Dalam kajian genetik, mutan biasa dibandingkan dengan individu yang tidak mengalami perubahan sifat. Macam mutasi berdasarkan sel yang mutasi contohnya adalah mutasi somatik dan mutasi gametik. Mutasi somatik adalah mutasi yang biasa terjadi pada sel somatik. Sel somatik ini merupakan sel tubuh sel perti sel kulit. Mutasi somatik ini memiliki sebuah keuntungan, keuntungannya yaitu mutasi ini tidak akan turun kepada generasi selanjutnya.yang kedua adalah mutasi gametik. Mutsi gametik ini terjadi pada sel gamet, yang merupakan sel organ reproduksi yang meliputi sel sperma dan ovum pada manusia. Kerugiaanya adalah karena terjadinya pada sel gamet maka mutasi ini akan diwariskan kepada keturunan selanjutnya. Pada umumnya mutasi ini merugikan karena mutan atau inidividu yang mengalami mutasi ini bersifat letal dan homozigot resesif. Tapi dilain sisi, mutasi  ini juga memiliki keuntungan yaitu dapat dibuatnya tumbuhan poliploid yang sifatnya unggul contohnya semangka tanpa biji, jeruk tanpa biji, dan buah strowberi yang besar. Mutasi ini juga menjadi salah  satu kunci evolusi dunia. Tumbuhnya tanaman poliploid ini menguntungkan bagi manusia, tapi tidak dapat dipungkiri bahwa hal ini merugikan bagi tumbuhan yang mengalami mutasi. Hal itu dikarenakan tumbuhan tersebut menjadi tidak bisa berkembang biak secara generatif. Bahan-bahan yang menyebabkan mutasi itu disebut mutagen. Mutagen sendiri terbagi kedalam tiga bagian,  diantaranya mutagen bahan kimia, mutagen bahan fisika, dan mutagen bahan biologi. Mutagen bahan kimia contohnya adalah kolkisin dan zat digotinin. Kolkisin merupakan zat yang dapat menghalangi terbentuknya benang-benang spindel pada proses anafase dan dapat menghambat pembelahan sel pada anafase. Bagian kedua adalah mutagen bahan fisika, mutagen bahan fisika ini contohnya sinar ultraviolet, sinar radioaktif, dan sinat gamma. Sinar ultraviolet itu bersifat kasinogenik, sehingga dapat memicu kanker dalam tubuh. Bagian ketiga adalah mutagen bahann biologi. Mutasi bahan biologi ini dipicu oleh virus atau bakteri. Bagian virus yang dapat menyebabkan terjadinya mutasi adalah DNA nya. Sedangkan mutasi berdasarkan bagian yang bermutasi dibagi menjadi mutasi titik dan mutasi aberasi. Mutasi titik adalah perubahan pada basa N dari DNA atau RNA. Mutasi titik ini sering terjadi, tapi efeknya dapat dikurangi oleh mekanisme pemulihan gen. Mutasi ini dapat mengakibatkan perubahan urutan asam amino pada protein dan dapat mengakibatkkan kurangnya, berubanya, bahkan hilangnya fungsi enzim.  Sekarang mutasi titik ini digunakan sebagai sebuah teknologi untuk mengkaji perubahan yang terjadi pada gen dan dikaitkan dengan perubahan fenotip yang terjadi, teknologi tersebut disebut SNP. Contoh dari mutasi gen adalah reaksi dari asam nitrit dengan adenin menjadi zat hipoxanthine. Zat ini  akan menempati tempat adenin asli yang berpasangan dengan sitosin, bukan lagi dengan timin. Yang kedua adalah aberasi. Aberasi ini adalah mutasi kromosom atau sering disebut dengan mutasi besar. Aberasi kromosom adalah perubahan jumlah kromosom dan tatanan atau urutan gen dalam kromosom. Mutasi ini sering terjadi pada tahap meiosis tapi jarang terjadi pada tahap mitosis. Aneuploidi adalah perubahan jumlah N nya. Dalam hal ini N menandakan jumlah set kromosom. Contohnya adlah sel tubuh manusia memiliki 2 paket kromosom sehingga disebut 2n, dimana satu pakek N manusia berjumlah 23 kromosom. Sementara aneoploidi sendiri tebagi menjadi 2, yaitu autopoliploididan allopoloploidi. Yang pertama adalah autopoliploidi adalah sebutan saat N nya  mengganda sediri karena kesalahan meiosis. Yang kedua adalah yaitu allopoloploidi adalah sebutan untuk perkawinan atau hibrid antara spesies yang berbeda jumlah set kromosomnya. Ada juga aneusomi, aneusomi ini adalah perubahan jumlah kromosom. Penyebab terjadinya aneusomi adalah anafase lag, yaitu peristiwa tidak melekatnya benang-benang spindel ke sentromer. Dan non disjunction atau gagal berpisah. Aneusomi ini dapat menyebabkan banyak sindrom pada manusia. Sindrom tersebut diantara lain yaitu sindrom turner,  sindrom klinefelter, sindrom jacobs, sindrom patau, dan juga sindrom edward. Sindrom-sindrom diatas dapat terjadi disebabkan karena aneusomi tadi. Ada juga delesi, delesi ini terjadi pada saat sebuah fragmen kromosom patah dan hilang paada saat pembelahan sel. Kromosom yang menjadi tempat berasalnya fragmen tersebut kemudian akan kehilangan gen-gen tertentu.

Kembali kepada topik pembahasan awal yaitu sel eukariotik lebih mudah untuk bermutasi dari pada sel prokariotik. Lewat pernyataan diatas, saya kurang setuju dengan pernyataan itu. Saya tidak setuju karena dilandasi oleh beberapa faktor pendukung yang dapat mendukung pertidak setujuan saya. Faktor pertama kenapa saya tidak setuju karena sel prokariotik adalah suatu golongan sel yang tidak memiliki membran inti. Hal ini menyebabkan mutasi terjadi, faktor yang mempengaruhi terjadinya mutasi dalam sel adalah adanya virus atau mikroorganisme.

sel prokariotik sudah lama hidup dibandingkan dengan sel eukariotik pada suhu yang ekstrim. Sel prokariotik sendiri dibagi menjadi dua yaitu archaeabacteria dan eubacteria.  Menurut penelitian jenis-jenis tersebut telah hidup sejak jaman purba yang memiliki suhu yang ekstrim dan tidak stabil. Karena mereka hidup  di jama purba yang cenderung suhunya ekstrim dan tidak stabil, hal tersebut membuat metabolisme mereka bermutasi agar mereka dapat bertahan hidup lebih dalam kondisi dan situasi seperti itu. Hal itu juga didukung oleh metagenisis yang khas. Metagenesis ini khas karena hanya terdapat atau terjadi pada jenis archaebacteria saja dan tidak terjadi  pada jenis sel lainnya. Bukan hanya kekhasan tentang metagenesis saja yang dimiliki oleh archaebacteria, tapi juga ada sesuatu yang khas lainnya. Sesuatu yang membuat archaebacteria khas yang membuat  ia dapat hidup pada iklim yang sangat ekstrim yang terjadi pada jaman purba dan silanitas. Hal itu merupakan pengguanaan berlimpahnya lipid dengan ikatan eter yang disebut fosfolipid. Iklim pada saat jaman purba adalah iklim yang sangat ekstrim, sehingga mendesak sel prokariotik untuk tetap bertahan hidup dalam kondisi apapun. Hal ini menyebabkan sel prokariotik dengan mudahnya bermutasi untuk tetap bertahan hidu dalam iklim yang sangat ekstrim. Hal ini menyebabkan sel prokariotik selalu bermutasi untuk tetap bertahan hidup sampai sekarang. Faktor itu merupakan bukti kenapa sel prokariotik lebih mudah bermutasi ketimbang sel eukariotik dengan alasan untuk bertahan pada iklim yang ekstrim pada saat jaman purba. Faktor selanjutnya adalah bahwa sek prokariotik tidak memiliki membran inti sel. Secara umum membran sel ini adalh pelindung bagi sel, sel tersebut dapat disearah oleh virus atau mikroorganisme lainnya yang akan masuk ke dalam sel tersebut. virus dan mikroorganisme itu Faktor berikutnya bisa kita lihat dari perbedaan antara sel prokariotik dan sel eukariotik. Perbedaan itu dilihat dari perbedaan pada bentuk DNA nya. Bentuk DNA pada sel prokariotik memiliki bentuk sirkuler, sementara itu DNA pada sel eukariotik juga nernemtuk sirkuler dan linier. Dari perbedaan itu kita dapat melihat bahwa sel eukariotik sebenarmya adalah sel prokariotik yang mengalami mutasi yang menjadi sel eukariotik. Perbadaan lain yang kita bisa lihat adalah perbedaan letak ribosom. Pada sel prokariotik ribosom bergerak bebas di sitoplasma, sementara pada sel eukariotik ribosomnya terletak menempel pada RE dan juga ada yang bergerak bebas di sitoplasma. Hal tersebut membuktikan kembali bahwa sel prokariotik tersebut bermutasi  menjadi sel eukariotik. Faktor diatas merupakan bukti kedua yang membuktikan bahwa sel prokariotik secara tidak langsung lebih mudah bermutasi dari pada sel eukariotik. Faktor berikutnya dapat kita lihat lewat struktur dari sel berikut. Struktur pada sel eukariotik lebih modern sehingga cenderung tidak mudah untuk bermutasi. Sementara itu pada sel prokariotik cenderung ada sebelum sel eukariotik, sehingga menyebabkan sel prokariotik lebih mudah bermutasi ketimbang sel eukariotik. Penyebab kenapa sel yang lebih modern jarang bermutasi adalah karena dia memiliki sistem pertahanan yang menyebabkan  faktor-faktor yang membuat sel bermutasi tidal bisa menyerang sel tersebut sehingga menyebabkan sel tersebut tidak bermutasi. Tapi lain halnya dengan sel prokariotik, dia tidak memiliki sistem pertahanan dari faktor-faktor yang menyebabkan sel tersebut bermutasi sehingga sel prokariotik cenderung sangat mudah terserah oleh virus yang menyebabkan sel prokariotik bermutasi.

Jadi dari faktor-faktor diatas sudah memenuhi pendapat saya bahwa sel prokariotik lebih mudah dari pada sel eukariotik. Jadi dapat disimpulkan bahwa, mutasi sendiri adalah perubahan yang terjadi pada bahan genetik. Mutasi ini sendiri sering terjadi pada gen yang biasa disebut dengan mutasi gen atau yang biasa kita kenal adalah mutasi titik. Mutasi berikutnya biasa terjadi pada kromosom atau yang biasa disebut dengan mutasi kromosom karena terjadi di kromosom. Hal berikutnya adalah perbedaan sel prokariotik dengan sel eukariotik sendiri. Perbedaan yang paling mencolok ada pada membran sel pada setiap selnya. Pada sel prokariotik tidak memiliki membran sel sehingga saya menganggap bahwa sel prokariotik lebih mudah bermutasi karena mudah untuk diserang oleh faktor-faktor yang menyebabkan sel tersebut bermutasi. Sementara itu sel eukariotik memiliki membran inti yang menyebabkan dia jarang terserang karena memiliki sistem perlindungan yang menahan masuknya faktor-faktor penyebab mutasinya sel. Hal berikutnya adalah karena sel prokariotik sudah hidup dari jaman purba yang memiliki iklim yang ekstrim sehingga dipastikan dia lebih mudah untuk bermutasi dengan alasan untuk tetap mempertahankan kehidupannya. Penelitian sekarangpun juga tetap menemukan sel prokariotik yang masih hidup sampai sekarang, itu artinya sel prokariotik selama ini bermutasi sehingga dia bisa hidup sampai saat ini juga. 

Sekian esai dari saya, trimakasih untuk segala pihak yang telah membantu saya untuk mengerjakaan essai ini. Trimakasih juga kepada seluruh sumber yang telah menjadi acuan saya dalam membuat esai ini. Saya harap esai yang saya buat ini mampu bermanfaat pabi pembaca  dan menambah informasi bagi yang membaca. Mohon maaf bila ada salah kata dalam pembutan esai ini dan juga bila ada kata-kata yang tidak berkenan, saya mohon maaf.