Surat yang menjelaskan wanita sholeha

“Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka).”

WANITA seperti apa yang layak mendampingi hidup suami, di mana kelak mereka akan menjadi rahim peradaban. Surat An Nisa’: 34 di atas menjelaskan dengan singkat tetapi sangat jelas. Wanita yang seperti inilah yang harus dicari oleh para laki-laki. Agar anak-anak kelak mendapatkan ibu yang istimewa.

Mengingat pentingnya peran wanita dalam rumah tangganya dan sangat sentral bagi anak-anaknya. Maka kriteria wanita ini harus diperhatikan oleh para wanita, para laki-laki yang sedang mencari labuhan hati, bagi keluarga yang ingin membuat bata-bata peradaban dan bagi para orangtua yang sedang menentukan calon menantunya.

BACA JUGA: Aku Ingin Nikahi Wanita Shalihah yang Bisa Membawaku ke Surga

Berikut ini kriteria detail dalam penjelasan kitab-kitab tafsir untuk ayat di atas:

1. Sholehah

Kata ini sering kita dengar. Tetapi dalam ayat ini, Allah mendefinisikan kata sholehah bagi seorang wanita. Yaitu: Qonitat dan Hafidzot lil Ghoib.

Jadi, kesholehan adalah kriteria utama yang wajib ada pada wanita calon istri dan ibu. Itu artinya, upaya seorang wanita untuk terus memperbaiki diri hingga layak disebut sholehah harus terus ditingkatkan dan didukung oleh suami.

Ar Razi dalam Mafatih Al Ghaib berkata,

“Ketahuilah bahwa wanita tidak disebut sholehah kecuali jika taat pada suaminya. Karena Allah berfirman: فالصالحات قانتات . Alif Lam dalam kata bentuk jama’ (banyak) berfungsi istighroq (mencakup semua), ini menunjukkan bahwa setiap wanita akan menjadi sholehah dengan syarat harus taat.”

Artinya adalah wanita yang taat. Ibnu Abbas dan yang lainnya berkata: Yaitu taat kepada suami. (Tafsir Ibnu Katsir).

Di dalam Tafsir Fathul Qodir, ditambahkan: Yaitu yang taat kepada Allah, menjalankan hak-hak Allah dan hak-hak suami.

Sementara Al Biqo’i dalam Nadzmud Duror, memperjelas: Ikhlas dalam taat kepada suami.

Dari tiga ulama tafsir tersebut, bisa kita gabungkan. Bahwa kata Qonitah berarti: Seorang wanita yang taat kepada Allah dan suaminya dengan hati yang ikhlas.

Istri yang baik adalah yang memulai semuanya dengan ketaatannya kepada Allah. Melaksanakan dengan sebaik mungkin kewajibannya terhadap Sang Pencipta. Wanita yang paham akan hak-hak Allah dan melaksanakannya dengan sebaik mungkin. Wanita yang teguh imannya, baik ibadahnya, mulia akhlaknya dan indah muamalahnya.

Jika telah terlaksanakan dengan baik hal tersebut, sudah otomatis dia akan memahami hak-hak sang suami. Ketaatan adalah modal utama keutuhan rumah tangga.

BACA JUGA: Seperti Inilah Wanita Shalihah

Ya, ketaatan istri adalah kebahagiaan suami dan istri. Seorang suami jelas lebih bersyukur disuguhi ketaatan istri daripada ‘prestasi’ istri di luar rumahnya. Dan seorang istri akan merasakan kebahagiaan yang luar biasa saat mampu menjadi istri yang taat kepada suaminya.

Dan berhati-hatilah dengan berbagai ajaran, isu yang dihembuskan agar para wanita memberontak dan jangan mau dijadikan masyarakat nomer dua. Hembusan yang datang dari budaya barat yang tidak beriman itu, jika diserap akan menghasilkan rumah tangga yang berantakan seperti rumah tangga mereka.

Ketaatan terhadap perintah Allah dan terhadap suami harus dilaksanakan dengan hati yang ikhlas. Keikhlasanlah yang akan mendatangkan pahala.

Keikhlasanlah yang akan membuat seluruh aktifitas ketaatan yang melelahkan itu terasa ringan dan bisa dinikmati. Keikhlasanlah yang bisa menembus hati suami sehingga semakin terikat kuat hubungan keduanya dan menjadi istri yang tak tergantikan di hati suami.

Asahlah terus ketaatan dengan ikhlas. Dan lihatlah power cahayanya bagi rumah tangga.

3. Hafidzhoh lil Ghoib

As Suddi dan yang lainnya berkata: Yaitu menjaga suaminya dalam dirinya saat sedang tidak ada, demikian juga menjaga hartanya. (Tafsir Ibnu Katsir)

Al Biqo’i menambahkan: Yaitu menjaga hak-hak suami berupa jiwa, rumah, harta pada saat suami tidak sedang bersama istri. (Nadzmud Duror)

Berarti, istri istimewa cirinya adalah: Menjaga hak-hak suaminya, terutama saat sang suami sedang tidak ada.

Hak-hak suami yang harus dijaga adalah, haknya terhadap diri dan jiwa sang istri serta seluruh harta benda suami.

Lagi-lagi, inilah kebahagiaan suami dan istri. Amanah bagi istri ini, jika dilaksanakan dengan baik oleh istri akan semakin menebalkan rasa cinta bagi suaminya dan memberikan kebahagiaan hati yang tak terkatakan.

Bagi seorang suami, jelas dia merasa sangat nyaman walau harus meninggalkan istrinya. Nyaman dan aman pada istri yang tidak mungkin berlaku nista di belakangnya. Nyaman dan aman pada harta yang benar-benar dijaga dan tidak dikeluarkan kecuali seizinnya. Nyaman dan aman karena jerih payahnya selama ini terjaga oleh istri yang mengerti.

BACA JUGA: Rasa Malu pada Wanita Shalihah

Jadi, inilah kunci besar bagi wanita atau bagi anak perempuan yang sedang tumbuh dalam pendidikan dan layak dijadikan istri serta ibu bagi anak-anak di kemudian hari. Yaitu:

a. Taat kepada Allah

b. Taat kepada suami

c. Ikhlas dalam ketaatannya

d. Menjaga dirinya dan cintanya saat suami tidak ada

e. Menjaga harta suami dengan baik

Semuanya terkemas dalam satu kata: SHOLEHAH… []

Sumber: E-Book Kuliah Online Parenting Nabawiyah/Budi Ashari, Lc/2012

Surat yang menjelaskan wanita sholeha

Tuntunan Agama Islam Menjadi Wanita Sholehah merupakan dambaan setiap wanita muslimah. Namun apa dan bagaimana sosok wanita sholehah tersebut dalam pandangan Islam? Wanita adalah makhluq yang unik, Al-Qur-ân menjadikan sosok wanita sebagai contoh figur kekufuran dan juga sebagai contoh figur keimânan, sebagaimana disebutkan dalam surah At-Tahrîm (66):!0:

ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلاً لِلَّذِيْنَ كَفَرُوا امْرأَةَ نُوْحٍ وَ امْرَأَةَ لُوْطٍ كَانَتَا تَحْتَ عَبْدَيْن مِنْ  عِبَادِنَاصَالِحَيْنِ فَخَانَتَاهُمَا فَلَمْ يُغْنِيَا عَنْهُمَا مِنَ اللَّهِ شَيْئًا وَ قِيْلَ ادْخُلاَ النَّارً مَعَ الدَّاخِلِيْنَ

Allâh telah menjadikan isteri Nûh dan isteri Lûth sebagai perumpamaan (contoh) bagi orang kafir. (Padahal) keduanya berada di bawah pengawasan dua hamba dari hamba-hamba Kami yang shalih. Lalu kedua isteri itu berkhianat kepada kedua suaminya, maka kedua suaminya tidak dapat menolong mereka sedikit pun dari (siksa), dan dikatakan (pada keduanya): “Masuklah ke dalam Neraka bersama orang-orang yang masuk”.

Ayat ini menegaskan bahwa wanita sangat berpotensi melakukan kekufuran atau pengkhianatan, meskipun ia isteri seorang nabi. Padahal, sebagaimana kita ketahui, para nabi adalah manusia-manusia yang sempurna dalam segala hal; tentunya termasuk dalam soal kepemimpinan dalam rumah-tangga. Kemudian dalam ayat berikutnya Allâh berfirman:

ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلاً لِلَّذِيْنَ ءَامَنُوْا امْرَأَتَ فِرْعَوْنَ إِذْ قَالَتْ رَبِّ ابْنِ لِي عِنْدَكَ بَيْتًا  فِي الْجَنَّةِ وَ نَجِّنِي مِنْ فِرْعَوْنَ وَ عَمَلِهِ وَ نَجِّنِي مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِيْنَ

Dan Allâh telah menjadikan isteri Fir’aun sebagai perumpamaan (contoh) bagi orang-orang yang beriman; tatkala ia berdo’a: “Wahai Rabb-ku, bangunkanlah untuk-ku sebuah rumah di Sorga, dan selamatkanlah aku dari Fir’aun dan perbuatannya, dan selamatkanlah aku dari kaum yang zhalim”.

(Surah At-Tahrîm (66):11)

Al-Imâm Qurthubî mengatakan do’a ini diucapkan oleh isteri Fir’aun yang bernama Âsiyah ketika ia disiksa oleh Fir’aun karena ketahuan beriman kepada Nabi Mûsâ a.s. Tangan dan kakinya diikat jadi satu, dan dalam satu riwayat ia dirajam oleh Fir’aun dan kaumnya sampai mati. Ketika menjalani siksaan itulah ia memanjatkan do’a ini.

Ayat ini menegaskan betapa wanita memiliki daya tahan dalam menjalani penderitaan dalam mempertahankan keimânan kepada Allâh. Padahal ia — sebagai isteri seorang raja — telah mendaptakan kekayaan, perhiasan, kehormatan dan semua kesenangan dunia yang didambakan oleh umumnya kaum wanita. Namun, karena imânnya yang kuat kepada Allâh, ia rela melepaskan itu semua, bahkan ia rela disiksa demi mempertahankan keimanannya.

Begitu-juga Maryam, ibunda Nabi ‘Îsâ a.s., sebagaimana disebutkan dalam ayat berikutnya:

وَ مَرْيَمَ بْنَتَ عِمْرَانَ الَّتِيْ أَحْصَنَتْ فَرْجَهَا فَنَفَخْنَافِيْهِ مِنْ رُوْحِنَا وَ صَدَّقَتْ بِكَلِمَاتِ رَبِّهَا وَ كُتُبِهِ وَ كَانَتْ مِنَ الْقَانِتيْنَ

Dan Maryam, puteri ‘Imrân yang memelihara kehormatannya, maka kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari roh (ciptaan) Kami; dan ia membenarkan kalimat-kalimat Tuhannya dan Kitab-Kitab-Nya. Dan ia termasuk orang-orang yang taat.

Ayat ini menegaskan betapa berat cobaan yang dialami Maryam, seorang wanita yang terkenal di kalangan kaumnya sebagai wanita solehah, puteri dari ‘Imrân yang selalu menjaga kehormatan, menghindar dari pergaulan bebas. Namun, ia harus menjalani taqdir, hamil atas kehendak Allâh. Namun, ia rela menjalani ujian itu sehingga Allâh menetapkannya sebagai hamba-hamba Allâh yang taat.

Kontribusi Wanita Sholehah / Sholehah

Wanita Sholehah adalah puncak kesenangan dunia, sebagaimana sabda Rasûlullâh saw. dalam sebuah hadits:

 الدُّنْيَا مَتَاعٌ وَ خَيْرُ مَتَاعِهَا الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ

“Dunia itu semuanya menyenangkan, dan sebaik-baik kesenangan dunia adalah wanita sholehah”.

(H.R. Muslim. Lihat Riyâdhush-Shâlihîn)

Ini suatu penegasan dari Rasûlullâh saw. bahwa kehadiran seorang wanita sholehah dalam sebuah keluarga senantiasa membawa kesenangan terhadap suami, anak-anak dan semua keluarga. Ini menunjukkan betapa posisi wanita sangat signifikan atau sangat menentukan baik-buruknya sebuah keluarga. Bahkan, dalam suatu riwayat dikatakan bahwa Rasûlullâh saw. berkata :

مَنْ رَزَّقَهُ اللَّهُ امْرَأَةً صَالِحَةً , فَقَدْ أَعَانَهُ عَلَى شَطْرِ دِيْنِهِ , فَلْيَتَّقِ اللَّهَ  فِي الشَّطْرِالثَّانِي

“Barang-siapa yang di beri Allâh rezeki berupa isteri yang sholehah, maka sungguh Allâh telah menolongnya mendapat separoh dari agamanya. Maka hendaklah ia bertaqwa kepada Allâh untuk memperoleh yang separohnya”.

(H.R. Ath-Thabrânî dan Al-Hâkim. Lihat Al-Ahâdîtsush-Shahîhah oleh Syaikh Al-Albânî jilid II hal. 200)

Ada 2(dua) hal yang perlu diperhatikan dari hadits ini; Pertama: Isteri sholehah adalah rezeki Allâh.Kedua: Betapa beruntungnya seorang laki-laki yang diberi rezeki berupa isteri sholehah, karena — dengan keberadaan isteri sholehah — berarti ia dibantu Allâh untuk memperoleh separoh dari kesempurnaan agama. Dengan kata-lain, ia telah mendekati ketaatan atau keimanan yang sempurna. Ia tinggal melanjutkan proses penyempurnaannya dengan meningkatkan ketaqwaan kepada Allâh. Inilah kontribusi terbesar yang hanya dapat diberikan oleh isteri sholehah. Jadi, wajar kalau Rasûlullâh saw. memerintahkan kaum laki-laki dari umatnya untuk berusaha memperisteri wanita sholehah sebagaimana sabda Beliau:

لِيَتَّخِذْ أَحَدُكُمْ قَلْبًا شَاكِرًا , وَ لِسَانًا ذَاكِرًا , وَ زَوْجَةً مُؤْمِنَتًا تُعِيْنُ أَحَدَكُمْ   لأَمْرِآخِرَتِهِ

“Hendaklah kalian berusaha memiliki hati yang — senantiasa — bersyukur, memiliki lisan yang — senantiasa — berdzikir dan memperoleh isteri yang sholehah, yang selalu membantu kalian dalam perkara akhirat”.

(H.R. Ahmad, At-Tirmidzî dan Ibnu Mâjah. Lihat Al-Fathul-Kabîr juz V hal. 82 no.: 5231)

Hadits ini menegaskan, bahwa isteri sholehah akan selalu membantu atau mendorong suaminya melakukan perkara-perkara keakhiratan. Dengan kata-lain, ia tidak akan mendorong suami berbuat curang, korupsi, k.k.n. dsb. Wanita sholehah semacam inilah yang mampu membentuk keluarga sakinah.

            Sebaliknya, wanita atau isteri yang jahat, akan memberikan mudharat terhadap suami, sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits:

ثََلاَثٌ يَدْعُوْنَ اللَّهَ عَزَّ وَ جَلَّ فَلاَ يُسْتَجَابُ لَهُمْ : رَجُلٌ كَانَتْ تَحْتَهُ امْرَأةٌ  سَيِّئَةُ الْخُلُقِ فَلَمْ يُطَلِّقْهَا…..

“Ada tiga macam orang yang berdo’a kepada Allâh Yang Maha Mulia dan Maha Agung, namun tidak dikabulkan. Pertama: Seorang laki-laki yang memiliki isteri yang buruk perangainya, dan ia tidak menceraikannya…………….”.

(H.R. Al-Hâkim. Lihat Al-Fathul-Kabîr juz III hal. 75 no.: 3070)

            Jadi, isteri yang buruk perangai atau akhlaqnya akan menjadi penghalang bagi do’a sang suami. Alangkah sengsaranya seseorang yang do’anya tidak dikabulkan Allâh.


Sifat-Sifat Wanita Sholehah

Wanita sholehah memiliki sifat-sifat yang khusus, sebagaimana disebutkan Allâh SWT. dalam Al-Qur-ân:

فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِلْغَيْبِ بِمَا حَفِظ اللَّهُ

“Maka wanita yang shalih ialah yang taat kepada Allâh, lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allâh telah memelihara mereka…”.

Dalam salah sebuah hadits, Rasûlullâh saw. menyebutkan secara terperinci sifat-sifat wanita atau isteri yang sholehah. Sabda Beliau:

خَيْرُ النِّسَاءِ مَنْ تُسِرُّكَ إِذَا أَبْصَرْتَ , وَ تُطِيْعُكَ إِذَا أَمَرْتَ , وَ تَحْفَظُ غَيْبَتَكَ  فِي نَفْسِهَا وَ مَالِكَ

“Sebaik-baik isteri ialah yang menyenangkan-mu ketika engkau menatapnya, mematuhi-mu ketika engkau perintah; dan ketika engkau pergi, ia menjaga kehormatan-mu, yaitu dengan menjaga dirinya dan juga harta-mu”.

(H.R. Ath-Thabrânî. Lihat Al-Fathul-Kabîr juz III hal. 126 no.: 3294)

Inilah 3(tiga) sifat wanita sholehah:

1- Menyenangkan atau menimbulkan rasa senang suaminya ketika menatapnya. Ini mencakup aspek penampilan dan berkomunikasi.

2.-  Patuh atau taat ketika diperintah suaminya.

3.- Menjaga kehormatan suaminya, yaitu ketika suaminya pergi, ia tidak melakukan perbuatan yang meruntuhkan kehormatan suami.

4.-  Mampu menjaga harta suaminya.

Ada satu hal yang perlu diketahui, bagaimana pun sholehahnya seorang wanita, bila berada di bawah kepemimpinan suami yang tidak becus, tidak memiliki pengetahuan agama, tidak mampu membina dan menasihati isterinya, maka akan sia-sialah potensi wanita itu.

Dengan kata-lain, potensi keshalihan seorang wanita hanya dapat berkembang dengan baik apabila berada di bawah kepemimpinan suami yang baik pula. Allâh telah menyebutkan hal ini dalam surah An-Nisâ’ (4):34:

الرِّجَالُ قَوَّامُوْنَ عَلَى النِّسَاءِ……..

“Laki-laki itu adalah pemimpin bagi perempuan”.

Kata Qawwâmûn (قوامون) dalam ayat ini berasal dari kata Qawwâm (قوام) dari segi bahasa Artinya :

الْمُتَكَفِّلُ بِاْلأَمْرِ

“Yang bertanggung jawab terhadap segala urusan”.

Jadi, menurut ayat di atas, laki-laki dalam hal ini suami, bertanggung jawab sepenuhnya terhadap semua persoalan isterinya, baik yang berkaitan dengan soal material maupun spiritual. Dengan, kata-lain, seorang suami harus mampu menegakkan fungsi kepemimpinannya terhadap isterinya sesuai dengan kewajiban yang dibebankan Allâh kepadanya  (Wallâhu a’lam).

Surat yang menjelaskan wanita sholeha
Ciri-ciri Wanita Solehah (Wanita Idaman)

Wanita adalah salah satu makhluk ciptaan Allah Subhaanahu wata’ala yang mulia. Karakteristik wanita berbeda dari laki-laki dalam beberapa hukum misalnya aurat wanita berbeda dari aurat laki-laki. Wanita memiliki kedudukan yang sangat agung dalam islam. Islam sangat menjaga harkat, martabat seorang wanita. Wanita yang mulia dalam islam adalah wanita muslimah yang sholihah.

Wanita muslimah tidak cukup hanya dengan muslimah saja, tetapi haruslah wanita muslimah yang sholihah karena banyak wanita muslimah yang tidak sholihah. Allah Subhaanahu wata’ala sangat memuji wanita muslimah, mu’minah yang sabar dan khusyu’. Bahkan Allah Subhaanahu wata’ala mensifati mereka sebagai para pemelihara yang taat. Allah Subhaanahu wata’ala berfirman:

Artinya: “Maka wanita yang sholihah adalah yang taat, lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada dikarenakan Allah telah menjaga mereka.” (QS. An Nisa’:34)

Wanita shalihah adalah idaman setiap orang. Harta yang paling berharga, sebaik-baik perhiasan. Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, artinya: ”Dunia seluruhnya adalah perhiasan. Dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita yang sholihah.”

Alangkah indahnya jika setiap muslimah menjadi wanita yang sholihah, idaman setiap suami. Oleh karenanya seyogyanya setiap wanita bersegera untuk memperbaiki diri dan akhlaqnya agar menjadi wanita yang sholihah. Oleh karena itu kita harus mengetahui sifat dan ciri-ciri wanita sholehah, di antaranya:

1. Pertama
Wanita muslimah adalah wanita yang beriman bahwa Allah Subhaanahu wata’ala adalah Rabbnya, dan Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam adalah nabi-Nya, serta islam pedoman hidupnya. Dampak itu semua nampak jelas dalam perkataan, perbuatan, dan amalannya. Dia akan menjauhi apa-apa yang menyebabkan murka Allah, takut dengan siksa-Nya yang teramat pedih, dan tidak menyimpang dari aturan-Nya.

2. Kedua
Wanita muslimah selalu menjaga sholat lima waktu dengan wudlu’nya, khusyu’ dalam menunaikannya, dan mendirikan sholat tepat pada waktunya, sehingga tidak ada sesuatupun yang menyibukkannya dari sholat itu. Tidak ada sesuatupun yang melalaikan dari beribadah kepada Allah Subhaanahu wata’ala sehingga nampak jelas padanya buah sholat itu. Sebab sholat itu mecegah perbuatan keji dan munkar serta benteng dari perbuatan maksiat.

3. Ketiga
Wanita muslimah adalah yang menjaga hijabnya dengan rasa senang hati. Sehingga dia tidak keluar kecuali dalam keadaan berhijab rapi, mencari perlindungan Allah dan bersyukur kepadaNya atas kehormatan yang diberikan dengan adanya hukum hijab ini, dimana Allah Subhaanahu wata’ala menginginkan kesucian baginya dengan hijab tersebut. Allah berfirman:

Artinya: “Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, Karena itu mereka tidak di ganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Ahzab:59)

4. Keempat
Wanita muslimah selalu menjaga ketaatan kepada suaminya, seiya sekata, sayang kepadanya, mengajaknya kepada kebaikan, menasihatinya, memelihara kesejahteraannya, tidak mengeraskan suara dan perkataan kepadanya, serta tidak menyakiti hatinya.

Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda:

إذا صلحت المرأة خمسها وصامت شهرها وأطاعت زوجهادخلت جنّة ربّها (رواه أحمد وطبراني)

5. Kelima
Wanita muslimah adalah wanita yang mendidik anak-anaknya untuk taat kepada Allah Subhaanahu wata’ala, mengajarkan kepada mereka aqidah yang benar, menanamkan ke dalam hati mereka perasaan cinta kepada Allah dan Rasul-Nya menjauhkan mereka dari segala jenis kemaksiatan dan perilaku tercela.

Allah berfirman, artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At Tahrim:6)

6. Keenam
Wanita muslimah tidak berkhalwat (berduaan) dengan laki-laki bukan mahramnya.

Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda, artinya: “Tidaklah seorang wanita itu berkhalwat dengan seorang laki-laki, kecuali setan menjadi pihak ketiganya” (Riwayat Ahmad)

Dia dilarang bepergian jauh kecuali dengan mahramnya, sebagaimana pula dia tidak boleh menghadiri pasar-pasar dan tempat-tempat umum kecuali karena mendesak. Itupun harus berhijab. Nabi Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda:

Artinya: “Seorang wanita dilarang mengadakan suatu perjalanan sejarak sehari semalam keculai disertai mahramnya” (Mutafaq Alaih)

Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, artinya: “Diizinkan bagi kalian keluar rumah untuk keperluan kalian (wanita)” (Mutafaq Alaih)

7. Ketujuh
Wanita muslimah adalah wanita yang tidak menyerupai laki-laki dalam hal-hal khusus yang menjadi ciri-ciri mereka.

Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, artinya: “Allah melaknat laki-laki yang menyerupai wanita dan wanita-wanita yang menyerupai laki-laki”

Juga tidak menyerupai wanita-wanita kafir dalam hal-hal yang menjadi ciri khusus mereka, baik berupa pakaian, maupun gerak-gerik dan tingkah laku. Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

من تشبه بقوم فهو متهم(رواه أحمد، أبودٰود وغيره)

8. Kelapan
Wanita muslimah selalu menyeru ke jalan Allah di kalangan wanita dengan kata-kata yang baik, baik berkunjung kepadanya, berhubungan telepon dengan saudara-saudaranya, maupun dengan sms. Di samping itu, dia mengamalkan apa yang dikatakannya serta berusaha untuk menyelamatkan diri dan keluarganya dari siksa Allah. Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

9. Kesembilan
Wanita muslimah selalu menjaga hatinya dari syubhat maupun syahwat. Memelihara matanya dari memandang yang haram. Allah Subhaanahu wata’ala berfirman:

Artinya : “Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya.” (QS. An Nur: 31)

Menjaga farjinya, memelihara telinganya dari mendengarkan nyanyian dan perbuatan dosa. Memelihara semua anggota tubuhnya dari penyelewengan. Ketahuilah yang demikian itu adalah takwa. Nabi Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda:

10. Kesepuluh
Wanita muslimah selalu menjaga waktunya agar tidak terbuang sia-sia,baik siang hari atau malamnya. Maka dia menjauhkan diri dari ghibah (menggunjing), namimah (mengadu domba), mencaci dan hal lain yang tidak berguna.

Artinya: “Janganlah kalian saling dengki, saling membenci, saling mencari kesalahan dan bersaing dalam penawaran, namun jadilah hamba-hamba Allah yang bersatu” (Riwayat Muslim)

Artinya: “Mencaci seorang muslim adalah kefasikan dan membunuhnya adalah kekafiran” (Mutaffaq Alaih)

Allah Subhaanahu wata’ala berfirman, artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Hujurat:12)
Wanita muslimah tidak cukup hanya dengan muslimah saja, tetapi haruslah wanita muslimah yang sholihah karena banyak wanita muslimah yang tidak sholihah. Allah Subhaanahu wata’ala sangat memuji wanita muslimah, mu’minah yang sabar dan khusyu’. Bahkan Allah Subhaanahu wata’ala mensifati mereka sebagai para pemelihara yang taat. Allah Subhaanahu wata’ala berfirman:

Artinya: “Maka wanita yang sholihah adalah yang taat, lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada dikarenakan Allah telah menjaga mereka.” (QS. An Nisa’:34)

Wanita shalihah adalah idaman setiap orang. Harta yang paling berharga, sebaik-baik perhiasan. Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, artinya: ”Dunia seluruhnya adalah perhiasan. Dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita yang sholihah.”

Alangkah indahnya jika setiap muslimah menjadi wanita yang sholihah, idaman setiap suami. Oleh karenanya seyogyanya setiap wanita bersegera untuk memperbaiki diri dan akhlaqnya agar menjadi wanita yang sholihah. Oleh karena itu kita harus mengetahui sifat dan ciri-ciri wanita sholehah, di antaranya:

1. Pertama
Wanita muslimah adalah wanita yang beriman bahwa Allah Subhaanahu wata’ala adalah Rabbnya, dan Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam adalah nabi-Nya, serta islam pedoman hidupnya. Dampak itu semua nampak jelas dalam perkataan, perbuatan, dan amalannya. Dia akan menjauhi apa-apa yang menyebabkan murka Allah, takut dengan siksa-Nya yang teramat pedih, dan tidak menyimpang dari aturan-Nya.

2. Kedua
Wanita muslimah selalu menjaga sholat lima waktu dengan wudlu’nya, khusyu’ dalam menunaikannya, dan mendirikan sholat tepat pada waktunya, sehingga tidak ada sesuatupun yang menyibukkannya dari sholat itu. Tidak ada sesuatupun yang melalaikan dari beribadah kepada Allah Subhaanahu wata’ala sehingga nampak jelas padanya buah sholat itu. Sebab sholat itu mecegah perbuatan keji dan munkar serta benteng dari perbuatan maksiat.

3. Ketiga
Wanita muslimah adalah yang menjaga hijabnya dengan rasa senang hati. Sehingga dia tidak keluar kecuali dalam keadaan berhijab rapi, mencari perlindungan Allah dan bersyukur kepadaNya atas kehormatan yang diberikan dengan adanya hukum hijab ini, dimana Allah Subhaanahu wata’ala menginginkan kesucian baginya dengan hijab tersebut. Allah berfirman:

Artinya: “Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, Karena itu mereka tidak di ganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Ahzab:59)

4. Keempat
Wanita muslimah selalu menjaga ketaatan kepada suaminya, seiya sekata, sayang kepadanya, mengajaknya kepada kebaikan, menasihatinya, memelihara kesejahteraannya, tidak mengeraskan suara dan perkataan kepadanya, serta tidak menyakiti hatinya.

Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda:

إذا صلحت المرأة خمسها وصامت شهرها وأطاعت زوجهادخلت جنّة ربّها (رواه أحمد وطبراني)

5. Kelima
Wanita muslimah adalah wanita yang mendidik anak-anaknya untuk taat kepada Allah Subhaanahu wata’ala, mengajarkan kepada mereka aqidah yang benar, menanamkan ke dalam hati mereka perasaan cinta kepada Allah dan Rasul-Nya menjauhkan mereka dari segala jenis kemaksiatan dan perilaku tercela.

Allah berfirman, artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At Tahrim:6)

6. Keenam
Wanita muslimah tidak berkhalwat (berduaan) dengan laki-laki bukan mahramnya.

Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda, artinya: “Tidaklah seorang wanita itu berkhalwat dengan seorang laki-laki, kecuali setan menjadi pihak ketiganya” (Riwayat Ahmad)

Dia dilarang bepergian jauh kecuali dengan mahramnya, sebagaimana pula dia tidak boleh menghadiri pasar-pasar dan tempat-tempat umum kecuali karena mendesak. Itupun harus berhijab. Nabi Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda:

Artinya: “Seorang wanita dilarang mengadakan suatu perjalanan sejarak sehari semalam keculai disertai mahramnya” (Mutafaq Alaih)

Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, artinya: “Diizinkan bagi kalian keluar rumah untuk keperluan kalian (wanita)” (Mutafaq Alaih)

7. Ketujuh
Wanita muslimah adalah wanita yang tidak menyerupai laki-laki dalam hal-hal khusus yang menjadi ciri-ciri mereka.

Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, artinya: “Allah melaknat laki-laki yang menyerupai wanita dan wanita-wanita yang menyerupai laki-laki”

Juga tidak menyerupai wanita-wanita kafir dalam hal-hal yang menjadi ciri khusus mereka, baik berupa pakaian, maupun gerak-gerik dan tingkah laku. Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

من تشبه بقوم فهو متهم(رواه أحمد، أبودٰود وغيره)

8. Kelapan
Wanita muslimah selalu menyeru ke jalan Allah di kalangan wanita dengan kata-kata yang baik, baik berkunjung kepadanya, berhubungan telepon dengan saudara-saudaranya, maupun dengan sms. Di samping itu, dia mengamalkan apa yang dikatakannya serta berusaha untuk menyelamatkan diri dan keluarganya dari siksa Allah. Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

9. Kesembilan
Wanita muslimah selalu menjaga hatinya dari syubhat maupun syahwat. Memelihara matanya dari memandang yang haram. Allah Subhaanahu wata’ala berfirman:

Artinya : “Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya.” (QS. An Nur: 31)

Menjaga farjinya, memelihara telinganya dari mendengarkan nyanyian dan perbuatan dosa. Memelihara semua anggota tubuhnya dari penyelewengan. Ketahuilah yang demikian itu adalah takwa. Nabi Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda:

10. Kesepuluh
Wanita muslimah selalu menjaga waktunya agar tidak terbuang sia-sia,baik siang hari atau malamnya. Maka dia menjauhkan diri dari ghibah (menggunjing), namimah (mengadu domba), mencaci dan hal lain yang tidak berguna.

Artinya: “Janganlah kalian saling dengki, saling membenci, saling mencari kesalahan dan bersaing dalam penawaran, namun jadilah hamba-hamba Allah yang bersatu” (Riwayat Muslim)

Artinya: “Mencaci seorang muslim adalah kefasikan dan membunuhnya adalah kekafiran” (Mutaffaq Alaih)

Allah Subhaanahu wata’ala berfirman, artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Hujurat:12)

les privat surabaya, les privat surabaya, les privat surabaya, les privat surabaya, lbb privat surabaya, lbb privat surabaya, lbb privat surabaya, lbb privat surabaya, lbb privat surabaya, les privat, les privat,les privat,les privat, lbb privat, lbb privat,lbb privat,lbb privat,lbb privat,

http://lbbprivat.wordpress.com/2013/04/06/wanita-sholehah-dan-cirinyaapakah-kamu-termasuk-di-dalamnya/