Tulis arti hadits riwayat al baihaqi tentang perintah berbuat baik kepada guru

Illustrasi Guru. Foto: Freepik

Guru didefinisikan sebagai seorang pengajar dan pendidik profesional dalam lembaga pendidikan formal dengan kualifikasi tertentu. Tugas utama guru adalah mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik, baik di tingkat dasar maupun menengah.

Dalam Islam, guru digolongkan sebagai orang-orang beruntung di dunia dan di akhirat. Sebab, mereka merupakan sosok pendidik yang berilmu, menyuruh kepada kebaikan, dan mencegah dari keburukan. Hal ini sebagaimana firman Allah yang berbunyi:

وَلْتَكُنْ مِّنْكُمْ اُمَّةٌ يَّدْعُوْنَ اِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۗ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ

Artinya: “Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS. Ali Imran: 104).

Ayat tersebut dipertegas oleh pesan Rasulullah SAW kepada Abu Darda, beliau bersabda: “Jadilah engkau sebagai orang berilmu, atau pembelajar, atau penyimak ilmu, atau pecinta ilmu. Namun jangan jadi yang kelima, niscaya engkau celaka.” (HR Al-Baihaqi).

Selain kedua dalil di atas, apakah ada hadits tentang guru yang lainnya? Untuk mengetahui jawabannya simak uraian berikut.

Dalil Hadits tentang Guru

Illustrasi Guru. Foto: Freepik

Berikut adalah dalil hadits tentang guru yang dinukil dari buku Profesionalisme Guru Berbasis Religius oleh Dr. Suriadi dan H. Triyo Supriyatno.

1. Hadits menghormati guru

Para sahabat Nabi SAW, suri tauladan untuk manusia setelah Rasulullah, telah memberikan contoh dalam memberi hormat terhadap seorang guru. Sahabat Abu Sa’id Al-Khudri Radhiallahu ‘anhu berkata:

كنا جلوساً في المسجد إذ خرج رسول الله فجلس إلينا فكأن على رؤوسنا الطير لا يتكلم أحد منا

Artinya: “Saat kami sedang duduk-duduk di masjid, maka keluarlah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian duduk di hadapan kami. Maka seakan-akan di atas kepala kami terdapat burung. Tak satu pun dari kami yang berbicara.” (HR. Bukhari).

Abdurahman bin Harmalah Al Aslami berkata yang artinya: “Tidaklah sesorang berani bertanya kepada Said bin Musayyib, sampai dia meminta izin, layaknya meminta izin kepada seorang raja.”

2. Nabi Muhammad SAW merupakan seorang guru

Allah mengutus Nabi Muhammad untuk menjadi pemimpin umat, komandan perang, dan hakim dalam menyelesaikan berbagai masalah. Tapi dari sekian banyak peran beliau, yang paling utama adalah perannya sebagai seorang pendidik atau guru. Hal ini sesuai dengan hadits berikut:

Rasulullah SAW bersabda: “Allah tidak mengutusku sebagai orang yang kaku dan keras akan tetapi mengutusku sebagai seorang pendidik dan mempermudah.” (HR. Muslim).

Adapun hadits lain yang menegaskan bahwa Nabi Muhammad merupakan seorang guru bunyinya adalah sebagai berikut:

Dari Abdullah bin Amru, ia menceritakan bahwa suatu hari Rasulullah SAW masuk ke masjid. Di dalam masjid ada dua kelompok sahabat sedang berkumpul-kumpul. Kelompok pertama sedang membaca Alquran dan berdoa, sementara kelompok kedua sedang melakukan kegiatan belajar mengajar.

Melihat pemandangan indah tersebut Nabi SAW bersabda: “Mereka semua berada dalam kebaikan. Kelompok pertama membaca Al-Quran dan berdoa kepada Allah, jika Allah berkehendak Dia akan memberi (apa yang mininta) mereka. Sementara kelompok yang kedua belajar mengajar, dan sesungguhnya aku diutus sebagai seorang guru”. Kemudian Rasulullah Saw duduk dan bergabung bersama kelompok yang kedua.” (HR. Ibnu Majah)

3. Pahala seorang guru akan terus mengalir

Pahala seorang guru akan terus mengalir walaupun dirinya telah meninggal. Rasulullah bersabda, “Jika seorang insan meninggal, maka terputuslah amalnya kecuali tiga amal: sedekah yang mengalir, ilmu yang bermanfaat, dan anak yang selalu mendoakan.” (HR. Al-Tirmidzi)

Ilustrasi berbakti kepada kedua orang tua. Sumber: Unsplash

Berbakti kepada kedua orang tua merupakan salah satu ibadah yang diperintahkan oleh Allah terhadap semua umat.

Perintah untuk senatiasa berbakti kepada orang tua sendiri telah dijelaskan oleh Allah SWT dalam berbagai dalil Alquran dan hadist. Untuk mengetahu apa saja dalil Alquran dan hadist tentang berbakti kepada orang tua, simak ulasan berikut.

Dikutip lewat The Miracle of Hijab (2014) oleh Anton Ramdan, dalam surat Al Isra ayat 23, Allah telah memerintahkan kita untuk senantiasa menyembah kepadanya dan senantiasa berbuah baik kepada kedua orang tua, yakni ibu dan bapak. Disebutkan dalam ayat tersebut bahwa kita juga diwajibkan untuk selalu memperlakukan orang tua kita dengan baik, mengucapkan kata-kata baik dan tidak boleh membentaknya.

Berikut bunyi dalil Alquran dalam surat Al Isra ayat 23 dan terjemahannya yang berisi perintah bagi umat muslim untuk selalu berbakti kepada kedua orang tua:

وَقَضٰى رَبُّكَ اَلَّا تَعۡبُدُوۡۤا اِلَّاۤ اِيَّاهُ وَبِالۡوَالِدَيۡنِ اِحۡسَانًا‌ ؕ اِمَّا يَـبۡلُغَنَّ عِنۡدَكَ الۡكِبَرَ اَحَدُهُمَاۤ اَوۡ كِلٰهُمَا فَلَا تَقُلْ لَّهُمَاۤ اُفٍّ وَّلَا تَنۡهَرۡهُمَا وَقُلْ لَّهُمَا قَوۡلًا كَرِيۡمًا‏

Artinya: “Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik. (QS. Al Isra: 23)

Dalil Hadist tentang Berbakti kepada Orang Tua

Selain terangkum dalam ayat suci Alquran, perintah untuk senantiasa berbuat baik dan berbakti kepada kedua orang tua juga telah dijelaskan lewat sejumlah hadist Nabi Muhammad. Berikut beberapa bacaan hadist tentang berbakti kepada orang tua yang patut kita amalkan:

Berbakti Kepada Ibu dan Bapak

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَنْ أَحَقُّ النَّاسِ بِحُسْنِ صَحَابَتِي قَالَ أُمُّكَ قَالَ ثُمَّ مَنْ قَالَ ثُمَّ أُمُّكَ قَالَ ثُمَّ مَنْ قَالَ ثُمَّ أُمُّكَ قَالَ ثُمَّ مَنْ قَالَ ثُمَّ أَبُوكَ

Artinya: "Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dia berkata; “Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sambil berkata; “Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak aku berbakti kepadanya?” Beliau menjawab: “Ibumu.” Dia bertanya lagi; “Kemudian siapa?” Beliau menjawab: “Ibumu.” Dia bertanya lagi; “Kemudian siapa lagi?” Beliau menjawab: “Ibumu.” Dia bertanya lagi; “Kemudian siapa?” Beliau menjawab: “Kemudian ayahmu.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Termasuk Amalan yang Dicintai Allah

سَأَلْتُ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – أَىُّ الْعَمَلِ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ قَالَ « الصَّلاَةُ عَلَى وَقْتِهَا » . قَالَ ثُمَّ أَىُّ قَالَ « ثُمَّ بِرُّ الْوَالِدَيْنِ » .قَالَ ثُمَّ أَىّ قَالَ « الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ » . قَالَ حَدَّثَنِى بِهِنَّ وَلَوِ اسْتَزَدْتُهُ لَزَادَنِى

Artinya: “Aku bertanya pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘Amal apakah yang paling dicintai oleh Allah ‘azza wa jalla?’ Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ‘Shalat pada waktunya’. Lalu aku bertanya, ‘Kemudian apa lagi?’ Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, ‘Kemudian berbakti kepada kedua orang tua.’ Lalu aku mengatakan, ‘Kemudian apa lagi?’ Lalu beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, ‘Berjihad di jalan Allah’.” Lalu Abdullah bin Mas’ud mengatakan, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memberitahukan hal-hal tadi kepadaku. Seandainya aku bertanya lagi, pasti beliau akan menambahkan (jawabannya).” (HR. Bukhari dan Muslim)

Berbakti Kepada Orang Tua untuk Memanjangkan Umur dan Menambah Rezeki

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ ،قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُمَدَّ لَهُ فِي عُمْرِهِ، وَأَنْ يُزَادَ لَهُ فِي رِزْقِهِ، فَلْيَبَرَّ وَالِدَيْهِ، وَلْيَصِلْ رَحِمَهُ.

Artinya: “Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda; “Siapa yang ingin dipanjangkan umurnya dan ditambahkan rezkinya, maka hendaknya ia berbakti kepada kedua orang tuanya dan menyambug silaturrahim (kekerabatan).” (HR. Ahmad)

Itulah beberapa dalil Alquran dan hadist tentang berbakti kepada orang tua yang perlu kita ketahui dan kita amalkan dalam kehidupan sehari-hari.

Sebagai seorang anak, sikap berbakti merupakan hal yang wajib dilakukan sebagai bentuk kasih sayang dan rasa terima kasih seseorang terhadap orang tua yang sudah membesarkannya.

Semoga ulasan tadi dapat bermanfaat. (HAI)