Apakah wafer nabati bikin gemuk

KOMPAS.com — Produk camilan kian membanjiri pasar. Pilihannya pun semakin beragam. Dari yang berbasis tepung terigu, tepung kedelai, cokelat, teh hijau, buah, hingga kacang-kacangan. Jangan keliru, pilih yang mengandung nilai gizi.

Siapa yang tidak suka ngemil. Mulai dari anak-anak hingga orang dewasa semua menyukai makanan ringan (snack). Tak heran bila produk-produk snack banyak bermunculan di pasar. Menurut data, Indonesia berada di peringkat ketiga setelah Jepang dan China dalam perkembangan pasar snack berdasarkan volumenya.

Menjawab kebutuhan masyarakat untuk memerhatikan kesehatan (antara lain dengan mengurangi asupan lemak dan gula), saat ini marak tawaran jenis camilan yang memproklamirkan diri sebagai camilan sehat. Menurut keterangan pada kemasannya, camilan sehat tersebut mengandung vitamin, kaya akan protein, dan serat pangan.

Menurut pengamatan Prof Dr Made Astawan, ahli teknologi pangan dan gizi dari Institut Pertanian, Bogor, camilan yang banyak beredar di pasaran saat ini masih didominasi oleh makanan yang padat kalori dan kandungan MSG yang tinggi. Padahal, menyantap makanan yang berkualitas tinggi, termasuk camilan, adalah salah satu ciri gaya hidup sehat.

Salah satu indikasi pangan sehat, menurut Made, adalah kandungan indeks glisemik yang rendah. Indeks glisemik (IG) merupakan istilah yang relatif baru dalam bidang pangan, berkaitan erat dengan metabolisme karbohidrat.

IG merupakan indikator cepat atau lambatnya unsur karbohidrat berdasarkan kemampuannya menaikkan kadar gula darah tubuh setelah dikonsumsi. Bahan pangan dengan IG rendah lebih aman untuk penderita diabetes dan kegemukan.

Pangan IG rendah akan dicerna dan diubah menjadi glukosa secara bertahap dan perlahan-lahan, sehingga puncak kadar gula darah juga akan rendah. Hal ini sangat penting bagi diabetesi (pasien diabetes) dalam mengendalikan gula darah. Selain itu, mengonsumsi pangan dengan IG rendah membuat perut tidak cepat lapar.

Makanan dengan IG tinggi, menurut Made, bukan berarti sama sekali tidak berguna. Orang yang berbuka puasa atau atlet yang hendak bertanding memerlukan pangan IG tinggi agar makanan yang dikonsumsi segera dikonversi menjadi energi, paparnya.

Camilan dengan IG rendah
Baru-baru ini dipublikasikan hasil penelitian mengenai IG yang bertajuk Uji Indeks Glikemik Berbagai Makanan Ringan yang Beredar di Indonesia oleh Made dan rekan-rekan. Ini merupakan penelitian yang pertama di Indonesia.

Dalam penelitiannya, bahan pangan dikelompokkan menjadi tiga, yakni pangan dengan IG rendah (kurang dari 55), sedang (antara 55-70), dan IG tinggi (lebih dari 70) berdasarkan skala 0-100. Bahan pangan yang dengan cepat menaikkan kadar gula darah sesaat setelah dikonsumsi berati memiliki nilai IG tinggi.

Dari empat jenis camilan yang diuji, yakni wafer cokelat, biskuit, cokelat batangan, dan camilan fruit soy bar (tepung kedelai dan buah kering), diketahui cokelat batangan dan fruit soy bar memiliki kadar IG yang rendah, yakni 42 dan 25. Sedangkan biskuit memiliki kadar IG tinggi (62), demikian juga dengan keripik kentang (70).

Meski begitu, cokelat juga mengandung kadar lemak dan gula yang tinggi. Sebaliknya dengan fruit soy bar yang kandungan gulanya rendah tetapi kaya akan serat dan protein nabati.

"Selain kadar IG, sebaiknya perhatikan juga komposisi pendukung suatu produk. Ketahui pula kalori, gula dan kadar lemaknya," ujar Made. Karena, beberapa jenis camilan yang memiliki kadar IG rendah pada umumnya mengandung gula yang tinggi. Jika dikonsumsi berlebihan justru bisa berdampak buruk bagi kesehatan.

Informasi IG sangat bermanfaat untuk pasien diabetes maupun mereka yang sedang menjaga berat badannya. Namun, belum banyak produk yang menyertakan kadar IG dalam komposisi bahan dalam kemasan. "Di beberapa negara, misalnya Jepang dan Australia, sudah ada logo yang menyatakan kadar IG suatu bahan makanan," kata Made.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Apakah wafer nabati bikin gemuk

Courtesy ShutterStock.com

Ada yang hobby ngemil di sini? Coba deh berbagi info, camilan apa yang jadi favoritmu?

Sebagian besar orang doyan ngemil popcorn atau kacang saat menonton film kesukaan. Dan walaupun dituding kalau dapat menyebabkan jerawat, ternyata popcorn dan kacang justru adalah pilihan camilan yang sehat yang lebih layak dipilih ketimbang camilan lainnya.

Kacang sendiri punya lemak baik dan aneka nutrisi yang baik untuk kulit, serta mencegah peradangan.

Ada nggak camilan yang justru bikin gemuk atau menimbulkan masalah lainnya?

Tentu saja ada dong. Dan sebaiknya memang Anda tidak ngemil beberapa daftar camilan berikut ini:

Makanan manis

Makanan yang terlalu manis sebaiknya memang tidak dijadikan camilan sehari-hari, contohnya donat, permen, biskuit, dan lain sebagainya. Makanan manis dapat menyebabkan kantuk berlebihan serta kandungan gulanya mengancam kesehatan yang dapat memicu diabetes, dan penyakit kolesterol.

Minuman bersoda

Sifatnya asam dan kandungan gulanya tinggi. Minuman yang satu ini hanya akan memberikan efek negatif pada tubuh. Selain menimbun lemak, soda juga bikin perut jadi buncit.

Aneka keripik manis

Keripik singkong dengan taburan gula atau keripik kentang barbekyu paling cocok dinikmati sambil nonton film seru atau saat sedang ngobrol. Rasanya sulit berhenti kalau sudah makan yang satu ini.

Camilan ini pada dasarnya sudah mengandung karbohidrat, ditambah dengan gula dan garam ia malah dapat meningkatkan resiko hipertensi serta diabetes. Belum lagi kalau ia pakai pewarna, wah bisa double dong ancaman kesehatannya.

Mie instant

Rasanya sulit kan kalau mencari menu makanan yang tepat untuk mengganjal rasa lapar di malam hari. Tetapi semuanya bisa diatasi jika ada mie instant. Dan tak cukup hanya sebungkus, ada yang baru merasa kenyang kalau sudah makan 2-3 bungkus.

Memang sebagian besar dari mie adalah karbohidrat, tetapi kandungan garam yang tinggi dan penyedap rasa tidak berefek baik bagi kesehatan.

Cake manis

Jangan terlalu sering menyantap cake-cake manis dengan taburan gula atau cream. Karbohidrat ditambah dengan gula akan bersiap membuat berat badan naik drastis dalam hitungan hari.

  • Memanaskan Sayur Bayam Itu Berbahaya Bagi Kesehatan
  • Enak Sih, Tapi 5 Makanan Ini Bikin Kulit Jadi Jelek
  • 16 Tahun Aku Makan Junkfood, Tapi Tubuhku Tetap Langsing
  • 7 Makanan Yang Tidak Boleh Anda Konsumsi Setelah Berolahraga
  • 6 Efek Samping Terlalu Sering Makan Telur
 

(vem/bee)

  • Apakah wafer nabati bikin gemuk

What's On Fimela

powered by

Berapa kalori Nabati Wafer?

Terdapat 50 kalori dalam 6 butir (10 g).

Apakah boleh makan nabati saat diet?

Pola diet nabati terbaik untuk menurunkan berat badan adalah dengan mengonsumsi makanan berserat yang diproses secara minimal seperti sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan, dan biji-bijian. Kita juga bisa menambahkan beberapa produk susu, telur, ikan, atau protein hewani lainnya dalam porsi lebih yang lebih kecil.

Apakah baik mengkonsumsi wafer nabati?

Nabati adalah Wafer renyah dan ringan dengan krim yang sangat terasa. Nabati merupakan pilihan makanan ringan yang lebih sehat karena mengandung vitamin (A, B1, B2, B6, B12) dan cocok untuk dinikmati kapan saja.

Berapa kalori wafer nabati coklat?

Energi total 70kkal, energi dari lemak 25kkal. % AKG: lemak total 3g, lemak jenuh 1.5g, lemak trans 0g, protein 1g, karbohidrat total 10g, gula 5g, natrium/sodium 25mg, vitamin A 15%, vitamin B2 15%, vitamin B12 15%, vitamin E 15%.