Berapa lama batuk pada bayi sembuh

Batuk rejan (pertusis) merupakan kondisi yang serius pada bayi dan bisa mematikan.

Ini merupakan penyakit menular yang terjadi akibat infeksi bakteri Bordetella pertussis pada saluran pernapasan.

Selain batuk berkepanjangan, kondisi ini juga ditandai dengan tarikan napas yang mengeluarkan suara bernada tinggi “whoop” atau mengi (berbunyi ngik ngik).

Selain itu, gejala lain yang muncul bisa berupa demam dan hidung meler.

Adapun bayi di bawah usia 6 bulan lebih mungkin mengalami komplikasi dari pertusis, seperti pneumonia dan ensefalopati.

Pemberian vaksin DPT (difteri, pertusis, tetanus) dapat membantu mengurangi risiko penularannya pada bayi.

4. Bronkiolitis

Bronkiolitis adalah infeksi paru-paru yang umum terjadi pada anak-anak dan bayi di bawah usia 12 bulan.

Umumnya, kondisi ini terjadi karena infeksi virus dan sering kali memuncak saat cuaca dingin.

Gejala bronkiolitis mirip dengan flu biasa, seperti hidung meler dan demam ringan. Namun, lambat laun, bayi menjadi batuk, mengi, dan kesulitan bernapas.

Adapun gejala ini sering terjadi selama beberapa hari atau bahkan minggu.

Sebagian besar kasus bronkiolitis pada bayi pun umumnya bersifat ringan. Namun, jika infeksi semakin parah, bronkiolitis dapat mengancam keselamatan jiwa si kecil.

5. Pneumonia

Banyak infeksi pada paru-paru yang dimulai dengan gejala seperti flu. Selain bronkiolitis, pneumonia juga bisa menjadi penyebabnya.

Pneumonia merupakan infeksi pada paru-paru yang disebabkan oleh bakteri atau virus. Kondisi ini menyebabkan paru-paru memproduksi dahak berlebih, sehingga memicu batuk pada si kecil.

Selain itu, pneumonia pada anak bayi juga sering disertai dengan demam tinggi, meriang, sulit bernapas, nyeri dada (terutama saat batuk), dan kelelahan yang tak biasa.

Untuk mengatasinya, dokter mungkin akan memberikan antibiotik untuk bayi Anda.

6. Asma

Bayi yang mengidap asma juga umumnya mengalami batuk saat gejalanya muncul.

Selain batuk, gejala asma yang muncul pada bayi bisa berupa sesak napas, mengi, mudah lelah, bayi menjadi rewel, hingga muncul warna biru pada kulit dan kuku bayi.

Batuk pada bayi ini dapat berlangsung di siang hari. Namun, biasanya gejala akan memburuk pada malam hari atau saat suhu di sekitar berubah dingin.

Adapun asma itu sendiri terjadi ketika saluran udara menyempit akibat peradangan.

Sementara itu, beberapa faktor dapat memicu kekambuhan gejala asma pada anak, seperti asap, bau yang menyengat, bulu, serbuk sari, atau tungau debu.

Bagaimana cara mengatasi batuk pada bayi?

Mengatasi batuk pada bayi tidak bisa dilakukan sembarangan.

Melansir laman Baby Center, pemberian obat batuk over-the-counter (OTC) atau yang dibeli bebas di apotek tidak dianjurkan untuk bayi.

Bahkan American Academy of Pediatrics menyebut, Anda bisa mengobati batuk pada si kecil secara alami dan tanpa obat-obatan.

Bagaimana caranya? Berikut adalah beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk membantu meredakan batuk pada bayi Anda.

1. Meningkatkan cairan tubuh

Cairan tambahan dapat membantu meringankan batuk pada si kecil. Anda bisa memberinya air putih atau jus.

Namun, pada bayi di bawah usia 6 bulan, pemberian ASI ekstra sangat dianjurkan, karena ASI dipercaya dapat meningkatkan imunitas bayi.

2. Berikan madu

Bila si kecil sudah berusia 1 tahun, Anda bisa memberikannya satu sendok teh madu sebelum tidur.

Madu dapat melapisi tenggorokan anak, sehingga rasa sakit akibat batuk bisa berkurang. Namun, jangan berikan madu untuk bayi karena bisa memicu botulisme yang mengancam jiwa.

3. Menaikkan kepala bayi

Untuk membantu meredakan batuk, naikkan sedikit kepala bayi Anda saat tertidur, seperti menggunakan bantal yang tidak terlalu tebal atau handuk yang sudah dilipat.

Batuk anak tak kunjung sembuh bisa disebabkan oleh infeksi, alergi, reflux, hingga asma.

31 May 2021|Azelia Trifiana

Ditinjau olehdr. Anandika Pawitri

Ketika batuk tak kunjung sembuh dalam waktu lama, segera periksa ke dokter

Selain pilek, tamu tak diundang sekaligus tak diharapkan adalah batuk anak tak kunjung sembuh. Terlebih, jika situasi ini menyebabkan mereka sulit menyusu atau makan sehingga berat badannya terjun bebas. Untuk tahu cara menghadapinya, sebaiknya cari tahu apa pemicunya.Ada banyak faktor yang membuat batuk bayi tidak sembuh-sembuh, terkadang bukan sekadar virus. Mulai dari alergi, reflux, hingga asma, orangtua perlu tahu tiap gejalanya.

Penyebab batuk anak tak kunjung sembuh

Menangani batuk anak tak kunjung sembuh tidak sesederhana memberikan obat yang dijual di pasaran. Banyak obat yang tidak disarankan bagi anak yang berusia di bawah 4 tahun. Efek sampingnya terlalu berbahaya.Untuk memudahkan orangtua menangani batuk bayi dengan cara tepat, kenali dulu beberapa hal yang mungkin menjadi pemicunya:Penyebab utama batuk bayi tidak sembuh-sembuh adalah infeksi virus hingga bakteri. Semuanya akan menimbulkan reaksi terbatuk, refleks alami untuk membersihkan saluran tenggorokan mereka. Ketika terinfeksi virus atau bakteri, maka produksi lendir di paru-paru dan tenggorokan akan meningkat.Perhatikan apa yang kira-kira menjadi media penularan virus dan bakteri. Apakah kamar tidur si kecil kurang bersih? Kerap terpapar asap rokok dari orang dewasa di sekitarnya? Atau bahkan terkena residu thirdhand smoke?Sebagian besar anak tidak mengalami alergi musiman hingga usianya menginjak 2 tahun. Namun, ada kalanya batuk bayi tidak sembuh-sembuh karena ada pemicu alergi di lingkungannya. Mulai dari debu, jamur, tungau, bulu hewan peliharaan, atau alergen lain yang ada di rumah.Batuk karena alergi umumnya berupa batuk kering yang sering muncul. Namun, tidak bersifat produktif artinya tidak memproduksi lendir.Bayi juga rentan mengalami gastroesophageal reflux disease (GERD). Gejala dari kondisi ini adalah anak sering tersedak dan terbatuk ketika asam lambung naik. Pada saat inilah tenggorokan rentan mengalami iritasi dan anak refleks terbatuk.Bayi dengan kondisi GERD biasanya akan terbatuk dengan napas berbunyi nyaring atau wheezing. Selain itu, terkadang batuk akibat GERD juga muncul lebih sering saat malam hari.Disebut juga dengan whooping cough atau pertussis, ini adalah infeksi bakteri serius yang bisa terjadi pada bayi hingga orang dewasa. Pencegahan paling utama adalah dengan mendapatkan vaksinasi sesuai jadwal. Untuk bayi, mereka harus terimunisasi ketika usianya menginjak 2 bulan.Batuk rejan pada bayi juga bisa membuat mereka kesulitan menyusu baik secara langsung maupun lewat media lain seperti dot. Akan terdengar suara napas dengan frekuensi tinggi saat mengambil napas di sela menyusui.Perhatikan kapan bayi lebih sering terbatuk. Apabila muncul di malam hari, bisa jadi itu merupakan indikasi bayi mengalami asma. Bahkan tidak menutup kemungkinan kondisi ini mengganggu waktu istirahat mereka. Ciri-ciri dari batuk karena asma adalah batuk kering tanpa lendir sama sekali.Pada sebagian besar kasus, tak perlu terburu-buru membawa bayi ke dokter ketika mereka mulai terbatuk. Bahkan, justru lebih baik menunggu sedikit lebih lama hingga paham betul bagaimana pola dan apa hal yang diduga kuat menjadi pemicunya.Sebagai contoh, berikut beberapa indikator yang perlu diperhatikan:
  • Apakah batuk kering atau berdahak?
  • Apakah batuk hanya muncul saat terlelap?
  • Berapa lama batuk berlangsung?
  • Apakah batuk hanya terjadi ketika anak berada di tempat tertentu selain rumah?
Dengan mencatat beberapa hal terkait pola batuk si kecil, ini bisa menjadi bahan diskusi bersama dokter. Semakin jelas dan lengkap catatannya, semakin mudah mengurai apa pemicu batuk anak tak kunjung sembuh.

Baca Juga

Ambroxol untuk Ibu Hamil Terbukti Aman, tapi Pertimbangkan Hal Ini!Batuk Malam Hari Bikin Tidur Berantakan? Coba Redakan dengan Cara Ini5 Jenis Obat Pengencer Dahak Alami

Kapan harus segera ke dokter?

Meski demikian, ada pula kondisi ketika orangtua sebaiknya tak perlu menunggu lebih lama dan segera membawa anak ke dokter. Utamanya, apabila usia bayi masih di bawah 3 bulan.Selain itu, perhatikan pula apakah ada tanda-tanda kesulitan bernapas. Untuk mengetahui hal ini, coba lepas baju bayi dan lakukan observasi ketika mereka sedang bersantai.Berikut beberapa indikator yang perlu diperhatikan:
  • Hitung berapa kali anak bernapas dalam 60 detik
  • Lihat apakah anak harus susah payah untuk bernapas
  • Lihat apakah cuping hidung anak mengembang terlalu besar demi bisa bernapas
  • Lihat gerakan leher hingga dada apakah tampak bersusah payah saat mengambil napas
  • Lihat apakah mereka kesulitan menyusu dan harus mengambil jeda untuk bernapas
  • Apakah ada perubahan warna kulit dan bibir?
Apabila beberapa indikator di atas terlihat pada anak Anda, sebaiknya segera mencari bantuan medis karena menunjukkan kesulitan bernapas.

Catatan dari SehatQ

Apabila penyebab batuk masih bisa ditangani sendiri di rumah, tetap perhatikan untuk tidak memberikan obat batuk di pasaran. Jangan pula memberikan madu kepada bayi di bawah usia 1 tahun karena risiko botulisme yang berbahaya.Tawarkan ASI, susu formula, atau makanan yang berkuah apabila anak sudah mulai makan.Bantu juga memposisikan bayi sedikit lebih tegak selama mereka beraktivitas agar tidak menimbulkan akumulasi lendir penyebab batuk. Utamanya, pada bayi yang sedang batuk berdahak atau mengalami acid reflux.Anda juga bisa memasang humidifier di kamar tidur untuk mengencerkan lendir pada saluran pernapasan dan meredakan iritasi tenggorokan. Duduk beberapa menit bersama si kecil di kamar mandi yang beruap karena air panas juga bisa jadi pilihan.Untuk berdiskusi lebih lanjut tentang penanganan apa yang boleh dan tidak dilakukan, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.

batuk rejanbatuk keringbatuk berdahak

Verywell Family. https://www.verywellfamily.com/what-to-do-if-your-baby-is-coughing-4846489
Diakses pada 17 Mei 2021
American Academy of Pediatrics. https://www.healthychildren.org/English/safety-prevention/at-home/medication-safety/Pages/How-to-Manage-Colds-and-Flu.aspx
Diakses pada 17 Mei 2021
Parents. https://www.parents.com/health/cough/the-never-ending-chronic-cough/
Diakses pada 17 Mei 2021

Batuk kering dapat disebabkan oleh berbagai hal mulai dari alergi sampai dengan refluks (aliran balik) asam lambung ke kerongkongan. Penyebab batuk kering yang paling umum, yaitu asma, asam lambung naik atau GERD, dan infeksi virus.

17 Jun 2019|dr. Rikho Melga Shalim

Batuk kering bisa sangat mengganggu aktivitas di rumah selama work-from-home. Selalu sediakan obat batuk Siladex Antitussive dan Siladex DMP untuk antisipasi.

Cara mengobati batuk kering dapat dilakukan di rumah dengan mudah. Berbagai bahan alami yang digunakan mampu meredakan batuk, mengatasi gatal, maupun sakit tenggorokan.

22 Jun 2022|Dina Rahmawati

Dijawab Oleh dr. Farahdissa

Dijawab Oleh dr. Adhi Pasha Dwitama