Jenis PHB yang dapat ditempatkan di satu ruangan tertutup dengan akses hanya oleh petugas adalah

You're Reading a Free Preview
Pages 9 to 18 are not shown in this preview.

You're Reading a Free Preview
Pages 22 to 41 are not shown in this preview.

You're Reading a Free Preview
Pages 45 to 46 are not shown in this preview.

You're Reading a Free Preview
Pages 6 to 8 are not shown in this preview.

You're Reading a Free Preview
Pages 12 to 22 are not shown in this preview.

PHB memiliki banyak arti dalam bahasa Indonesia yaitu panel hubung bagipapan hubungan bagi, selain itu biasanya disebut juga dengan perangkat hubung bagi, tapi supaya mudah di artikel ini saya akan menyebutkan dengan Panel Hubung Bagi, karena saya sering menyebutnya begitu. Pada umumnya PHB (panel hubung bagi) yang digunakan pada industri atau bangunan-bangunan yang memerlukan suplai daya yang cukup besar memerlukan panel yang berbentuk lemari (cubicle). Jika konsumen hanya berupa rumah tinggal yang sederhana panel hubung bagi yang digunakan dapat menggunakan pengaman berupa sekring atau MCB dengan batas yang sesuai dan standar.

Gambar PHB (panel hubung bagi) dengan pengaman berupa sekring batu untuk instalasi rumah degan tegangan rendah

Panel hubung bagi merupakan alat yang digunakan sebagai pengaman segala kecelakaan di rangkaian instalasi listrik yang berupa hubung singkat atau pun beban lebih. Panel hubung bagi dapat dibedakan sebagai berikut :

- Panel Utama / MDP : Main Distributor Panel - Panel cabang / SDP : Sub Distributor Panel - Panel beban / SSDP : Sub-sub Distributor Panel

Untuk sistem tegangan rendah, hantaran utamanya merupakan kabel feeder dan biasanya menggunakan NYFGBY.

Didalam panel biasanya busbar / rel dibagi dua segmen yang saling berhubungan dengan sakelar pemisah, yang satu mendapatkan saluran masuk dari alat pengukur dan pembatas yang berasal dari rangkaian perusahaan ketenagalistrikkan dan satunya lagi dari sumber listrik sendiri (genset).

Dari kedua busur pada panel distribusi menuju ke beban secara langsung atau melalui SDP dan atau SSDP. Tujuan busbar dibagi menjadi dua segmen ini adalah jika sumber listrik dari PLN mati maka akibat gangguan atau pun karena pemeliharaan (penghematan energi listrik secara bergilir), maka suplai beban akan terganggu dengan adanya sumber listrik sendiri  (genset) sebagai cadangan.

Berikut ini contoh alat-alat pengaman rangkaian listrik yang ada pada panel hubung bagi :

- MCB (Miniature Circuit Breaker) - MCCB (Mold Case Circuit Breaker) - NFB (No Fuse Vircuit Breaker) - ACB (Air Circuit Breaker) - OCB (Oil Circuit Brekaer) - VCB (Vacuum Circuit Breaker)

- SFCB (Sulfur Circcit Breaker) - Sekring dan pemisahan - Switch dan Disconnecting Switch (DS)

- Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai masing-masing jenis pengaman yang terdapat pada               rangkaian panel hubung bagi : Macam-macam pengaman pada rangkaian listrik

Peralatan tambahan dalam PHB antara lain :

- Relay proteksi - trafo tegangan, trafo arus

Selain alat pengaman listrik pada suatu PHB juga diperlukan alat ukur untuk memeriksa dan mengontrol kestabilan listrik pada suatu rangkaian rangkaian  : amperemeter, voltmeter, frekuensi meter, cos φ meter.

Untuk PHB sistem tegangan menegah, terdiri dari tiga cubicle yaitu satu cubicle incoming dan cubicle outgoing.

Hantaran masuk merupakan kabel tegangan menengah dan biasanya dengan kabel XLPE atau NZXSBY. Saluran daya tegangan menegah ditrasfer melalui trafo distribusi ke LVMPD (Low Voltage Main Distribution Panel). Pengaman arus listrik terdiri dari sekring dan LBS (Load Break Switch).


Beberapa contoh gambar PHB (Panel Hubung Bagi) yang digunakan pada industri atau gedung-gedung yang memerlukan suplai daya yang cukup besar

SAKELAR DAN PENGAMAN

PADA JARING DISTRIBUSI

6-1 Perlengkapan Penghubung dan Pemisah

Perlengkapan Hubung Bagi (PHB) dan Kendali ialah suatu perlengkapan atau peralatan listrik yang berfungsi sebagai pengendali, pengubung dan pelindung serta membagi tenaga listrik dari sumber tenaga listrik seperti; pembangkit, gardu induk, gardu distribusi dan transformator ke saluran pelayanan atau ke pelanggan. Jika komponen-komponen dari PHB terlihat dari luar tanpa perlindungan selungkup tertutup maka PHB itu dari jenis terbuka. Pembuatan lain adalah PHB tertutup. Menurut ukuran dan bentuknya PHB disebut elmari, kotak atau meja hubung bagi.

Ciri-ciri lemari hubung bagi antara lain:

  • Selungkup dan kerangka pada umumnya terbuat dari besi
  • Dapat bediri sendiri pada lantai, pada dinding atau dipasang dalam

Dinding

  • Di bagian papan terdapat panel atau konstruksi panel-panel logam

sebagai penutup dan perlindungan dari komponen-komponen yang

terdapat di dalamnya dan panel itu ditempatkan alat pelayanan atau

alat ukur.

Fungsi PHB untuk :

  • Mengendalikan sirkuit dilakukan oleh saklar utama
  • Melindungi sirkuit dilakukan oleh fase/pelebur
  • Membagi sirkuit dilakuan oleh pembagian jurusan/kelompok

Syarat-syarat umum :

Secara umum sebuah PHB harus disusun dan dipasang sedemikian rupa sehingga terlihat rapi dan teratur, selain itu keberadaan PHB juga menentukan bahwa pemeliharaan, pemeriksaan dan pelayanan harus dapat dilaksanakan dengan mudah dan aman. Selanjutnya sesuai dengan syarat pengoperasian kemudahan pengamatan pengukuran, penekanan tombol, pemutaran atau pelayanan saklar, maka perkerjaan-pekerjaan ini harus dapat dilakukan dari bagian depan, tanpa alat bantuan, seperti tangga atau alat-alat lainnya. Sehubungan dengan itu syarat PHB juga menentukan bahwa di bagian depan, lorong dan sisi kiri kanan PHB harus terdapat ruang bebas selebar sekurang-kurangnya 0,75 meter untuk tegangan rendah atau 1 meter pada tegangan menengah dan tinggi PHB sekurang-kurangnya 2 meter. Lorong yang di sisi kanan kirinya terdapat instalasi listrik tanpa dinsing pengaman, lebarnya harus sekurang-kurangnya 1,5 meter. Di sekitar PHB tidak boleh diletakkan barang yang mengganggu kebebasan bergerak. Untuk pemasangan pada dinding di tempat-tempat umum lemari dan kotak PHB harus dipasang pada ketinggian sekurangkurangnya 1,2 meter dari lantai. Pada instalasi perumahan ketinggian ini ditetapkan 1,5 meter dari lantai. Syarat PHB menetapkan bahwa lemari dan kontak hubung bagi tidak boleh dipasang di kamar mandi, tempat cuci tangan, di atas kompor atau di atas bak air.

6-1-1 Macam-macam PHB :

Menurut kebutuhannya PHB dibedakan menjadi 2 macam yaitu : PHB

Utama dan PHB sub instalasi atau PHB cabang.

  • PHB Utama ialah PHB yang menerima aliran tenaga listrik dari sumber melalui saklar utama konsumen dan membagikan tenaga listrik tersebut ke seluruh alat pemakai pada instalasi konsumen.
  • PHB Sub Instalasi atau PHB Cabang ialah PHB dari suatu instalasi untuk mensuplai tenaga listrik kepada satu konsumen dan instalasi tersebut merupakan bagian dari instalasi yang mensuplai konsumen tunggal atau lebih.

Menurut tegangan sumbernya, PHB dibedakan menjadi sesuai dengan tingkat tegangan sistemnya yaitu : PHB tegangan rendah (TR), PHB tegangan menengah (TM) dan PHB tegangan tinggi (TT).

  • PHB TR yaitu PHB yang banyak dipasang pada instalasi baik milik PLN maupun milik pelanggan, PHB yang terpasang milik pelanggan, PHB yang terpasang milik PLN biasanya ditempatkan gardu induk distribusi sisi sekunder trafo distribusi sedangkan PHB yang di pelanggan biasanya terpasang pada dinding atau ruangan tertentu setelah APP ditempat pelanggan tersebut.
  • PHB TM ialah PHB yang terdapat pada pembangkit atau GI sisi TM berbentuk lemari panel (kubikel) tertutup terbuat dari bahan besi atau berbentuk gardu sel terbuka yang dilengkapi peralatan ukur dan pengaman (proteksi).
  • PHB TT adalah PHB yang menggunakan peralatan-peralatan dengan kapasitas yang besar dan mempunyai resiko bahaya yang tinggi pula sehingga pemasangan PHB TT ini biasanya ditempat khusus dan terbuka (switch yard) yang dilengkapi rambu-rambu, pagar dan peralatan pengaman yang memadai.

Menurut tipenya PHB di kelompokkan menjadi 2 tipe yaitu tipe tertutup dan

tipe terbuka.

  • PHB dengan tipe tertutup yaitu apabila seluruh komponen PHB berada disuatu tempat yang tertutup oleh selungkup/pelindung mekanis maupun pelindung elektris.
  • PHB tipe terbuka yaitu PHB yang semua peralatan atau komponennya berada diluar dan tampak secara kasar mata dan dilengkapi dengan pagar maupun peralatan isolasi huna melindungi dari bahaya mekanis dan elektrisnya.

6-1-2 Bentuk PHB

  1. Bentuk Tertutup
  2. Bentuk Terbuka

6-1-3 Busbar

  1. Tipe Tertutup (Close Type)

Tipe tertutup ini banyak digunakan dan dikembangkan saat ini di pembangkitan atau digardu induk yang areal kerjanya tidak luas, biasanya dipasang di lemari hubung bagi atau kubikel karena bentuknya yang sederhana dengan konstruksi pemasangan yang sederhana dengan konstruksi pemasangan yang praktis dan lebih aman, sebab setiap pintu lemari PHB nya dilengkapi dengan penataan sistem interlock dimana saklar pentanahannya terdapat didalam PHB tersebut.

Apabila pintu PHB akan dibuka maka terlebih dahulu posisi PMT harus terbuka dan saklar pentanahan dimasukkan, baru pintu PHB dapat dibuka. Begitu pula pada waktu akan menutup PMT maka posisi pintu tertutup dan saklar pentanahannya dalam keadaan terbuka.

Busbar pada tipe terbuka ini banyak dijumpai digardu sel atau gardu open type, dimana semua peralatan termasuk rel pengumpul (Busbar) kelihatan secara visual. Hal ini menunjukkan bahwa semua peralatan yang terpasang memerlukan tempat tersendiri sehingga membutuhkan areal yang luas untuk tipe terbuka ini, karena masing-masing peralatan secara utuh akan terpasang pada PHB tipe terbuka ini. Oleh karena keadaan terbuka tersebut sehingga bagian-bagian yang bertegangan dari PHB ini sangat membahayakan operatornya, untuk mengatasi hal tersebut maka pada PHB/Gardu terbuka selalu diberi pagar dan tanda rambu keselamatan kerja untuk membatasi daerah berbahaya dan memperingatkan kepada semua petugas agar lebih berhati-hati.

6-1-4 Perlengkapan Hubung Bagi Tegangan Rendah (PHB TR)

Yang dimaksud dengan PHB TR adalah Perlengkapan Hubung Bagi yang dipasang pada sisi TR atau sisi sekunder Trafo sebuah gardu Distribusi baik Gardu beton, Gardu kios, Gardu portal maupun Gardu cantol. Adapun PHB TR yang banyak kita jumpai adalah PHB TR yang ada pada Gardu Trafo Tiang (GTT). PHB TR yang terpasang pada Gardu Trafo Tiang berbentuk lemari

besi yang didalamnya terdapat komponen-komponen antara lain :

  1. Kerangka / Rak TR
  2. Saklar Utama
  3. NH Fuse Utama
  4. Rel Tembaga
  5. NH Fuse jurusan
  6. Isolator penumpu Rel
  7. Sirkuit Pengukuran
  8. Alat ukur Ampere & Volt meter
  9. Trafo Arus (CT)
  10. Sistem Pembumian
  11. Lampu Kontrol / Indikator

6-1-5 Fungsi PHB TR

Fungsi atau kegunaan PHB TR adalah sebagai penghubung dan pembagi atau pendistribusian tenaga listrik dari out put trafo sisi tegangan rendah TR ke Rel pembagi dan diteruskan ke Jaringan Tegangan Rendah (JTR) melalui kabel jurusan (Opstyg Cable) yang diamankan oleh NH Fuse jurusan masing-masing. Untuk kepentingan efisiensi dan penekanan susut jaringan (loses) saat ini banyak unit PLN yang mengambil kebijaksanaan untuk melepas atau tidak memfungsikan rangkaian pengukuran maupun rangkaian kontrolnya, hal ini dimaksudkan agar tidak banyak energi listrik yang mengalir ke alat ukur maupun kontrol terbuang untuk keperluan kontrol dan pengukuran secara terus menerus, sedangkan untuk mengetahui besarnya beban maupun tegangan, dilakukan pengukuran pada saat di perlukan saja dan bisa menggunakan peralatan ukur portable seperti AVO atau Tang Ampere saja.

6-1-6 Konstruksi PHB TR

Menurut Konstruksinya PHB TR dibagi menjadi 2 (dua) macam

konstruksi yaitu :

  1. Konstruksi PHB TR 2 Jurusan
  2. Konstruksi PHB TR 4 Jurusan

6-1-7 Pengoperasian PHB TR

Untuk mengoperasikan PHB TR baru harus mengikuti prosedur yang sudah ditetapkan oleh manajemen dalam hal ini adalah unit operasi Jaringan Tegangan Rendah (JTR) dalam bentuk Standing Operation Procedure (SOP). Adapun pembuatan SOP bisa mengambil contoh dari beberapa referensi antara lain:

  • Instruction Manual Books
  • Data Spesifikasi peralatan PHB TR
  • Operation Guidance
  • Kondisi Jaringan
  • Pengalaman (Experience)
  • Dan lain-lain

Langkah-langkah Kerja Pengoperasian PHB-TR

  1. Petugas Pelaksana Menerima PK dari Asman Distrbusi untuk melakukan pengoperasian Peralatan Hubung Bagi Tegangan Rendah (PHB – TR) baru.
  2. Siapkan Alat Kerja, Alat Ukur, Alat K-3. Material Kerja dan Alat Bantu sesuai dengan kebutuhan
  3. Setelah Petugas sampai di Lokasi gunakan Alat K-3 dan selanjutnya lapor ke Posko, petugas akan mengoperasikan PHB – TR baru
  4. Periksa konstruksi PHB – TR baru meliputi :
  • Buka tutup Saklar Utama
  • Lampu kerja dan Lampu Test
  • Isolator Fuse Holder
  • Konduktor pentanahan (arde)
  • Kekencangan Baut
  • Rating NH Fuse sesuai dengan kapasitas Trafo Terpasang
  1. Berikan Vaselin pada Pisau Saklar Utama dan Fuse Holder
  2. Lakukan pengukuran tahanan isolasi antar arel dan antara Rel dengan Body serta tahanan pembumian dan dicatat dalam Formulir Berita Acara (BA).
  3. Bersihkan Rel. Dudukan Fuse Holder, Pisau Saklar Utama (Hefboom Saklar). Sepatu Kabel dari kotoran/korosi. Dan bersihkan ruangan dalam panel hubung bagi.
  4. Periksa kekencangan peningkatan mur/baut pada Saklar Utama Sepatu Kabel, Rel, Fuse Holder, kondisi isolator binnen dan Sistem pembumian.
  5. Lakukan pemeriksaan hasil pekerjaan secara visual dan amankan seluruh peralatan kerja.
  6. Lapor ke posko bahwa kondisi PHB – TR dan Petugas dalam keadaan aman dan selanjutnya meminta tegangan dimasukkan (pemasukan CO gardu dilaksanakan oleh petugas operasi SUTM).
  7. Setelah menerima ijin pemasukan tegangan dari posko masukan CUT OUT (CO).
  8. Lakukan penukaran tegangan pada sisi masuk saklar utama dan amati putaran fasa dan selanjutnya catat dalam formulir BA.
  9. Masukkan saklar utama (Hefbom Saklar).
  10. Masukkan NH Fuse masing-masing jurusan.
  11. Lapor ke posko, bahwa pekerjaan pengoperasian PHB – TR baru telah selesai dan petugas akan meninggalkan lokasi pekerjaan.
  12. Lepaskan Alat K-3 yang sudah tidak dipergunakan lagi.
  13. Buat laporan dan berita acara pelaksanaan pekerjaan pengoperasian PHB – TR baru.
  14. Buat laporan pekerjaan pengoperasian PHB – TR baru dan berita acara diserahkan kepada Asman Distribusi.

6-1-9 Pemeliharaan PHB TR

Sebagaimana pengoperasian PHB TR pada kegiatan pemeliharaanpun diperlukan langkah-langka atau prosedur pemeliharaan rutin periodik dan berkala yang disahkan oleh manajemen unit setempat sebagai prosedur tetap dalam bentuk SOP.

Langkah-langkah pemeliharaan antara lain :

  • Persiapan Pemeliharaan
  • Pemeriksaan dan Pengukuran
  • Pemeriksaaan Pemeliharaan
  • Pemeriksaan Hasil Pemeliharaan
  • Pembuatan Laporan Pemeliharaan

Pelaksanaan Pemeliharaan PHB TR

Di bawah ini ditunjukkan gambar pelaksanaan Pemeliharaan PHB TR dengan membongkar, membersihkan, memeriksa, mengganti dengan peralatan yang baru bila peralatan yang diperiksa tersebut sudah rusak dan memasangkan kembali ke posisi semula kemudian mencoba dioperasikan oleh teknisi pemeliharaan yang selanjutnya dibuatkan laporan pengganti peralatan hasil pemeliharaan PHB TR tersebut.

Langkah-langkah Kerja Pelaksanaan Pemeliharaan PHB-TR

  1. Petugas Pelaksana Menerima PK dari Asman Distrbusi untuk melakukan pemeliharaan Peralatan Hubung Bagi Tegangan Rendah (PHB – TR) baru.
  2. Siapkan Alat Kerja, Alat Ukur, Alat K-3. Material Kerja dan Alat Bantu sesuai dengan kebutuhan.
  3. Setelah Petugas sampai di Lokasi gunakan Alat K-3 dan selanjutnya lakukan pengukuran tegangan, arus beban, dan putaran fasa serta catat dalam formulir.
  4. Lepas beban jurusan dan buka saklar utama.
  5. Laporkan pada Posko bahwa pekerjaan akan dilaksanakan dan meminta pelepasan CO gardu (pelepasan CO gardu dilaksanakan oleh petugas operasi SUTM).
  6. Tanahkan (Grounding) seluruh kabel jurusan dengan menggunakan Grounding cabel TR.
  7. Bersihkan Rel, Dudukan Fuse Holder, Pisau Saklar Utama (Hefboom Saklar). Sepatu Kabel dari kotoran/korosi. Dan bersihkan ruangan dalam Panel Hubung Bagi.
  8. Periksa kekencangan peningkatan mur/baut pada Saklar Utama Sepatu, Kabel, Rel, Fuse Holder, Kondisi Isolator Binnen dan Sistem Pembumian.
  9. Bila ada komponen PHB-TR yang rusak maka perbaiki atau ganti baru.
  10. Berikan Vaseline pada Pisau Saklar Utama, Terminal Fuse Holder.
  11. Ukur dan Catat nilai tahanan isolasi antar Rel dan atau Rel terhadap body setelah Tahanan Pentanahan dan catat dalam formulir berita acara (BA).
  12. Lakukan pada posko bahwa pekerjaan pemeliharaan telah selesai dan meminta pemasukan CO gardu (pemasukan CO gardu dilaksanakan oleh petugas operasi SUTM).
  13. Lepaskan pentanahan (Grounding cable TR) pada seluruh kabel jurusan.
  14. Laporkan pada posko bahwa pekerjaan pemeliharaan telah selesai dan meminta pemasukan CO gardu (pemasukan CO gardu dilaksanakan oleh petugas operasi SUTM).
  15. Masukkan saklar utama tanpa beban, kemudian ukur besaran tegangan antara fasa dan fasa, dan atara fasa dengan nol di rel, serta check arah putaran fasa dan selanjutnya catat dalam formulir BA.
  16. Lakukan pengecekkan Rating NH Fuse untuk disesuaikan dengan data Fuse semula.
  17. Masukkan NH Fuse jurusan secara bertahap.
  18. Lakukan pengukuran beban dan catat dalam formulir BA.
  19. Tutup dan kunci pintu Panel PHB TR.
  20. Tutup ke Posko bahwa pekerjaan memelihara PHB TR telah selesai dan petugas akan meninggalkan lokasi pekerjaan.
  21. Lepaskan alat K-3 yang sudah tidak dipergunakan lagi.
  22. Buat laporan Berita Acara pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan PHB TR.
  23. Laporkan penyelesaian pekerjaan dan penyerahan Formulir BA kepada Asman Distribusi.

Video yang berhubungan