Peristiwa yang terjadi pada tahun ke-12 kenabian adalah

artinya Hua Jaidun ke indoin kakmakasi​

artinya ana min Surabaya ke Indonesiain yka, buat bskmakasii​

9. Jumlah Asmaul Husna pada lafaz basmalah adalah .... a. dua b. tiga c. empat d. enam​

Bentuk pengalaman surah Al- alaq adalah ...a. bekerja dengan giatb. belajar dengan tekunc. memberi bantuan hartad. menolong orang miskin ​

besok di kumpulin bantuin yaterimakasih​

besok di kumpulin jangan ngasal ya terimakasih​

duduk yang ada pada rokaat kedua dan rokaat akhir ,sesudah sujud kedua disebut​

berikut bukan syarat hewan yang di sembelih adalah...a. diperoleh dengan cara yang baikb. gemuk dan sehatc. diperbolehkan dalam Islamd. zat nya halal​

jelaskan macam macam zakat yang wajib dikerjakan umat islam​

tolong bantu jawab dengan benar dan tidak asal jawab ​

Jakarta -

Rasulullah SAW melakukan dua kali baiat atau perjanjian di bukit Aqabah dalam menyebarkan ajaran Islam. Baiat ini dikenal dengan Perjanjian Aqabah atau Baiat Aqabah.

Mengutip buku Sejarah Kebudayaan Islam Periode Klasik yang ditulis oleh Ahmad Sugiri, perjanjian Aqabah bermula pada tahun ke-11 kenabian tatkala Rasulullah SAW bertemu dengan enam orang dari suku Khazraj, Yastrib yang datang ke Makkah untuk menunaikan haji.

Keenamnya adalah As'ad bin Zurara, Auf bin Haritha (Ibn Afra'), Raafi' bin Malik bin Ajlan, Quthah bin Amir bin Hadidah, Uqbah bin Amir, dan Jabir bin Adullah bin Riab. Pertemuan mereka terjadi di bukit Aqabah.

Pertemuan tersebut berlanjut pada tahun berikutnya atau tahun ke-12 kenabian. Pada waktu itu Rasulullah SAW menemui rombongan haji berjumlah 12 orang yang datang dari Yastrib. Beberapa dari mereka pernah bertemu dengan nabi di musim haji sebelumnya.

Murodi dalam bukunya Pendidikan Agama Islam: Sejarah Kebudayaan Islam untuk Madrasah Tsanawiyah Kelas VII menjelaskan, di bukit Aqabah yang tidak jauh dari Mina itulah Rasulullah SAW dan penduduk Yastrib mengadakan perjanjian untuk membantu Rasulullah SAW dalam menyebarkan agama Islam. Perjanjian ini dikenal dengan Perjanjian Aqabah I.

Isi Perjanjian Aqabah I

Perjanjian Aqabah I juga disebut dengan Baiatul Aqabah Al-Ula. Adapun, isi Perjanjian Aqabah I antara lain sebagai berikut:

  1. Mereka menyatakan tidak akan menyekutukan Allah SWT.
  2. Mereka menyatakan setia kepada Nabi Muhammad SAW.
  3. Mereka menyatakan tidak akan melakukan perbuatan zina.
  4. Mereka menyatakan tidak akan membunuh anak-anak.
  5. Mereka menyatakan untuk tidak berbuat kebohongan dan kecurangan.
  6. Mereka menyatakan tidak akan mencuri.
  7. Mereka menyatakan rela berkorban harta dan jiwa.
  8. Mereka bersedia ikut menyebarkan ajaran Islam yang dianutnya.

Isi Perjanjian Aqabah II

Pada tahun ke-13 kenabian yang bertepatan dengan tahun 622 M, jemaah Yastrib datang kembali ke kota Makkah untuk menunaikan ibadah haji. Mereka berjumlah sekitar 73 orang.

Setibanya di Tanah Suci, mereka secara sembunyi-sembunyi menyusun rencana untuk menemui Rasulullah SAW. Dikisahkan oleh Ka'ab bin Malik, pada sepertiga malam mereka berangkat menuju bukit Aqabah. Tak lama kemudian, Rasulullah SAW datang bersama pamannya, Abbas bin Abd al-Muthalib.

Rasulullah SAW kemudian melakukan baiat kepada 73 jemaah Yastrib tersebut. Pertemuan di bukit Aqabah untuk kedua kalinya ini disebut dengan Perjanjian Aqabah II. Berikut isi Perjanjian Aqabah II:

  1. Taat kepada Allah dalam keadaan sibuk maupun waktu senggang.
  2. Berinfak pada waktu kaya maupun miskin.
  3. Selalu menegakkan amar ma'ruf nahi munkar.
  4. Berjuang di jalan Allah dengan tegar dan siap menghadapi celaan dari siapapun.
  5. Menolong Rasulullah SAW bila beliau datang kepada mereka dan melindungi Rasulullah sebagaimana mereka melindungi diri, istri, dan anak-anak mereka.
  6. Jika mereka tepati, surgalah balasan bagi mereka.

Perjanjian Aqabah II tersebut ditutup dengan sabda Nabi SAW yang artinya, "Dan supaya kamu sekalian menolongku, lalu kamu menjaga diriku bilamana aku datang dan pindah kepadamu; sebagaimana kamu menjaga dirimu, perempuan-perempuan kamu, dan anak-anakmu; serta bagi kamu surgalah balasannya dari Allah SWT."

Simak Video "Saksi Bantah Adanya Baiat ISIS oleh Munarman di Acara FPI Makassar"



(kri/lus)

2.jelaskan macam-macam pola lantai tarian4. jelaskan perbedaan kesan kedua tarian samping sesuai pola lantai yang digunakanmakasih banyak buat yg udah … jawabin​

sebutkan Pembinaan- pembinaan yang dilakukan nabi Muhammad SAW. selain di bidang ekonomi dan sosial​

amanah dari cerita narasinga? tolong secepatnya di jawab!​

buatlah pertanyaan diawali kata mengapa yg jawabannya sesuai dengan teks tsb ​

buatlah pertanyaan diawali kata mengapa yg jawabannya sesuai dengan teks tsb​

tolong dong...##bikin soal serta jawabannya yaaa kak​

Sebutkan cara dan metode dakwah Sunan Ampel​

Negara apa yang paling banyak kematian pada perang dunia 2??

Siapa yang membangun Candi Muara Takus​

Jawablah pertanyaan ini dengan tepat dan benar​

Peristiwa yang terjadi pada tahun ke-12 kenabian adalah

Peristiwa yang terjadi pada tahun ke-12 kenabian adalah
Lihat Foto

Skyscrapercity

Masjid Baiat atau Masjid Aqabah di Mekkah yang lokasinya menjadi tempat Baiat Aqabah.

KOMPAS.com - Sumpah setia penduduk Madinah kepada Nabi yang dilakukan pada tahun 621 M dan 622 M dikenal dengan istilah Baiat Aqabah.

Baiat Aqabah atau Perjanjian Aqabah adalah perjanjian yang sangat berpengaruh dalam proses dakwah Islam oleh Nabi Muhammad SAW.

Perjanjian ini terjadi antara Nabi Muhammad dengan penduduk Yastrib atau sekarang lebih dikenal Madinah, yang dilakukan di sebuah bukit bernama Aqabah, sekitar 5 kilometer dari Mekkah.

Baiat Aqabah terjadi dua kali, pertama pada tahun 621 dan yang kedua pada 622.

Baca juga: Saad bin Abi Waqqash, Sahabat Nabi yang Menyebarkan Islam di China

Latar belakang

Proses dakwah Islam yang dilakukan Nabi Muhammad dan umat Muslim di Mekkah pada awal kenabiannya tidak mudah.

Dakwah Islam di Mekkah mendapat tentangan dari kaum Quraisy, yang selalu melakukan teror dan siksaan bagi orang-orang yang baru masuk Islam.

Posisi dakwah Islam di Mekkah semakin tertekan saat Nabi Muhammad kehilangan istrinya, Khadijah, dan pamannya, Abu Thalib, yang menjadi pelindungnya.

Sementara itu, di Yastrib atau Madinah tengah terjadi perpecahan serta konflik antara suku Aus dan Khazraj.

Antara Aus dan Khazraj sebenarnya hanya membutuhkan sosok pemersatu yang dapat mengurai dan menengahi masalah mereka.

Kedua suku tersebut juga telah mendengar datangnya Nabi dari orang-orang Yahudi.

Setelah itu, turun perintah hijrah untuk Nabi Muhammad dari Mekkah ke Madinah melalui Surat Al-Baqarah ayat 218.

Baca juga: Kisah Isra Miraj Nabi Muhammad

Baiat Aqabah I

Pada tahun ke-11 kenabian atau pada 620, Nabi Muhammad ditemui enam orang dari Madinah ketika sedang musim haji.

Mereka mengaku mau masuk Islam dan berjanji akan menyebarkan ajarannya di daerahnya.

Pada musim haji berikutnya, Nabi Muhammad kembali ditemui oleh orang-orang Madinah.

Pertemuan kali ini terjadi di Aqabah, yang kemudian dikenal sebagai peristiwa Baiat Aqabah I.

Baiat Aqabah Pertama terjadi pada tahun kenabian ke-12 atau pada 621.

Baiat Aqabah I diikuti oleh 10 orang Khazraj dan dua orang dari suku Aus. Lima di antara mereka adalah orang yang telah diislamkan Nabi pada tahun sebelumnya.

Dalam pertemuan kali ini, Nabi Muhammad berdakwah, yang disambut oleh 12 orang dari rombongan Suku Aus dan Khazraj yang telah masuk Islam.

Baca juga: Asal-usul Gelar Haji di Indonesia

Adapun isi Perjanjian Aqabah I adalah sebagai berikut.

  • Tidak menyekutukan Allah SWT
  • Setia kepada Nabi Muhammad SAW
  • Rela berkorban harta dan jiwa
  • Bersedia ikut menyebarkan agama Islam
  • Pernyataan tidak saling membunuh
  • Pernyataan tidak saling melakukan kecurangan dan kebohongan

Perjanjian Aqabah Pertama disebut Baiat Wanita karena di antara orang-orang Madinah yang mendatangi Nabi, ada satu wanita bernama Afra binti Ubaid Ibnu Tsa'labah.

Afra binti Ubaid Ibnu Tsa'labah juga menjadi wanita Madinah pertama yang berbaiat kepada Nabi.

Setelah Baiat Aqabah I selesai, Nabi Muhammad mengutus Mus'ab bin Umair bergabung rombongan orang Madinah.

Mus'ab bin Umair ditugaskan untuk membantu mereka menyebarkan agama Islam di Madinah.

Baca juga: Abad Pertengahan Islam, Kemunduran Peradaban Islam

Baiat Aqabah II

Pada tahun 622 atau tahun ke-13 kenabian, 73 orang rombongan haji dari Madinah menemui Nabi Muhammad SAW.

Pertemuan tersebut kemudian dikenal dengan peristiwa Baiat Aqabah II, yang dilaksanakan pada Hari Tasyriq 11, 12, dan 13 Zulhijah.

Perjanjian Aqabah II diikuti oleh 73 orang, yang membawa pesan yang berisi permintaan masyarakat Madinah supaya Nabi Muhammad datang dan berdakwah di sana.

Berikut ini adalah isi Baiat Aqabah Kedua.

  • Pernyataan mematuhi Nabi Muhammad SAW
  • Berinfak baik dalam keadaan susah maupun lapang
  • Menegakkan kebaikan dan mencegah kemungkaran
  • Berjuang karena Allah
  • Mendukung dan menjaga Nabi beserta keluarganya

Baca juga: Sejarah Al Ula, Kota yang Disebut Terkutuk dan Dihindari Nabi Muhammad

Setelah Baiat Aqabah II, Nabi Muhammad SAW menunjuk 12 orang dari rombongan Madinah itu menjadi naqib atau pemimpin.

Sembilan naqib berasal dari orang Khazraj dan tiga di antaranya adalah orang Aus, yang ditugasi oleh Nabi Muhammad untuk merealisasikan hasil Baiat Aqabah II.

Referensi:

  • Ash-Shallabi, Ali Muhammad. (2012). Sejarah Lengkap Rasulullah. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.