Perawatan covid di rs berapa lama

Paramedis menangani pasien terinfeksi virus "corona".

Jakarta, Beritasatu.com - Melewati empat bulan sejak kasus positif Covid-19 pertama kali diumumkan Presiden Jokowi pada 2 Maret 2020, jumlah pasien sembuh akibat penyakit ini semakin bertambah. Per hari ini, Kamis (2/7/2020), jumlah pasien sembuh mencapai 26.667 orang dari total kasus positif 59.394 orang. Sebelum dinyatakan sembuh, pasien harus menjalani isolasi dan perawatan di rumah sakit. Lalu, berapa lama dan seperti apa proses penyembuhannya?

Kepala Divisi Penyakit Tropik Infeksi Departemen Penyakit Dalam RSPAD Gatot Soebroto, Kolonel CKM Dr.dr. Soroy Lardo, menjelaskan, dari awal perjalanan penyakit ini hingga sekarang, RSPAD telah melayani 560 pasien. Pada dua bulan pertama tenaga kesehatan RSPAD kewalahan melayani pasien karena kebanyakan dalam kondisi berat.

Namun kondisi sekarang sedikit berubah, di mana pasien tidak dalam kondisi berat tetap hanya dengan kormobid atau penyakit penyerta. Misalnya pasien melahirkan dan hemodialisis dengan Covid-19.

Rumah sakit sendiri memisahkan antara unit gawat darurat (UGD) Covid-19 dengan UGD untuk pasien umum. Di UGD, pasien Covid-19 dilakukan penilaian kemudian menentukan stratafikasi risikonya.

Jika pasien dengan kormobid dan datang dalam kondisi berat langsung masuk ruang ICU tekanan negatif. Tenaga kesehatan menyampaikan kondisi pasien kepada keluarga. Termasuk tindakan apa saja yang akan diberikan kepada pasien.

Jika pasien datang dalam kondisi sedang dan ringan, akan dirawat di ruang rawat biasa. Informasi mengenai kondisi pasien dan tindakan yang diberikan juga disampaikan kepada keluarga.

Yang jadi masalah, menurut Soroy adalah ketika pasien dengan kormobid itu tidak terkontrol. Kalau tidak terkontrol, maka pasien dirawat dengan pemantauan khusus.

“Selama pemantauan kita harus mengetahui perjalanan klinis daripada Covid-19-nya, yang disebut juga dengan virulensi dari masa inkubasi. Umumnya per hari kita awasi terus,” kata Soroy pada dialog Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Graha BNPB, Kamis (2/7/2020).

Pemantauan ini penting karena menurut Soroy berdasarkan sejumlah penelitian, pada hari ke-5 dan ke-6 masa perawatan bisa terjadi kondisi yang tidak diprediksi, yaitu kondisi yang lebih berat. Rumah sakit akan memberikan layanan terbaik sesuai dengan standar yang sudah ditetapkan Kementerian Kesehatan.

Pasien melewati sejumlah fase sebelumnya akhirnya sembuh mulai dari masa kritis hingga pemulihan. Pasien dinyatakan sembuh setelah dilakukan tes swab dua kali dan hasilnya negatif.

Lamanya perawatan dari masuk sampai dinyatakan sembuh membutuhkan waktu dua minggu untuk pasien tanpa kormobid, dan 3 minggu bagi pasien dengan kormobid. Lamanya pasien dirawat dan sembuh bervariasi tergantung masing-masing individu.

Soroy menambahkan, saat ini masih diteliti apakah pasien sembuh bisa tertular dan positif kedua kalinya. Tetapi kemungkinan itu bisa saja terjadi. Penelitian di Tiongkok menunjukkan tiga orang positif yang sudah sembuh, setelah satu minggu dilakukan tes ulang hasilnya dua di antaranya positif. Sementara di Indonesia hal ini belum dipastikan.

“Pada Covid-19 ini ada proses keilmuan yang berbeda, dan saat ini tengah diteliti,” katanya.

Yang terpenting menurutnya, perilaku hidup bersih dan sehat harus menjadi kebiasaan sehari-hari untuk mencegah risiko tertular. Pasalnya banyak sekali orang yang positif tetapi tanpa gejala (OTG). Mereka membawa virus dan berada di sekitar kita. Tetapi tidak bisa diidentifikasi siapa yang membawa virus dan berada di sekitar kita.

Saksikan live streaming program-program BeritaSatu TV di sini

Sumber: BeritaSatu.com


Covid di Indonesia: 100 orang meninggal dalam sehari di tengah lonjakan kasus Omicron, mengapa jumlah kematian mencapai puluhan kali lipat?

Perawatan covid di rs berapa lama
Perawatan covid di rs berapa lama

Sumber gambar, Getty Images

Keterangan gambar,

Kondisi rumah sakit di dekat Bekasi yang menangani pasien Covid pada Kamis (03/02).

Jumlah kematian akibat Covid-19 di Indonesia mencapai 100 orang dalam sehari, pada Jumat (11/02). Angka ini merupakan peningkatan 25 kali lipat dari 6 Januari lalu, ketika jumlah kematian sebanyak empat orang.

Peningkatan puluhan kali lipat tersebut menjadi sorotan, apalagi kasus baru dalam sehari pada 11 Februari mencapai lebih dari 40.000.

Baca juga:

  • Subvarian BA.2 Omicron sudah muncul di Indonesia, apakah lebih menular dan hal-hal lain yang sejauh ini kita ketahui
  • Omicron menyebar cepat, pasien Covid di rumah sakit meningkat, intervensi pemerintah disebut 'tidak efektif'
  • Berapa lama pengidap Omicron bisa menularkan virus ke orang lain?

Lapor Covid-19 menyebut dengan kasus terus naik dan tren kematian juga "terus meningkat", inilah fase bahaya terselubung yang menghanyutkan kewaspadaan kita."

"Ditambah asumsi bahwa situasi sudah aman. Sebaliknya, kondisi ini akan mulai terlihat keparahannya ketika penularan kasus baru sudah semakin tidak terkendali dan kapasitas rumah sakit semakin menipis sebagaimana gelombang varian Delta memberikan hantaman keras bagi keselamatan masyarakat," tambah Lapor Covid-19.

Presiden Joko Widodo, dalam keterangan pers pada 3 Februari lalu, meminta rakyat Indonesia tetap tenang.

"Varian Omicron ini memang tingkat penularannya tinggi, namun tingkat fatalitasnya lebih rendah dibandingkan dengan varian Delta," kata Presiden Jokowi, Kamis (03/02).

Akan tetapi, jika tingkat fatalitas varian Omicron lebih rendah ketimbang varian Delta, mengapa angka kematian di Indonesia meningkat?

Perawatan covid di rs berapa lama
Perawatan covid di rs berapa lama

Sumber gambar, Willy Kurniawan/Reuters

Keterangan gambar,

Tiga orang relawan tengah istirahat saat membawa peti jenazah seorang warga Kota Bogor yang meninggal akibat terpapar Covid, Kamis (08/07).

Mengapa angka kematian di Indonesia meningkat?

Lewati Podcast dan lanjutkan membaca

Podcast

Perawatan covid di rs berapa lama

Investigasi: Skandal Adopsi

Investigasi untuk menyibak tabir adopsi ilegal dari Indonesia ke Belanda di masa lalu

Episode

Akhir dari Podcast

Profesor Tjandra Yoga Aditama, selaku mantan Direktur WHO Asia Tenggara dan mantan Dirjen P2P & Kepala Balitbangkes Kementerian Kesehatan, menyatakan ada beberapa negara yang angka kematian total pada saat dilanda varian Omicron lebih tinggi daripada ketika negara itu menghadapi varian Delta.

Dia lantas merujuk artikel World Economic Forum bertajuk "If Omicron is less severe, why are COVID-19 deaths rising?".

Artikel itu mencontohkan bahwa pada 28 Januari 2022 Australia mengalami jumlah kematian sehari paling banyak selama pandemi Covid-19, yaitu hampir 100 orang. Angka ini jauh lebih tinggi ketimbang sewaktu Australia dihantam varian Delta.

Data lain menunjukkan bahwa di Korea Selatan angka kematian tertinggi harian terjadi pada 22 Desember 2021, yaitu 109 orang. Sebelumnya angka kematian tertinggi di Korea Selatan sebelum gelombang sekarang ini adalah pada 28 Desember 2020, yaitu 40 orang wafat.

"Lebih tingginya angka kematian ini bukan karena Omicron lebih mematikan, tetapi karena jumlah kasus akibat Omicron di negara-negara itu naik amat tinggi sehingga walaupun proporsi kematian lebih kecil daripada Delta tapi angka mutlaknya tetap besar," papar Profesor Tjandra Yoga Aditama dalam pesan yang diterima BBC News Indonesia, pada Sabtu (12/02).

Perawatan covid di rs berapa lama
Perawatan covid di rs berapa lama

Sumber gambar, Getty Images

Keterangan gambar,

Ilustrasi. Seorang perawat memasang infus untuk pasien Covid-19 di tenda yang didirikan di Bogor, Jawa Barat.

Profesor Tjandra, yang kini menjabat direktur pascasarjana Universitas YARSI dan Guru Besar FKUI, merekomendasikan pembatasan sosial, menerapkan pembelajaran jarak jauh bagi pelajar, memperluas cakupan vaksinasi, memberlakukan 3T (tes, telusur, dan treatment), serta mempersiapkan rumah sakit.

Soal pembatasan sosial, pemerintah telah menaikkan level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di daerah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek) menjadi level 3, Senin (7/2). Kebijakan yang sama juga berlaku untuk Bandung Raya, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), dan Bali.

Khusus mengenai mempersiapkan rumah sakit, dia menekankan lima aspek, yakni ketersediaan tempat tidur dan ruang rawat, obat dan alat, sistem kerja yang aman, sistim rujukan yang cermat, serta ketersediaan dan sistem kerja yang baik bagi tenaga kesehatan.

Perawatan covid di rs berapa lama
Perawatan covid di rs berapa lama

Sumber gambar, Antara foto

Keterangan gambar,

Sejumlah pasien beristirahat di ruang IGD (Instalasi Gawat Darurat) tambahan di RSUD Bekasi, Jawa Barat, Rabu (23/6/2021).

Bagaimana kesiapan fasilitas kesehatan?

Presiden Joko Widodo, dalam keterangan pers pada 3 Februari lalu, mengatakan lonjakan kasus Covid sudah diperkirakan dan diantisipasi pemerintah dari "segi rumah sakit, obat-obatan dan oksigen, fasilitas isolasi maupun tenaga Kesehatan".

Menurutnya, "kondisi rumah sakit hingga saat ini juga masih terkendali".

Akan tetapi, sebagaimana dilaporkan Koran Tempo, ratusan tenaga kesehatan tertular Covid sehingga banyak puskesmas tutup.

BBC News Indonesia juga melaporkan rumah sakit utama di Jakarta hampir penuh dengan pasien Covid-19.

Untuk mengatasinya, pemerintah mengklaim telah memperkuat layanan fasilitas kesehatan, baik untuk rujukan (rumah sakit) maupun primer (puskesmas, klinik, dan telemedisin).

Perawatan covid di rs berapa lama
Perawatan covid di rs berapa lama

Sumber gambar, ANTARA PHOTO

Keterangan gambar,

Petugas melakukan pemeriksaan COVID-19 pada pasien di IGD di RSUD Depok, Jawa Barat, Jumat (4/2/2022).

Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Brian Sri Prahastuti, mengatakan faskes-faskes rujukan saat ini sudah menambah kapasitas tempat tidur dan ICU dengan membuat tenda RS darurat dan mengonversi ruang rawat biasa menjadi ruang isolasi COVID-19 dan ICU. Selain itu, juga ada penambahan stok obat dan alat kesehatan.

"Jumlah nakes, baik dokter maupun perawat, terus ditambah dengan pengaturan sif sedemikian rupa. Dengan demikian, jika ada nakes yang kelelahan atau terpapar, bisa segera teratasi," tutur Brian sebagaimana dilaporkan kantor berita Antara.

Untuk faskes primer, kata Brian, lebih difokuskan pada penanganan dan pantauan pasien tanpa gejala dan bergejala ringan.

"Dengan begitu RS hanya menangani kasus sedang, berat, dan kritis. Ini strateginya," katanya.

Dalam kesempatan itu, Brian juga mengungkapkan bahwa pemerintah mengaktifkan kembali pembiayaan kasus COVID-19 untuk insentif nakes, penyediaan obat, dan perawatan pasien Covid-19, termasuk merekrut dokter untuk ditempatkan di RS darurat, RSUD, dan puskesmas.

Perawatan covid di rs berapa lama
Perawatan covid di rs berapa lama

Sumber gambar, Antara foto

Keterangan gambar,

Petugas kesehatan membawa pasien menuju ruangan perawatan dari pelayanan Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bandung, Jawa Barat, Kamis (1/7/2021).

Rumah sakit 'hampir penuh'

Berdasarkan pemantauan BBC News Indonesia, rumah sakit utama di Jakarta sudah penuh dengan pasien Covid-19 dengan gejala sedang, berat hingga kritis.

Bed occupancy rate (BOR) atau tingkat keterisian tempat tidur di RSUP Persahabatan mencapai 85%.

"Tapi itu bukan angka mutlak, karena sewaktu-waktu kami bisa tambah tempat tidur, tambah ruangan sehingga nggak akan mungkin full juga, karena akan terus ditambah," kata Dokter Spesialis Paru RSUP Persahabatan, Erlina Burhan kepada BBC News Indonesia, Jumat (04/02).

Saat ini tempat tidur di RSUP Persahabatan untuk rawat pasien Covid mencapai 65 unit. Pasien yang mendapat perawatan hanya yang bergejala sedang, berat hingga kritis.

Sementara yang bergejala ringan, setelah menjalani diagnosa dan diberi vitamin lalu "dipulangkan" untuk menjalani isolasi mandiri.

"Kalau delta dulu 300 [unit tempat tidur], kalau kasusnya naik terus, kita akan buka terus, tambah terus tempat tidur.

"Tapi kalau yang dirawatnya banyak sekali, melebihi [kasus varian] delta yang kemarin, ya kita pasti bakalan kolaps dan kewalahan," tambah dokter Erlina.

Selain itu, Erlina juga mengatakan untuk mencegah tenaga kesehatan tumbang, pihaknya telah mempersiapkan sistem sif jaga bergiliran di ruang rawat isolasi. "Sehingga tidak tiap hari [masuk]. Jadi dalam sebulan, 10 hari di ruang isolasi," katanya.

Kendati demikian, sejumlah RSUD di Jakarta tak tampak tumpukan orang di depan Instalasi Gawat Darurat.

Perawatan covid di rs berapa lama
Perawatan covid di rs berapa lama

Keterangan gambar,

RSUP Cipto Mangunkusumo di Jakarta

Sementara itu, pada Jumat (04/02), pelataran RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) dipadati hilir mudik mobil dan motor yang keluar masuk portal parkir.

Kursi-kursi tunggu yang tersedia di dalam dan luar gedung sudah setengahnya terisi orang-orang dengan wajah letih.

Sebagian lainnya, menunggu di luar gedung; ada yang menggunakan kursi roda, sebagian tubuh dibalut perban sembari menenteng berkas-berkas dalam map transparan.

Sementara, kesibukan lainnya terjadi di ruang tes PCR. Kursi berjarak terisi penuh antrean mereka yang ingin mengetahui apakah tubuhnya terinfeksi virus Covid atau tidak.

Perawatan covid di rs berapa lama
Perawatan covid di rs berapa lama

Keterangan gambar,

Sejumlah orang menunggu di depan gedung IGD RSCM

Sekitar 30 meter dari lokasi tes PCR terdapat Gedung RSCM Kiara, tempat khusus pasien Covid mendapat perawatan.

Dari pantauan BBC News Indonesia, dalam satu jam terdapat dua mobil ambulans tiba di depan pintu gedung membawa pasien.

Adapun di bagian luar gedung IGD RSCM, saat itu tampak lengang. Tiga mobil ambulans terpakir tak jauh dari situ.

Seorang tenaga kesehatan lengkap dengan APD bersama dengan brankar atau ranjang dorong bersiaga di luar gedung.

Namun, seorang tenaga kesehatan yang berjaga di RSCM mengatakan kepada BBC News Indonesia bahwa kondisi di dalam IGD "chaos banget" karena pasien-pasien Covid mulai berdatangan.

"Kondisinya berat sih. Terutama anak dan orang tua," kata dokter yang enggan disebut namanya.

BBC News Indonesia menghubungi pihak RSCM untuk mengkonfirmasi hal ini, tapi belum mendapat respons.

Penuh sebelum puncak

Perawatan covid di rs berapa lama
Perawatan covid di rs berapa lama

Sumber gambar, Willy Kurniawan/Reuters

Keterangan gambar,

Seorang relawan beristirahat setelah bersama dua orang rekannya membawa petih jenazah seorang warga kota Bogor yang meninggal akibat Covid, Kamis (08/07).

Bagaimanapun, situasi Covid hari ini masih belum pada puncaknya, seperti yang diprediksi Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin.

Dalam beberapa kesempatan ia mengestimasi puncak kasus Covid gelombang ketiga akan terjadi pada akhir Februari.

"Kita masih belum tahu berapa puncaknya di Indonesia, yang perkiraan kami akan terjadi di akhir Februari," kata Menkes Budi Gunadi beberapa waktu lalu.

Ia juga mengestimasi jumlah kasus harian periode Omicron bisa lebih tinggi hingga enam kali lipat dari varian Delta.

Perawatan covid di rs berapa lama
Perawatan covid di rs berapa lama

Sumber gambar, ANTARAFOTO/Dhemas Reviyanto/rwa

Keterangan gambar,

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengikuti rapat kerja dengan Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (25/1/2022).

"Bisa tiga kali sampai enam kali dibandingkan puncak Delta. Di mana puncaknya Delta di Indonesia 57.000 kasus per hari," tambah Menkes Budi yang juga mengatakan prediksi ini diambil dari kasus-kasus di beberapa negara lain.

Ia juga mengimbau masyarakat, "Kami minta tolong tetap waspada. Tolong tetap hati-hati. Kalau tidak perlu sekali berkerumun atau mobilitas, yuk kita kurangi."

Bagaimanapun, dalam situasi terkini pemerintah mengambil kebijakan mempertahankan sekolah tatap muka, termasuk mengurangi jumlah hari karantina bagi pelaku perjalanan luar negeri dari tujuh hari menjadi lima hari.

'Kecemasan seorang nakes menghadapi gelombang ketiga'

Sejauh ini tak banyak tenaga kesehatan yang bisa bicara secara terbuka mengenai kondisi dan status Covid. Namun, seorang nakes yang berjaga di IGD fasilitas kesehatan milik pemerintah di Jakarta Timur bercerita tentang kecemasannya menghadapi gelombang ketiga Omicron.

Ia meminta BBC News Indonesia untuk menyamarkan nama dan lokasi tempat kerjanya.

Baca juga:

  • Pemerintah kurangi PTM di sekolah jadi 50 persen di daerah PPKM level 2 setelah kasus Covid melonjak
  • Pasien Covid di RS terus meningkat didominasi pasien bergejala ringan, efektivitas layanan telemedisin dipertanyakan

Sari - bukan nama sebenarnya - mengatakan saat ini puskesmas tempat ia bekerja sudah bisa merujuk 15 pasien dalam satu hari.

"Jadi beberapa kali saat saya jaga, anak sekolah SD, SMP banyak yang positif karena acara di sekolah. Terus guru wali kelasnya positif. Iya, anak kecil banyak yang kena," katanya.

Pasien-pasien ini dirujuk untuk melakukan isolasi di RS darurat Wisma Atlet, dengan waktu tunggu antrean hingga enam jam.

Dari puskesmas tersebut, sejauh ini, belum ada yang dirujuk ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan intensif, "karena gejalanya ringan, kayak batuk pilek ngilu-ngilu."

Bagaimanapun, Sari mengatakan lonjakan kasus belakangan ini "cepat banget".

Perawatan covid di rs berapa lama
Perawatan covid di rs berapa lama

Sumber gambar, Antara foto

Keterangan gambar,

Dua tenaga kesehatan beristirahat di sela-sela tugas di salah satu rumah sakit di Ciamis, Jawa Barat.

"Karena di puskesmas pun nakesnya sudah banyak yang positif."

"Iya, ini sih menurut saya sudah banyak banget, dan saya sendiri jadinya takut banget. Jadi kalau pulang ke rumah itu benar-benar harus mandi dulu. Semprot-semprot, mandi lagi," kata Sari.

Lonjakan kasus Covid belakangan ini juga mengingatkan Sari pada masa-masa kelam saat gelombang kedua menghantam fasilitas kesehatan.

Saat itu, pada Juli 2021, Lapor Covid mencatat sebanyak 500 tenaga kesehatan meninggal dalam satu bulan.

Perawatan covid di rs berapa lama
Perawatan covid di rs berapa lama

Sumber gambar, Antara

Keterangan gambar,

Sejumlah tenaga kesehatan membawa lilin saat akan memberi penghormatan terakhir bagi jenazah rekannya di Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Kamis (24/6).

Sari saat itu masih bekerja di salah satu RSUD di Jakarta Timur, sebelum pindah ke puskesmas.

"Waktu itu IGD kita nggak bisa merawat pasien Covid. Sehingga beberapa pasien yang jelek [kritis] pun itu kami harus merujuk. Bahkan satu malam, saya bisa merujuk sembilan pasien sekaligus," kata Sari.

Kondisi saat itu disebut Sari "benar-benar parah". Banyak rekan kerjanya yang terinfeksi Covid, namun tetap dipaksa untuk bekerja.

"Bahkan kami hampir semua nakes di IGD sudah isolasi mandiri. Gara-gara positif."

Perawatan covid di rs berapa lama
Perawatan covid di rs berapa lama

Sumber gambar, EPA

Keterangan gambar,

Sejumlah staf medis memakai baju pelindung dalam menangani para pasien Covid-19.

Nakes yang sebelumnya mendapat jatah melakukan isolasi mandiri selama 14 hari dipangkas menjadi 10 hari. "Bahkan kami dengan PCR yang masih positif itu pun kami harus masuk kerja," katanya.

"Hampir semua pengalamannya bikin saya takut. Sebenarnya nakes-nakes di luar sana itu mungkin pasien lihat fine-fine saja, tapi kami tuh di ruang jaga suka nangis. Pertama, teman kami banyak yang gugur.

"Ketika kamu harus merujuk teman sejawat sendiri baik ke rumah sakit maupun ke Wisma Atlet. Itu yang membuat kami makin stres. Jadi sebenarnya, psikis kami terganggu," cerita Sari.

Sari menyoroti perkembangan lonjakan kasus di tengah protokol masyarakat yang abai, termasuk kebijakan-kebijakan pemerintah yang masih mempertahankan sekolah tatap muka, makan di tempat restoran, mal dan bioskop yang masih dibuka.

"Jadi sejujurnya trauma banget sama yang delta kemarin," kata Sari.

Video terkait yang mungkin menarik untuk Anda simak:

Keterangan video,

Krisis oksigen: 'Saat Papa pulang bawa tabung, kondisi Mama sudah parah'