Jelaskan secara singkat biografi tentang Ahmad Soebardjo

dampak positif transportasi dalam penyaluran barang adalah plis tolong ya​

Di bawah merupakan ilustrasi dari materi pengaruh perubahan dan interksi antarruang silahkan jelaskan perubahan dan interaksi antarruang dalam bentuk … bagaimanakah apa dampak dan solusi dari dampak negatif yang cocok bagi ilustrasi tersebut Pengiriman barang​

buatlah teka-teki silang IPS​

Bapak pendiri benua amerikamudah itu​

Manusia hidup dengan berbagai kebutuhannya masing-masing, salah satunya kebutuhan individu. Pernyataan yang tepat tentang kebutuhan individu adalah .. … ..​

2. Persegi panjang ABCD direfleksikan terhadapgaris y = -1 menghasilkan persegi panjangA'B'C'D'. Diketahui koordinat titik A'(1, -3). B'(4, -3), C'(4, … -5), dan D'(1,-5). a. Tentukan koordinat titik A, B, C, dan D. b. Berapakah luas bidang persegi panjang ABCD?.

Langkah-langkah pembuatan produk olahan limbah buah kelapa.

B. Anyaman daun pandan merupakan kerajinan khas sumatera barat. Guru mengajak siswa membuat anyaman dari daun pandan. Para siswa membuat anyaman berbe … ntuk kipas B. Tuliskan dua aktivitas yang sudah kamu lakukan dalam upaya melestarikan budaya bangsa.

Carilah nama barang dari luar negeri yang masuk ke Indonesia.

Dampak negatif yang timbul sebagai akibat dari letak dan kondisi geografis adalah.

Biografi dan Profil Lengkap Ahmad Soebardjo – Mr. Raden Achmad Soebardjo Djojoadisoerjo merupakan tokoh pejuang kemerdekaan Indonesia, diplomat, dan seorang Pahlawan Nasional Indonesia. Achmad Soebardjo adalah Menteri Luar Negeri Indonesia yang pertama. Achmad Soebardjo lahir di Karawang, Jawa Barat pada 23 Maret 1896 dan Ia meninggal di Jakarta pada 15 Desember 1978 pada umur 82 tahun.

Profil Singkat Mr. Achmad Soebardjo

Nama: Mr. Raden Achmad Soebardjo Djojoadisoerjo
Lahir: Karawang, Jawa Barat, 23 Maret 1896
Meninggal: Jakarta, 15 Desember 1978
Istri: Raden Ayu Pudji Astuti (dikenal dengan Pudji Soebardjo)
Nama Orang Tua: Ayah: Teuku Muhammad Yusuf Ibu: Wardinah

Agama: Islam


Pendidikan: Hogere Burger School, Jakarta Universitas Leiden, Belanda

Karier:

Menteri Luar Negeri Indonesia (2 September 1945 – 14 November 1945) Menteri Luar Negeri Indonesia (4 Agustus 1951 – 20 Desember 1952)

Duta Besar Republik Indonesia di Switzerland antara tahun 1957 – 1961.

Riwayat Hidup dan Perjuangan Mr. Achmad Soebardjo

Achmad Soebardjo lahir di Teluk Jambe, Karawang, Jawa Barat pada tanggal 23 Maret 1896. Ia merupakan putra dari pasangan Teuku Muhammad Yusuf dan Wardinah. Sang ayah masih keturunan bangsawan Aceh dari Pidie, Kakek Achmad Soebardjo dari pihak ayah adalah Ulee Balang dan ulama di wilayah Lueng Putu. Teuku Yusuf bekerja sebagai pegawai pemerintahan dengan jabatan Mantri Polisi di wilayah Teluk Jambe, Kerawang. Sedangkan sang ibu merupakan keturunan Jawa-Bugis dan merupakan anak dari Camat di Telukagung, Cirebon.

Mulanya, Achmad Soebardjo diberi nama Teuku Abdul Manaf oleh ayahnya dan Achmad Soebardjo oleh ibunya. Sedangkan, nama Djojoadisoerjo ditambahkannya sendiri setelah dewasa, saat ia ditahan di penjara Ponorogo karena Peristiwa 3 Juli 1946.

Achmad Soebardjo bersekolah di Hogere Burger School, Jakarta (saat ini setara dengan Sekolah Menengah Atas) pada tahun 1917. Kemudian ia melanjutkan pendidikannya di Universitas Leiden, Belanda dan memperoleh ijazah Meester in de Rechten (saat ini setara dengan Sarjana Hukum) di bidang undang-undang pada tahun 1933.

Semasa masih menjadi mahasiswa, Soebardjo aktif dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia melalui beberapa organisasi seperti Jong Java dan Persatuan Mahasiswa Indonesia di Belanda. Pada bulan Februari 1927, ia menjadi wakil Indonesia bersama Mohammad Hatta dan para ahli gerakan-gerakan Indonesia pada persidangan antarbangsa “Liga Menentang Imperialisme dan Penindasan Penjajah” yang pertama di Brussels dan selanjutnya di Jerman. Pada persidangan pertama tersebut juga hadir Jawaharlal Nehru dan pemimpin nasionalis lainnya yang terkenal dari Asia dan Afrika. Sewaktu kembalinya ke Indonesia, Soebardjo aktif menjadi anggota Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), dan kemudian Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).

Pada 16 Agustus 1945, para pemuda pejuang termasuk Chaerul Saleh, Sukarni, dan Wikana, Shodanco Singgih, dan pemuda lainnya membawa Soekarno dan Moh. Hatta ke Rengasdengklok (Peristiwa Rengasdengklok). Tujuannya yaitu agar Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta tidak terpengaruh oleh Jepang.

Para pemuda pejuang tersebut kembali meyakinkan Soekarno bahwa Jepang telah menyerah dan para pejuang telah siap untuk melawan Jepang, apa pun risikonya. Di Jakarta terjadi perundingan antara golongan muda yang diwakilkan oleh Wikana dan golongan tua diwakilkan oleh Achmad Soebardjo. Achmad Soebardjo menyetujui untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia di Jakarta. Maka diutuslah Yusuf Kunto untuk mengantar Achmad Soebardjo ke Rengasdengklok. Mereka menjemput Soekarno dan Moh. Hatta kembali ke Jakarta. Achmad Soebardjo berhasil meyakinkan para pemuda untuk tidak terburu-buru memproklamasikan kemerdekaan.

Perjalanan Karier Mr. Achmad Soebardjo Setelah Kemerdekaan

Pada tanggal 18 Agustus 1945, Soebardjo dilantik sebagai Menteri Luar Negeri pada Kabinet Presidensial yaitu kabinet Indonesia yang pertama. Pada tahun 1951 – 1952, Ia kembali menjabat menjadi Menteri Luar Negeri. Selain itu, ia juga menjadi Duta Besar Republik Indonesia di Switzerland antara tahun 1957-1961.

Dalam bidang pendidikan, Soebardjo merupakan profesor dalam bidang Sejarah Perlembagaan dan Diplomasi Republik Indonesia di Fakultas Kesusasteraan, Universitas Indonesia.

Wafatnya Mr. Achmad Soebardjo dan Diangkat sebagai Pahlawan Nasional

Pada 15 Desember 1978, Achmad Soebardjo Djojoadisoerjo meninggal dunia dalam usia 82 tahundi Rumah Sakit Pertamina, Kebayoran Baru, akibat flu yang menimbulkan komplikasi. Kemudian, Ia dimakamkan di Cipayung, Bogor.

Pada tahun 2009, Pemerintah mengangkat almarhum Achmad Soebardjo sebagai salah satu Pahlawan Nasional Indonesia.

Demikian artikel tentang “Biografi dan Profil Lengkap Achmad Soebardjo – Menteri Luar Negeri Indonesia Ke-1“, semoga bermanfaat


Jelaskan secara singkat biografi tentang Ahmad Soebardjo

 Ahmad Subardjo Djoyoadisuryo

            Soebardjo adalah tokoh pejuang kemerdekaan Indonesia, diplomat, dan Pahlawan Nasional Indonesia. Ia juga Menteri Luar Negeri Indonesia yang pertama. Semasa remaja Subarjo sekolah di Hogere Burger School, Jakarta (Setara dengan Sekolah Menengah Atas) pada tahun 1917. Ia kemudian melanjutkan pendidikannya di Universitas Leiden, Belanda dan memperoleh ijazah Meester in de Rechten (saat ini setara dengan Sarjana Hukum) di bidang undang-undang pada tahun 1933. Dalam bidang pendidikan, Sebardjo merupakan profesor dalam bidang Sejarah Perlembagaan dan Diplomasi Republik Indonesia di Fakultas Kesusasteraan, Universitas Indonesia.

            Achmad Soebardjo lahir di Teluk Jambe, Karawang, Jawa Barat, tanggal 23 Maret 1896. Ayahnya bernama Teuku Muhammad Yusuf, masih keturunan bangsawan Aceh dari Pidie. Ibu Ahmad Soebardjo bernama Wardinah. Ia keturunan Jawa-Bugis, dan anak dari Camat di Telukagung, Cirebon.  Ketika menjadi mahasiswa, Soebardjo aktif dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia melalui organisasi kepemudaan seperti Jong Jawa dan Persatuan Mahasiswa Indonesia di Belanda. Ahmad Subarjo juga pernah menjadi utusan Indonesia bersama dengan Mohmmad Hatta pada konferensi antar bangsa "Liga Menentang Imperialisme dan Penindasan Penjajah" yang pertama di Brussels dan kemudiannya di Jerman. Pada persidangan pertama itu juga ia bertemu Jawaharlal Nehru dan pemimpin-pemimpin nasionalis yang terkenal dari Asia dan Afrika. Sewaktu kembalinya ke Indonesia, ia aktif menjadi anggota Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). 

Karir Ahmad Subarjo terus naik ketika dilantik menjadi Menteri Luar Negeri tanggal 17 Agustus 1945, sekaligus sebagai menteri luar negeri pertama. Kabinet saat itu bernama Kabinet Presidensial, kemudian menjabat Menteri Luar Negeri sekali lagi pada tahun 1951 - 1952. Selain itu, ia juga menjadi Duta Besar Republik Indonesia di Switzerland antara tahun-tahun 1957 - 1961.
Ahmad Subardjo Djoyoadisuryo meninggal dunia dalam usia 82 tahun di Rumah Sakit Pertamina, Kebayoran Baru, akibat flu yang menimbulkan komplikasi. Ia dimakamkan di rumah peristirahatnya di Cipayung, Bogor. Pemerintah mengangkat almarhum sebagai Pahlawan Nasionl pada
tahun 2009.